Waspadai, Ini Komponen Transmisi Manual pada Mobil yang Rawan Rusak
loading...
A
A
A
JAKARTA - Komponen transmisi manual pada mobil ternyata ada beberapa yang rawan rusak. Hal itu tentu akan merugikan Anda jika tidak merawatnya dengan benar.
Saat ini mobil transmisi manual memang terkesan kalah popular dibanding mobil transmisi otomatis. Hanya saja masih banyak orang melirik mobil transmisi manual karena faktor harga dan perawatan yang jauh lebih murah.
Mobil-mobil dengan transmisi manual umumnya memang diposisikan sebagai produke entry level. Sebaliknya mobil transmisi otomatis mengisi kelas menengah ke atas. Jadi wajar jika harga mobil transmisi manual lebih murah ketimbang transmisi otomatis.
Begitu juga dari segi perawatan yang lebih kompetitif. Pemilik mobil transmisi otomatis akan disibukkan dengan perawatan khusus transmisi yang cukup menguras dompet.
Hanya saja jangan salah sangka dulu. Perawatan yang tidak tepat dan cenderung membiarkan justru membuat mobil transmisi manual kerap merugikan.
Pasalnya ada komponen pada mobil transmisi manual yang rawan rusak. Apabila dibiarkan tanpa perawatan tentu akan membuat pemiliknya kerepotan.
Secara garis besar, ada tiga komponen transmisi manual yang dinilai rawan rusak dan fokus di area kopling.
1. Kampas Kopling
Kampas kopling merupakan bagian dalam transmisi manual yang menyalurkan tenaga dari mesin ke rumah transmisi. Perannya termasuk paling penting sekaligus berat lantaran menerima dan menyalurkan tenaga mesin ke transmisi manual.
Ketebalan kampas kopling pasti berkurang akibat terkikis saat pemakaian dengan usia rata-rata sekitar 80.000 kilometer. Meski begitu, cara berkendara yang tidak tepat dapat memperpendek usianya.
Jika kampas kopling sudah aus maka akan berpengaruh terhadap perpindahan gigi transmisi yakni terasa lebih sulit. Selain itu, akan terjadi selip kopling yang membuat penyaluran tenaga mesin ke transmisi terhambat dan membuat mobil tidak dapat berlari.
Bahkan dalam kondisi tertentu bisa muncul bau sangit seperti metal terbakar lantaran kampas kopling sudah habis.
2. Tutup Kopling (Clutch Cover)
Komponen kopling selanjutnya yang rawan masalah adalah tutup kopling atau clutch cover. Tutup kopling bertindak layaknya sebuah “rumah” bagi beberapa komponen seperti pegas diafragma serta pelat penekan.
Letaknya menyelimuti kampas kopling dan terhubung langsung dengan roda gila (flywheel). Biasanya usia pakai cover ini sama dengan kampas kopling.
Oleh karena itu, ketika melakukan penggantian kampas kopling disarankan turut mengganti tutup kopling. Kalau penggantian kampas kopling tidak bersama dengan cover kopling, maka akan berisiko usia pakai kampas kopling lebih pendek disebabkan kondisi cover kopling yang lama sudah tidak rata.
Hal tersebut yang menyebabkan kopling mudah rusak meskipun kampas sudah diganti dengan yang baru.
3. Release Bearing
Komponen ini merupakan bagian kecil pada perangkat clutch cover yang bertugas menyalurkan tekanan yang berasal dari garpu pembebas atau actuator cylinder. Jika release bearing sudah rusak, pengaruhnya adalah proses perpindahan gigi transmisi jadi lebih sulit. Tentu kamu tidak mau kesulitan memindahkan gigi transmisi di jalan menanjak yang macet.
Saat ini mobil transmisi manual memang terkesan kalah popular dibanding mobil transmisi otomatis. Hanya saja masih banyak orang melirik mobil transmisi manual karena faktor harga dan perawatan yang jauh lebih murah.
Mobil-mobil dengan transmisi manual umumnya memang diposisikan sebagai produke entry level. Sebaliknya mobil transmisi otomatis mengisi kelas menengah ke atas. Jadi wajar jika harga mobil transmisi manual lebih murah ketimbang transmisi otomatis.
Begitu juga dari segi perawatan yang lebih kompetitif. Pemilik mobil transmisi otomatis akan disibukkan dengan perawatan khusus transmisi yang cukup menguras dompet.
Hanya saja jangan salah sangka dulu. Perawatan yang tidak tepat dan cenderung membiarkan justru membuat mobil transmisi manual kerap merugikan.
Pasalnya ada komponen pada mobil transmisi manual yang rawan rusak. Apabila dibiarkan tanpa perawatan tentu akan membuat pemiliknya kerepotan.
Secara garis besar, ada tiga komponen transmisi manual yang dinilai rawan rusak dan fokus di area kopling.
1. Kampas Kopling
Kampas kopling merupakan bagian dalam transmisi manual yang menyalurkan tenaga dari mesin ke rumah transmisi. Perannya termasuk paling penting sekaligus berat lantaran menerima dan menyalurkan tenaga mesin ke transmisi manual.
Ketebalan kampas kopling pasti berkurang akibat terkikis saat pemakaian dengan usia rata-rata sekitar 80.000 kilometer. Meski begitu, cara berkendara yang tidak tepat dapat memperpendek usianya.
Jika kampas kopling sudah aus maka akan berpengaruh terhadap perpindahan gigi transmisi yakni terasa lebih sulit. Selain itu, akan terjadi selip kopling yang membuat penyaluran tenaga mesin ke transmisi terhambat dan membuat mobil tidak dapat berlari.
Bahkan dalam kondisi tertentu bisa muncul bau sangit seperti metal terbakar lantaran kampas kopling sudah habis.
2. Tutup Kopling (Clutch Cover)
Komponen kopling selanjutnya yang rawan masalah adalah tutup kopling atau clutch cover. Tutup kopling bertindak layaknya sebuah “rumah” bagi beberapa komponen seperti pegas diafragma serta pelat penekan.
Letaknya menyelimuti kampas kopling dan terhubung langsung dengan roda gila (flywheel). Biasanya usia pakai cover ini sama dengan kampas kopling.
Oleh karena itu, ketika melakukan penggantian kampas kopling disarankan turut mengganti tutup kopling. Kalau penggantian kampas kopling tidak bersama dengan cover kopling, maka akan berisiko usia pakai kampas kopling lebih pendek disebabkan kondisi cover kopling yang lama sudah tidak rata.
Hal tersebut yang menyebabkan kopling mudah rusak meskipun kampas sudah diganti dengan yang baru.
3. Release Bearing
Komponen ini merupakan bagian kecil pada perangkat clutch cover yang bertugas menyalurkan tekanan yang berasal dari garpu pembebas atau actuator cylinder. Jika release bearing sudah rusak, pengaruhnya adalah proses perpindahan gigi transmisi jadi lebih sulit. Tentu kamu tidak mau kesulitan memindahkan gigi transmisi di jalan menanjak yang macet.
(wsb)