Orang-orang Kaya Semakin Kesetanan Beli Mobil Supermewah

Kamis, 12 Januari 2023 - 13:00 WIB
loading...
Orang-orang Kaya Semakin Kesetanan Beli Mobil Supermewah
Seperti Rolls-Royce dan Lamborghini, penjualan mobil Bentley juga mencetak rekor lagi tahun ini. Foto/IST
A A A
JAKARTA - Orang-orang kaya di dunia terus memburu mobil-mobil mewah. Nilai transaksinya bahkan terus bertambah setiap tahun hingga bikin rekor tersendiri. Mereka bak kesetanan terus membeli mobil-mobil mewah mulai dari Rolls-Royce, Bentley, Bugatti, hingga Lamborghini.

Lihat saja apa yang terjadi dengan Rolls-Royce tahun lalu. Pada 2022 perusahaan mobil mewah asal Inggris itu berhasil menjual sebanyak 6.021 mobil. Artinya di sepanjang tahun macan air itu, Rolls-Royce dalam satu hari mengirimkan hampir 17 mobil ke pemesan.

Tidak heran jika tahun 2022 menjadi tahun yang sangat istimewa buat Rolls-Royce . Untuk pertama kalinya dalam sejarah mereka selama 118 tahun mereka berhasil mengirimkan sebanyak 6.000 lebih mobil mewah.

“2022 merupakan tahun yang penting bagi Rolls-Royce Motor Cars. Kami tidak hanya merilis mobil listrik kami tapi juga mengirimkan lebih dari 6.000 mobil ke seluruh dunia dalam periode 12 bulan. Namun sebagai House of Luxury sejati, penjualan bukanlah satu-satunya ukuran kesuksesan kami," tegas CEO Rolls-Royce Torsten Muller Otvos.

Bagi Rolls-Royce peningkatan penjualan memang sudah terasa sejak beberapa tahun terakhir. Di 2021 saja mereka sebenarnya sudah mencetak rekor dengan angka penjualan 5.586 unit. Kini di 2022 angka itu justru tembus 6.000 an unit. Seolah-olah memang pembeli Rolls-Royce benar-benar kesetanan untuk membawa pulang mobil mewah tersebut.

Fenomena yang sama juga terjadi dengan Bentley. Untuk pertama kalinya di 2022, Bentley berhasil menjual sebanyak lebih dari 15.000 unit mobil. Seperti Rolls-Royce, sejatinya pada 2021 Bentley juga sudah cetak rekor karena berhasil menjual sebanyak 14.659 unit.



Orang-orang Kaya Semakin Kesetanan Beli Mobil Supermewah


Peningkatan penjualan mobil tersebut tidak terlepas dari penambahan mobil baru. Selain itu faktor lainnya juga hadir karena banyaknya permintaan untuk program personalisasi Mulliner dan mobil hybrid.

“Pada tahun yang tidak dapat diprediksi, bisnis ini mengatasi hambatan yang signifikan dan menunjukkan ketahanan yang luar biasa untuk memberikan rekor penjualan tahun ketiga berturut-turut,” kata CEO Bentley Adrian Hallmark.

Di Italia kondisi yang sama juga terjadi dengan Lamborghini. Mobil sport negeri spaghetti itu berhasil mengirimkan sebanyak 9.233 unit mobil ke konsumen. Angka itu naik 10 persen dibanding penjualan 2021 yang juga mencetak rekor.

Bugatti juga tak mau kalah meski angkanya tidak terlalu fantastis dibanding lainnya. Di 2021 mereka berhasil mencetak rekor penjualan di angka 63 unit. Sepanjang 2022 mereka justru berhasil meningkatkannya jadi 90 unit. Selama 112 tahun mereka berjualan mobil baru kali ini mereka bisa menjual mobil nyaris 100 unit.

Lalu sebenarnya apa yang membuat para orang-orang kaya di dunia justru seolah kesetanan membeli mobil-mobil ultra luxury?

CEO Rolls-Royce Torsten Muller-Otvos mengatakan saat ini daya beli para orang kaya di dunia memang tidak mengalami penurunan. Mereka justru selalu siap mengeluarkan uang untuk mobil-mobil yang memang sesuai dengan keinginan mereka.



Orang-orang Kaya Semakin Kesetanan Beli Mobil Supermewah


Jadi mobil-mobil yang diminati bukan sekadar mobil baru namun juga mewakili gaya dan keinginan mereka. “Itu mengapa kami berupaya mempertahankan eksklusivitas dan kelangkaan produk,” jelasnya.

Analis dari University of San Diego, Daniel Roccato mengatakan saat ini pasar otomotif justru mengalami dua fenomena. Pertama, fenomena dimana harga-harga mobil jadi semakin tidak terkontrol serta semakin sulitnya masyarakat mendapatkan kredit mobil yang sesuai dengan kemampuan.

Di sisi lain ada fenomena dimana beberapa orang justru sangat mampu membeli mobil yang sangat mahal sekali pun. Menurutnya hal itu terjadi karena adanya peningkatan jumlah kekayaan sebesar 62 persen sepanjang Maret 2020 hingga Maret 2022.

“Kelompok inilah yang sangat kebal terhadap kondisi saat ini.Meningkatnya pendapatan mereka membuat semakin besarnya isi garasi mereka,” terang Daniel Roccato.

Lalu bagaimana dengan tahun ini, yang diprediksi bakal terjadi resesi?

Torsten Muller-Otvos mengatakan masih sangat dini untuk mendapatkan gambaran yang ada. Namun dari tanda-tanda awal setidaknya mereka masih bisa berharap banyak. “Kami tidak bilang kami imun dari kemungkinan resesi. Kita juga melihat dari pengalaman banyak bisnis yang jadi korban. Jadi mari berharap resesi tidak terjadi tahun ini. Saya sedikit optimis kami akan tetap memberikan performa yang baik di 2023,” jelasnya.
(wsb)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3273 seconds (0.1#10.140)