Hijrah ke Mesin Listrik, Ford Bakal PHK 8.000 Karyawan
loading...
A
A
A
TEXAS - Pabrikan mobil asal Amerika Serikat, Ford dikabarkan akan memangkas seperempat karyawannya di tengah ekspansi ke kendaraan listrik. Setidaknya ada 8.000 karyawan yang terancam diberhentikan.
Seperti dilansir dari The Verge, Sabtu (23/7/2022), pemangkasan karyawan akan banyak dilakukan di sekor mesin pembakaran. Adapun tujuan pemangkasan adalah untuk mengurangi biaya operasional perusahaan.
Ford dikabarkan akan mengurangi beban sekitar USD3 miliar atau setara Rp 44,9 triliun hingga tahun 2026. Namun ini masih spekulasi dan masih bisa berubah, kemungkinan dilakukan secara bertahap mukai musim panas ini.
Untuk diketahui, Ford sendiri mempekerjakan sekitar 31.000 orang di AS. Awal tahun ini, Ford membagi dirinya menjadi dua entitas, yakni kendaraan ICE dan Ford Model E yang berfokus pada kendaraan listrik dan proyek perangkat lunak.
Dengan Ford membelah bisnisnya menjadi dua, Ford menyebut akan menghasilkan pendapatan yang akan membantu kekuatan Ford Model E untuk mengembangkan produk baru dan inovatif.
CEO Ford, Jim Farley dilaporkan mengirim pesan video kepada karyawan, dan dia tidak menyangkal bahwa PHK massal akan datang dan menegaskan kembali tujuan untuk mengurangi biaya operasional di perusahaan.
Sementara T.R. Reid, direktur komunikasi kebijakan perusahaan dan publik di Ford, menolak untuk membahas apa yang disebutnya sebagai "spekulasi sesat orang lain tentang bisnis kami".
"Kami membentuk kembali pekerjaan kami dan memodernisasi organisasi kami untuk mewujudkan rencana transformasi yang kami sebut Ford+, yang mencakup memimpin di era baru kendaraan listrik terhubung yang mengganggu dan menarik,” kata Reid.
“Kami membentuk kembali apa yang terjadi di semua unit bisnis otomotif kami dan seluruh perusahaan. Dan kami telah menetapkan target yang jelas untuk meningkatkan struktur biaya kami di sepanjang jalan, jadi bisnis kami lebih sederhana dan sepenuhnya kompetitif dengan yang terbaik di industri ini.” tambahnya.
Ford mengatakan pihaknya bermaksud untuk menghabiskan USD 50 miliar untuk beralih ke kendaraan listrik. Ketika dia mengumumkan restrukturisasi, Farley mengatakan bahwa Ford harus menjadi mesin keuntungan dan uang untuk seluruh perusahaan.
Tetapi keuntungan sulit didapat di tengah pergeseran luas dalam industri otomotif. Ford kehilangan USD3,1 miliar pada kuartal pertama 2022, sebagian besar karena penurunan tajam nilai sahamnya di perusahaan EV Rivian.
Laba operasional perusahaan adalah USD2,3 miliar, turun dari USD3,9 miliar pada kuartal pertama tahun 2021. Ford mengatakan bahwa pemotongan staf adalah salah satu kunci untuk meningkatkan keuntungan.
Perusahaan telah mengatakan bahwa mereka merekayasa ulang kendaraannya dengan cepat untuk meningkatkan keuntungan, termasuk memperkenalkan bahan kimia baterai yang lebih murah untuk diproduksi.
Perusahaan telah mengatakan bahwa pada akhir 2023, mereka berencana untuk memiliki pasokan baterai yang cukup sehingga dapat mendukung produksi 270.000 Mustang Mach-Es, 150.000 Transit EV, 150.000 F-150 Lightning, dan 30.000 unit midsize yang serba baru.
Seperti dilansir dari The Verge, Sabtu (23/7/2022), pemangkasan karyawan akan banyak dilakukan di sekor mesin pembakaran. Adapun tujuan pemangkasan adalah untuk mengurangi biaya operasional perusahaan.
Ford dikabarkan akan mengurangi beban sekitar USD3 miliar atau setara Rp 44,9 triliun hingga tahun 2026. Namun ini masih spekulasi dan masih bisa berubah, kemungkinan dilakukan secara bertahap mukai musim panas ini.
Untuk diketahui, Ford sendiri mempekerjakan sekitar 31.000 orang di AS. Awal tahun ini, Ford membagi dirinya menjadi dua entitas, yakni kendaraan ICE dan Ford Model E yang berfokus pada kendaraan listrik dan proyek perangkat lunak.
Dengan Ford membelah bisnisnya menjadi dua, Ford menyebut akan menghasilkan pendapatan yang akan membantu kekuatan Ford Model E untuk mengembangkan produk baru dan inovatif.
CEO Ford, Jim Farley dilaporkan mengirim pesan video kepada karyawan, dan dia tidak menyangkal bahwa PHK massal akan datang dan menegaskan kembali tujuan untuk mengurangi biaya operasional di perusahaan.
Sementara T.R. Reid, direktur komunikasi kebijakan perusahaan dan publik di Ford, menolak untuk membahas apa yang disebutnya sebagai "spekulasi sesat orang lain tentang bisnis kami".
"Kami membentuk kembali pekerjaan kami dan memodernisasi organisasi kami untuk mewujudkan rencana transformasi yang kami sebut Ford+, yang mencakup memimpin di era baru kendaraan listrik terhubung yang mengganggu dan menarik,” kata Reid.
“Kami membentuk kembali apa yang terjadi di semua unit bisnis otomotif kami dan seluruh perusahaan. Dan kami telah menetapkan target yang jelas untuk meningkatkan struktur biaya kami di sepanjang jalan, jadi bisnis kami lebih sederhana dan sepenuhnya kompetitif dengan yang terbaik di industri ini.” tambahnya.
Ford mengatakan pihaknya bermaksud untuk menghabiskan USD 50 miliar untuk beralih ke kendaraan listrik. Ketika dia mengumumkan restrukturisasi, Farley mengatakan bahwa Ford harus menjadi mesin keuntungan dan uang untuk seluruh perusahaan.
Tetapi keuntungan sulit didapat di tengah pergeseran luas dalam industri otomotif. Ford kehilangan USD3,1 miliar pada kuartal pertama 2022, sebagian besar karena penurunan tajam nilai sahamnya di perusahaan EV Rivian.
Laba operasional perusahaan adalah USD2,3 miliar, turun dari USD3,9 miliar pada kuartal pertama tahun 2021. Ford mengatakan bahwa pemotongan staf adalah salah satu kunci untuk meningkatkan keuntungan.
Perusahaan telah mengatakan bahwa mereka merekayasa ulang kendaraannya dengan cepat untuk meningkatkan keuntungan, termasuk memperkenalkan bahan kimia baterai yang lebih murah untuk diproduksi.
Perusahaan telah mengatakan bahwa pada akhir 2023, mereka berencana untuk memiliki pasokan baterai yang cukup sehingga dapat mendukung produksi 270.000 Mustang Mach-Es, 150.000 Transit EV, 150.000 F-150 Lightning, dan 30.000 unit midsize yang serba baru.
(wbs)