BCA Dukung Pengembangan dan Peningkatan Kualitas SDM Indonesia
A
A
A
JAKARTA - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) melalui BCA Learning Service kembali menggelar Indonesia Knowledge Forum (IKF) V. Forum ini merupakan wujud dari komitmen BCA untuk mendukung pengembangan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia.
Kali ini salah satu bank terbesar ini memilih tema "Optimizing Knowledge and Creativity to Riee the Wafe of New Generation in Accelerating Indonesia Economy" sebagai fokus pembahasan. Tema ini diangkat sebagai bentuk dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia khususnya melalui industri berbasis kreativitas dan pengetahuan.
"Kami menyadari adanya tekad kuat optimisme dari masyarakat Indonesia untuk meraih kemajuan dan perubahan pada setiap sektor. Optimisme ini harua didukung melalui pembelajaran yang memadai dari orang-orang yang tepat dan mumpuni dari sisi pengetahuan dan pengalaman," ujar Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, di Jakarta, Jumat (7/10/2016).
IKF V sendiri di bagi menjadi beberapa segmen diantaranya Economy, Marketing, Creativity & Innovation, serta HC & Leaderahip Dimana masing-masing segmen diisi oleh para pembicara yang ahli dalam bidangnya.
Hadir sebagai pmbicara di segmen Marketing, Presiden Direktur IBM Indonesia, Gunawan Susanto berbagi pengalamannya kepada para para peserta yang hadir. Dirinya berpendapat, di era yang serba digital semuanya harus cepat dan penuh inovasi. Pasalnya tidak waktu untuk terlalu berlama-lama dalam memikirkan suatu hal.
"Banyak orang berpikir semuanya harus serba perfect baru melakukan launching. Kalau kita memiliki pikiran seperti itu maka kita akan hanya berputar pada sebuah asumsi. Jadi kita hanya akan berpikir bagaimana kalu gagal dan sebagainya," ujar Gunawan.
Dirinya menambahkan, dalam menghadapi new bisnis model jika ada ide tidak perlu terlalu lama dipikirkan, tapi langsung dijalankan. Sebab sambil berjalan masukan-masukan dan ide baru yang lahir ditengah jalan dapat membantu jadi lebih baik.
Selain itu, dirinya menyarankan jika ada sebuah ide liar dan terkadang keluar konteks lebih baik jangan langsung di matikan. Sebab ada hal yang bisa di gali dari sebuah ide yang datang secara spontan.
"Kita harus bisa menghargai ide apapun, bahkan yang tidak mungkin. Contoh ada ide yang tercetus ditempat saya untuk membuat IBM radio, apakah itu mungkin?. Tapi disini kita tidak langsung mematikan ide tersebut. Kita coba lihat lagi lebih dalam apa yang IBM bisa ambil dari ide tersebut," tandasnya.
Sebagai informasi acara IKF V berlangsung selama dua hari pada 6 - 7 Oktober dan dilengkapi dengan serangkaian expo.
Kali ini salah satu bank terbesar ini memilih tema "Optimizing Knowledge and Creativity to Riee the Wafe of New Generation in Accelerating Indonesia Economy" sebagai fokus pembahasan. Tema ini diangkat sebagai bentuk dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia khususnya melalui industri berbasis kreativitas dan pengetahuan.
"Kami menyadari adanya tekad kuat optimisme dari masyarakat Indonesia untuk meraih kemajuan dan perubahan pada setiap sektor. Optimisme ini harua didukung melalui pembelajaran yang memadai dari orang-orang yang tepat dan mumpuni dari sisi pengetahuan dan pengalaman," ujar Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, di Jakarta, Jumat (7/10/2016).
IKF V sendiri di bagi menjadi beberapa segmen diantaranya Economy, Marketing, Creativity & Innovation, serta HC & Leaderahip Dimana masing-masing segmen diisi oleh para pembicara yang ahli dalam bidangnya.
Hadir sebagai pmbicara di segmen Marketing, Presiden Direktur IBM Indonesia, Gunawan Susanto berbagi pengalamannya kepada para para peserta yang hadir. Dirinya berpendapat, di era yang serba digital semuanya harus cepat dan penuh inovasi. Pasalnya tidak waktu untuk terlalu berlama-lama dalam memikirkan suatu hal.
"Banyak orang berpikir semuanya harus serba perfect baru melakukan launching. Kalau kita memiliki pikiran seperti itu maka kita akan hanya berputar pada sebuah asumsi. Jadi kita hanya akan berpikir bagaimana kalu gagal dan sebagainya," ujar Gunawan.
Dirinya menambahkan, dalam menghadapi new bisnis model jika ada ide tidak perlu terlalu lama dipikirkan, tapi langsung dijalankan. Sebab sambil berjalan masukan-masukan dan ide baru yang lahir ditengah jalan dapat membantu jadi lebih baik.
Selain itu, dirinya menyarankan jika ada sebuah ide liar dan terkadang keluar konteks lebih baik jangan langsung di matikan. Sebab ada hal yang bisa di gali dari sebuah ide yang datang secara spontan.
"Kita harus bisa menghargai ide apapun, bahkan yang tidak mungkin. Contoh ada ide yang tercetus ditempat saya untuk membuat IBM radio, apakah itu mungkin?. Tapi disini kita tidak langsung mematikan ide tersebut. Kita coba lihat lagi lebih dalam apa yang IBM bisa ambil dari ide tersebut," tandasnya.
Sebagai informasi acara IKF V berlangsung selama dua hari pada 6 - 7 Oktober dan dilengkapi dengan serangkaian expo.
(dol)