Lakukan Aliansi dengan Nissan, Mitsubishi Ubah Strategi Bisnis
A
A
A
BEKASI - Meski Nissan Motor Co sepakat mengakuisisi 34% saham Mitsubishi Motors Corp, sekaligus mengambil alih kendali perusahaan secara de facto senilai USD2,2 miliar atau sekitar Rp29 triliun, diluar itu masih tetap menjadi kompetitor. Nissan dan Mitsubishi akan terpisah melakukan aktivitas branding, pemasaran dan jaringan penjualan seperti berjalan saat ini.
"Tujuan dari aliansi ini adalah untuk menggerakkan efek sinergi, dan kami berharap sinergi yang baik di berbagai macam area seperti pembelian, berbagi paltform umum, pengembangan teknologi terdepan, menciptakan pasar yang berkembang dan pembiayaan penjualan," ujar Osamu kepada Sindonews di Jakarta Rabu (10/8/2016).
Menurut Osamu keberadaan Nissan di Indonesia merupakan kompetitor dalam pasar. Persaingan dalam pejualan sudah pasti akan dilakukan, bahkan dirinya optimistis meraih angka penjualan di atas Nissan. Beberapa kebijakan telah disepakati kedua belah pihak dan diharapkan tidak akan terjadi benturan.
Mitsubishi dan Nissan sejatinya sudah bekerja sama dalam pengembangan dan manufaktur sejak 2011. Meskipun melakukan aliansi tak mengganggu komitmen Mitsubishi untuk membangun pabriknya di Indonesia.
"Kami akui, kami harus merubah strategi bisnis untuk penjualan, apalagi kita sudah membangun pabrik secara otomatis target akan ditambah dan ini mempunyai keterkaitan semua hal. Aliansi tetap kita jalankan namun, hal ini tidak terlihat oleh konsumen," ujarnya.
"Tujuan dari aliansi ini adalah untuk menggerakkan efek sinergi, dan kami berharap sinergi yang baik di berbagai macam area seperti pembelian, berbagi paltform umum, pengembangan teknologi terdepan, menciptakan pasar yang berkembang dan pembiayaan penjualan," ujar Osamu kepada Sindonews di Jakarta Rabu (10/8/2016).
Menurut Osamu keberadaan Nissan di Indonesia merupakan kompetitor dalam pasar. Persaingan dalam pejualan sudah pasti akan dilakukan, bahkan dirinya optimistis meraih angka penjualan di atas Nissan. Beberapa kebijakan telah disepakati kedua belah pihak dan diharapkan tidak akan terjadi benturan.
Mitsubishi dan Nissan sejatinya sudah bekerja sama dalam pengembangan dan manufaktur sejak 2011. Meskipun melakukan aliansi tak mengganggu komitmen Mitsubishi untuk membangun pabriknya di Indonesia.
"Kami akui, kami harus merubah strategi bisnis untuk penjualan, apalagi kita sudah membangun pabrik secara otomatis target akan ditambah dan ini mempunyai keterkaitan semua hal. Aliansi tetap kita jalankan namun, hal ini tidak terlihat oleh konsumen," ujarnya.
(wbs)