Soal Brexit, Toyota Ketar-ketir

Sabtu, 25 Juni 2016 - 18:54 WIB
Soal Brexit, Toyota Ketar-ketir
Soal Brexit, Toyota Ketar-ketir
A A A
LONDON - Pasar otomotif Asia ikut terguncang hasil referendum Brexit memutuskan Inggris keluar dari Uni Eropa (UE). Bahkan perusahaan Raksasa otomotif Asia, Toyota menilai jika Inggris memutuskan keluar dari Eropa ini bisa menjadi ancaman bagi dunia otomotif dan usahanya.

Saat ini ada beberapa perusahaan asal Inggris yang terjun ke dalam industri pembuatan mobil, seperti Bentley, Jaguar Land Rover, Rolls-Royce, dan MINI. Meski beberapa di antara produsen itu sudah diakuisisi oleh perusahaan lain, namun mereka masih menjadikan Inggris sebagai tempat produksi

Ken Gregor, kepala keuangan dari Jaguar Land Rover mengatakan bahwa Toyota yang merupakan Industri otomotif terpenting di Uni Eropa kurang mensetujui rencana itu. jika rencana itu disetujui, maka jutaan pekerja di sektor otomotif terancam menganggur. Hal ini dikarenakan perusahaan tempat mereka bekerja diprediksi akan melakukan efisiensi, yang salah satunya dengan cara mengurangi karyawan.

Brexit akan menantang Toyota untuk memotong biaya atau membuat mobil yang lebih mahal yang tentunya akan menyakiti penjualan, Dalam surat hari salinan tersebut Toyota mengatakan ekspor hampir 90 persen dari kendaraan itu untuk membangun di Inggris, dan tiga-perempat dari mobil yang dijual di Uni Eropa.

"Keanggotaan Inggris Lanjutan dari Uni Eropa yang terbaik untuk operasi kami dan daya saing jangka panjang kami, Kami akan menghadapi tantangan bisnis yang signifikan sebagai hasil dari keputusan untuk menarik diri dari Uni Eropa." kata Toyota dalam surat yang ditandatangani oleh dua eksekutif di unit manufaktur U.K. dan perwakilan serikat pekerja ujar Ken seperti dilansir bloomberg, Sabtu (25/6/2016)

Ken menjelaskan bahwa Toyota telah menerbitkan surat terpisah pada hari Senin merinci keprihatinan atas Brexit.

"Bisnis yang dibangun di Inggris Raya untuk membuat mobil dan mesin untuk pangsa pasar Eropa, Jika Inggris. meninggalkan Uni Eropa, kami pikir itu tidak mungkin Inggris dapat menjaga perdagangan dan ini berarti kita harus membayar bea untuk suku cadang dan mobil" lanjut surat Toyota

Dari 1,5 juta mobil yang dibuat setiap tahunnya, 58 persen dikirim ke negara-negara yang ada di Eropa. Otomatis, mobil-mobil ini akan dikenai pajak 10 persen. Parahnya lagi, pabrikan mobil yang mengandalkan komponen dari luar negeri harus membayar tambahan biaya empat persen untuk impor suku cadang.

Salah satu contohnya adalah Jaguar Land Rover. Pabrikan ini dikabarkan akan mengalami kerugian hingga US$1,5 miliar, jika Brexit jadi dilakukan.

Brexit tidak hanya berdampak pada perusahaan otomotif asal Inggris. Beberapa pabrikan asal Jepang dan Amerika Serikat yang juga menjadikan Inggris sebagai basis produksi bakal mengalami kerugian akibat adanya biaya tambahan berupa pajak.
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1376 seconds (0.1#10.140)