FBI Akan Bayar Rp170 Miliar Bila Bisa Buka Sistem Keamanan iPhone 5c
A
A
A
NEW YORK - Berawal dari kasus serangan teroris yang terjadi di San Bernardino, California, Amerika Serikat yang melakukan aksi penembakan, Pihak FBI membuat sayembara. Ya, dalam kasus tersebut beberapa waktu kemudian, polisi bekerjasama dengan FBI berhasil menangkap teroris tersebut. Sayangnya para tersangka berusaha melarikan diri dan akhirnya di tembak mati.
Dalam penyelidikannya, pihak kepolisian dan FBI menemukan smartphone Apple iPhone 5c para pelaku. Dimana diduga didalamnya berisi data-data penting mengenai aksi teror selanjutnya. Namun, smartphone itu dalam keadaan terkunci dan pihak kepolisian bersama FBI tak berhasil membukanya kecuali pihak Apple.
Sayangnya pihak Apple tak mau membuka enkripsi smartphone tersebut, karena menurut mereka hal tersebut sama saja merusak sistem keamanan yang telah mereka bangun selama ini. Dan yang terjadi, CEO Apple, Tim Cook di seret ke meja hijau, dan terancam penjara. Dianggap tidak mau bekerjasama dengan FBI.
Seperti dilansir dari Ubergizmo, Jumat (22/4/2016), FBI melakukan berbagai cara termasuk meminta bantuan John McAfee, salah satu pakar keamanan ternama, untuk membuka kunci iPhone 5c tersebut. Namun, hal ini tak membuahkan hasil.
Kegagalan ini membuat FBI memberikan penawaran menarik bagi siapa saja yang bisa membuka proteksi pada perangkat iPhone 5c tersebut akan mendapat bayaran mahal. Kepala keaman FBI, James Comey, mengatakan bakal membayar tinggi, meskipun tak disebutkan secara rinci namun dia memberikan gambaran pihaknya akan mengeluarkan dana setara dengan gaji 7 tahun sebagai kepala FBI, sebagai imbalannya.
Sebagai innformasi, bila dihitung secara kasar berkisar USD1,3 juta atau sekitar Rp170 miliar. Tentunya ini bisa dikatakan sebagai kompetisi untuk para hecker.
Dalam penyelidikannya, pihak kepolisian dan FBI menemukan smartphone Apple iPhone 5c para pelaku. Dimana diduga didalamnya berisi data-data penting mengenai aksi teror selanjutnya. Namun, smartphone itu dalam keadaan terkunci dan pihak kepolisian bersama FBI tak berhasil membukanya kecuali pihak Apple.
Sayangnya pihak Apple tak mau membuka enkripsi smartphone tersebut, karena menurut mereka hal tersebut sama saja merusak sistem keamanan yang telah mereka bangun selama ini. Dan yang terjadi, CEO Apple, Tim Cook di seret ke meja hijau, dan terancam penjara. Dianggap tidak mau bekerjasama dengan FBI.
Seperti dilansir dari Ubergizmo, Jumat (22/4/2016), FBI melakukan berbagai cara termasuk meminta bantuan John McAfee, salah satu pakar keamanan ternama, untuk membuka kunci iPhone 5c tersebut. Namun, hal ini tak membuahkan hasil.
Kegagalan ini membuat FBI memberikan penawaran menarik bagi siapa saja yang bisa membuka proteksi pada perangkat iPhone 5c tersebut akan mendapat bayaran mahal. Kepala keaman FBI, James Comey, mengatakan bakal membayar tinggi, meskipun tak disebutkan secara rinci namun dia memberikan gambaran pihaknya akan mengeluarkan dana setara dengan gaji 7 tahun sebagai kepala FBI, sebagai imbalannya.
Sebagai innformasi, bila dihitung secara kasar berkisar USD1,3 juta atau sekitar Rp170 miliar. Tentunya ini bisa dikatakan sebagai kompetisi untuk para hecker.
(dol)