Fuso Canter Autobot Tengkorak Putih Jadi Andalan Yonif Raider 303 Kostrad di Papua

JAKARTA - Pasukan TNI AD, Yonif Raider 303 Kostrad, memodifikasi truk ringan Fuso Canter jadi rantis perlindungan tinggi dalam bertugas di Papua. Truk komersial yang diberinama Autobot Tengkorak Putih itu diyakini mampu melindungi pasukan Yonif Raider 303 Kostrad dari serangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua .

Modifikasi yang dilakukan di Autobot Tengkorak Putih tergolong sederhana. Truk niaga yang khas berwarna kuning itu kini dilengkapi dengan plat baja mulai dari body samping hingga bagian depan truk.

Di bagian samping plat baja dipasang lebih tinggi dari bak normal yang ada di Fuso Canter . Tentunya hal tersebut dilakukan guna melindungi pasukan Yonif Raider 303 Kostrad yang berada di dalam bak truk.

Di bagian samping juga diberikan slot khusus agar pasukan Yonif Raider 303 Kostrad bisa menempatkan senjata untuk menembak balik.





Di bagian depan juga dipasang plat baja yang hampir 90 persen menutupi kaca depan. Hanya ada sedikit coakan agar pengemudi dan penumpang di bagian depan bisa melihat kondisi di luar jalan.

Begitu juga dengan pintu depan, kiri dan kanan, yang hanya diberikan ruangan terbuka sedikit agar tetap terlindung dari serangan.

Untuk spesifikasi teknis, Autobot Tengkorak Putih masih menggunakan mesin Fuso Canter Euro 2 lama. Tidak disebutkan ketebalan plat baja yang digunakan di Autobot Tengkorak Putih. Hanya saja akun Twitter @LembagaKERIS mengunggah proses uji tembak Autobot Tengkorak Putih.



Selain kemampuan perlindungan yang tinggi, truk ini juga memiliki nama yang menarik yakni Autobot Tengkorak Putih. Pemilihan Autobot diduga karena truk tersebut bertransformasi jadi rantis perlindungan tinggi. Mirip dengan truk-truk Autobot yang ada di film Transformers. Sementara untuk Tengkorak Putih berkaitan dengan logo tengkorak putih milik Batalyo Infanteri Raider 303 Kostrad.

Kehadiran truk tersebut memang jadi perdebatan bagi beberapa penggemar kendaraan militer di Indonesia. Pasalnya Indonesia memiliki banyak rantis yang lebih siap dari segi bentuk, desain, dan performa.

Uniknya rantis tersebut justru tidak digunakan di Papua. Sementara sebagian yang lain menganalisa bahwa penempatan rantis lapis baja yang memang dibuat untuk kepentingan militer akan sangat menggangu di mata dunia.

Pengiriman kendaraan militer justru akan membuat masyarakat asing yg bekerja di Papua merasa adanya masalah keamanan yang tinggi di Papua. Itulah sebabnya militer di Indonesia menggunakan kendaraan sipil yg ada sebagai kendaraan angkut yang dimodifikasi seperti dump truk ini jadi kendaraan lapis baja.