Tim Indonesia Membanggakan di Nissan GT Academy 2015

Jum'at, 21 Agustus 2015 - 23:45 WIB
Tim Indonesia Membanggakan di Nissan GT Academy 2015
Tim Indonesia Membanggakan di Nissan GT Academy 2015
A A A
LONDON - Wakil Indonesia Andika Rama Maulana harus puas menduduki peringkat kedua pada ajang Nissan GT Academy 2015 yang digelar di Sirkuit Internasional Silverstone, Inggris. Raihan ini cukup membanggakan karena baru pertama kali Indonesia tampil di ajang pencarian bakat pebalap dunia.

Rama-panggilan Andika Rama Maulana- yang baru kali ini mengenyam ajang balapan, mampu bersaing dengan kontestan lain yang sudah kenyang pengalaman ngebut di sirkuit.

Pada rangkaian test di Nissan GT Academy 2015, Rama kalah dari wakil Filipina, Jose Gerard Policarpio. Pada Nissan GT Academy 2015 para kontestas dari lima negara, yaitu Indonesia, Filipina, Thailand, India, dan Jepang harus melewati beberapa tantangan atau test yaitu mengendari Formula 3.000, JP-LM, Nissan GTR, Caterham, dan Nissan 370Z; GP Ninja (tes fisik) ; Gym Khana (slalom dan drift); Buggy Chalenge; race dengan Nissan 370Z di Silverstone Sirkuit; Stock Car; dan final race menggunakan Nissan 370Z. Selanjutnya, semua nilai dikumpulkan dalam super pole shoot out untuk menentukan siapa wakil di setiap negara yang akan tampil di final race. Akirnya, Rama yang terpilih mewakili Indonesia untuk final race.

Pada final race yang berlangsung di Sirkuit Silverstone, Inggris Kamis (20/8/2015) sore waktu setempat, Rama tidak bisa memaksimalkan posisinya yang meraih pole position pertama. Raihan pole position yang diraih Rama ini berkat kemenangan tim Indonesia pada kompetisi stock car sehari sebelum final race.

Saat stock car, Indonesia yang diwakili Rama dan Raira Bhaskara berhasil mengungguli empat tim dari negara Asia lainnya. Nah, pada final race setelah dilakukan super pole shoot out, Indonesia mengirimkan Rama untuk berlomba pada final race menggunakan Nissan 370Z.

Pada final race, Rama mengusai sirkuit Slverstone hingga lap ke empat dari 10 lap yang harus dilalui. Setelah lap ke empat, Rama dilewati wakil Filipina Jose Gerard Policarpio. Namun, Rama yang menggunakan Nissan 370Z nomer body 1 dengan corak hijau tak menyerah begitu saja.

Dia terus menguntit Policarpio hingga putaran terakhir. Bahkan, pada final lap,Rama hampir saja melewati Policarpio namun selalu gagal. Policarpio selalu berhasil menutup laju mobl Rama. Bahkan pada tikungan terakhir terjadi benturan antara Rama dan Policarpio karena jaka yang sangat dekat. “Dia early brake (melakukan rem lebih awal), saya mau ambil tapi sudah ditutup, terjadi benturan,” ungkap Rama usai balapan.

Rama hanya berselisih 0,288 detik dari Picarpio yang finis dengan catatan waktu 13 menit 12,433 detik. Meski berada di nomer dua, Rama menjadi peserta final race dengan catatan waktu tercepat yaitu 1 menit 18,033 detik dalam satu putaran. Rama mengaku melakukan kesalahan sehingga dia bisa didahului Picarpio pada lap ke empat.

“Itu pure salah saya, bukan salah siapa-siapa, kaki selip ketika menginjak rem. Saya mencoba memperbaiki dengan push terus, tapi tetap enggak dapat,” ungkap pemuda kelahran 1994 ini.

Meski berada kedua, Indonesia bisa berbangga karena ini adalah keikutsertaan pertama di Nissan GT Academy. Pada ajang ini Indonesia diwakili enam peserta yaitu, Datu Yogabrata, Ferson, Kreshna Agusta Mulya, Andika Rama Maulana, Raira Bhaskara, dan Pradana Yogatama. Datu Yogabrata, Ferson, Kreshna Agusta Mulya tersisih lebih awal dan Pradana Yogatama menyusul kemudian.

Mentor sekaligus pendamping enam wakil Indonesia dalam Nissan GT Academy 2015, Hamish Daud mengaku puas dengan penampilan tim Indonesia. Meski pada final race gagal meraih podium utama, namun Rama berhasil meraih fastest lap. “Dia yang paling cepat (di antara peserta lain) sampai harus keserempet,” ungkapnya.

Artis yang gemar dengan dunia automotif ini mengakui Rama beberapa kali melakukan kesalahan kecil yang membuatnya tak bisa memertahankan posisi. Hamish mengakui Rama mempunyai potensi untuk menjadi pebalap begitu juga dengan Raira.

Wakil Filipina, Jose Gerard Policarpio mengakui jika dirinya lebih banyak melakukan race daripada bermain game. Bahkan di negaranya, Policarpio adalah pebalap amatir. “Ya saya lebih disebut pebalap daripada gamer, saya bermain game juga,” kata Policaripo.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2390 seconds (0.1#10.140)