Mobil Ini Tercipta Akibat Keserakahan Israel
A
A
A
GAZA - Akibat keserakahan Israel yang menerapkan pembatasan bahan bakar terhadap wilayah Palestina, dua orang siswa kelahiran Palestina yang belajar di Universitas Al-Azhar Gaza menciptakan sebuah mobil yang menggunakan energi surya.
Khalid al-Bardawil dan Jamal al-Miqaty yang mendapat kerjasama penuh dari Departemen Teknik Mekatronika Universitas Al-Azhar terus mematangkan produksi mobil berkapasitas satu-tempat duduk ini yang memiliki panel surya di atas atapnya,
Walau pun tidak memiliki biaya keuangan yang besar, namun hajat untuk membangun mobil surya berkenaan berhasil direalisasikan. Masih di tahap prototipe, mobil beroda tiga ini mampu mencapai kecepatan sekitar 29 km / jam.
Menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh Universitas Al Azhar, ide mengembangkan mobil surya ini adalah satu langkah inovatif dalam menangani pembatasan pada kehidupan harian dalam wilayah Palestina.
"Motor pembangkit listrik tidak ada di Gaza dan tidak ada di antara kami yang tahu untuk membuatnya. Justru, kami harus berusaha keras untuk membawa masuknya dari luar dan melakukan modifikasi terhadapnya. Ini bukanlah suatu usaha yang mudah, namun akhirnya kami berhasil melakukannya." tutur Miqaty seperti dilansir RT.com, Kamis (8/9/2016)
Khalid al-Bardawil dan Jamal al-Miqaty yang mendapat kerjasama penuh dari Departemen Teknik Mekatronika Universitas Al-Azhar terus mematangkan produksi mobil berkapasitas satu-tempat duduk ini yang memiliki panel surya di atas atapnya,
Walau pun tidak memiliki biaya keuangan yang besar, namun hajat untuk membangun mobil surya berkenaan berhasil direalisasikan. Masih di tahap prototipe, mobil beroda tiga ini mampu mencapai kecepatan sekitar 29 km / jam.
Menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh Universitas Al Azhar, ide mengembangkan mobil surya ini adalah satu langkah inovatif dalam menangani pembatasan pada kehidupan harian dalam wilayah Palestina.
"Motor pembangkit listrik tidak ada di Gaza dan tidak ada di antara kami yang tahu untuk membuatnya. Justru, kami harus berusaha keras untuk membawa masuknya dari luar dan melakukan modifikasi terhadapnya. Ini bukanlah suatu usaha yang mudah, namun akhirnya kami berhasil melakukannya." tutur Miqaty seperti dilansir RT.com, Kamis (8/9/2016)
(wbs)