Terungkap! Typo Jadi Penyebab Utama Kekalahan Hillary Clinton

Kamis, 15 Desember 2016 - 18:23 WIB
Terungkap! Typo Jadi...
Terungkap! Typo Jadi Penyebab Utama Kekalahan Hillary Clinton
A A A
NEW YORK - Kekalahan menyakitkan Hillary Clinton dari lawannya Donald Trump dalam Pilpres AS 2016 dinyakini karena kebocoran email Komite Nasional Demokrat (Democratic National Committee/DNC). Namun faktanya kebocoran tersebut karena kesalahan Demokrat yang melakukan typo alias salah ketik

Hasil Investigasi yang dilakukan New York Times seperti dilansir dari Reuters, Kamis (15/12/2016) menemukan, para hacker asal Rusia yang meretas email tersebut diyakini mendapatkan akses ke ribuan email dari para petinggi Demokrat gara-gara salah ketik atau typo.

Berawal dari seorang staf yang diduga mengetik kata legitimate, dengan illegitimate sepeti yang tak seharusnya. Dua huruf yang hilang tersebut berakibat fatal.

Jelang pilpres, Komite Nasional Demokrat menerima lebih dari satu email phishing yang berusaha untuk secara curang mendapatkan informasi data pribadi. Salah satunya dikirimkan ke John Podesta, ketua tim kampanye Hillary Clinton.

Salah satu stafnya, Charles Delavan menemukan pesan tersebut yang dikirimkan ke akun pribadi Podesta. Email itu meminta Podesta mengganti kata sandinya (password).

Delavan menyadari, email tersebut ialah serangan pengelabuan (phishing attack) dan meneruskannya ke teknisi komputer utk ditangani.

Namun, ia salah tulis, dengan menulis, “Ini merupakan email yang sah (legitimate).”

Ia kemudian menambahklan, “John (Podesta) perlu mengubah passwordnya segera.”

Kesalahan tersebut memungkinkan para peretas yang diduga kuat berkaitan dengan Kremlin bisa mengakses sekitar 600 ribu email dalam akun pribadi Podesta di Gmail.

Berdasarkan keterangan para mentri intelijen AS, Moskow kemudian memberikan cache email tersebut ke WikiLeaks.

Situs pembocor tersebut kemudian merilis data-data tersebut pada Oktober 2016. Skandal email yang kemudian mendominasi pemberitaan kemudian dieksploitasi oleh kubu Donald Trump.

New York Times melaporkan, FBI sudah mengetahui bahwa Rusia melakukan upaya sistematis untuk merilis sejumlah institusi politic di AS termasuk Gedung Putih dan Kementerian Luar Negeri.
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7106 seconds (0.1#10.140)