Konsep Smart City Bisa Terwujud di Indonesia pada 2045
A
A
A
JAKARTA - Smart City saat ini masih menjadi persoalan yang terus di dorong untuk dapat diterapkan di Indonesia. Berbagai upaya pun terus dilakukan Pemerintah untuk mewujudkan hal tersebut.
Namun dalam hal ini, Menteri Perancanaan Pembangunan Nasional, Bambang Brodjonegoro meminta masyarakat yang sudah melek teknologi harus sedikit bersabar. Pasalnya persoalan Smart City belum bisa diterapkan dalam waktu dekat dan perlu melewati beberapa tahapan.
"Smart city di Indonesia itu harus bisa menterjemahkan smart city dalam konteks Indonesia. Hal ini tentu tidak mudah, karena kita harus memikirkan seluruh lapisan masyarakat yang tersebar di Indonesia, tidak bisa hanya di kota-kota besar saja," ujar Bambang, dalam acara Indonesia Broadcasting Expo 2016, di Jakarta, Jumat (21/10/2016).
Dirinya menambahkan, tuntutan konsep smart city itu ada dua, yakni globalisasi dan urbanisasi. Ini merupakan dua tuntutan dan dua masalah yang berbeda di Indonesia. Jadi ini dua kutub yang harus bisa di jembatani pemerintah dalam membuat smart city.
Meski begitu, Bambang melihat dalam membangun smart city Indoneaia jangan hanya terpaku pada Cyber City dan Digital City. Akan tetapi keduanya harus menjadi komponen dalam membangun Smart City.
"Kalau digital, perkembangan kota sudah mengarah kepada digital. Tapi kalau patokannya hanya itu saja tentu kita akan terjebak di kemajuann IT saja. Oleh karena itu smart city adalah konsep yang paling tepat dibanding Cyber dan Digital," ungkapnya.
Pada kesempatan ini, Bambang juga menjabarkan bagaimana Roadmap smart city yang sedang dirancang. Diharapkan pada 2045 Indonesia sudah mmampu menerapkan smart city di seluruh kota.
Namun dalam hal ini, Menteri Perancanaan Pembangunan Nasional, Bambang Brodjonegoro meminta masyarakat yang sudah melek teknologi harus sedikit bersabar. Pasalnya persoalan Smart City belum bisa diterapkan dalam waktu dekat dan perlu melewati beberapa tahapan.
"Smart city di Indonesia itu harus bisa menterjemahkan smart city dalam konteks Indonesia. Hal ini tentu tidak mudah, karena kita harus memikirkan seluruh lapisan masyarakat yang tersebar di Indonesia, tidak bisa hanya di kota-kota besar saja," ujar Bambang, dalam acara Indonesia Broadcasting Expo 2016, di Jakarta, Jumat (21/10/2016).
Dirinya menambahkan, tuntutan konsep smart city itu ada dua, yakni globalisasi dan urbanisasi. Ini merupakan dua tuntutan dan dua masalah yang berbeda di Indonesia. Jadi ini dua kutub yang harus bisa di jembatani pemerintah dalam membuat smart city.
Meski begitu, Bambang melihat dalam membangun smart city Indoneaia jangan hanya terpaku pada Cyber City dan Digital City. Akan tetapi keduanya harus menjadi komponen dalam membangun Smart City.
"Kalau digital, perkembangan kota sudah mengarah kepada digital. Tapi kalau patokannya hanya itu saja tentu kita akan terjebak di kemajuann IT saja. Oleh karena itu smart city adalah konsep yang paling tepat dibanding Cyber dan Digital," ungkapnya.
Pada kesempatan ini, Bambang juga menjabarkan bagaimana Roadmap smart city yang sedang dirancang. Diharapkan pada 2045 Indonesia sudah mmampu menerapkan smart city di seluruh kota.
(dol)