Dongkrak Penjualan, KIA Hadirkan Dua Varian Sekaligus
A
A
A
YOGYAKARTA - Tahun 2015 dan 2016 ini nampaknya menjadi masa suram industri otomotif di Yogyakarta, khususnya roda empat. Dalam dua tahun terakhir, pasar roda empat di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya banyak terkoreksi. Penurunan penjualan banyak dialami oleh pabrikan akibat perlambatan ekonomi yang terjadi dalam dua tahun terakhir.
Seperti yang diungkapkan oleh Perwakilan KIA Motor Indonesia (KMI), Timotius Amran. Timotius mengatakan, dua tahun terakhir penjualan mobil asal Korea Selatan, KIA memang banyak terganggu oleh kondisi perekonomian global. Melemahnya daya beli masyarakat berakibat pada total penjualan pabrikan mobil asal Korea ini.
"Memang kami sangat merasakan dampaknya,"ungkapnya saat peluncuran dua varian mereka sekaligus, All New Sportage dan Grand Sedona, Selasa (20/12) di Ringroad Utara Yogyakarta.
Karena kondisi yang memburuk disbanding periode sebelumnya tersebut, ia bahkan menyebutnya sebagai masa turbulensi dari penjualan KIA. Bahkan akibat penjualan mereka yang sepi, terpaksa KIA mengurangi jumlah dealer penjualan mereka. Saat ini, Dealer KIA yang berada di Purwokerto terpaksa mereka tutup sementara untuk mengurangi beban operasional.
Kendati demikian, Timoti tetap optimis penjualan mereka tetap akan tumbuh pada masa mendatang. Hal tersebut berkaca pada kondisi global di mana justru beberapa varian yang mereka keluarkan menjadi favorit. Selain itu, berkaca pada industry lainnya di Korea Selatan yang kini juga tengah berkembang pesat, seperti industry elektronik yang mampu menumbangkan pabrikan asal Jepang dan dunia.
Oleh karena itu, di penghujung tahun ini pihaknya memilih untuk mendatangkan salah satu varian yang menjadi favorit di Amerika Serikat, Grand Sedona. Grand Sedona mereka hadirkan untuk mendongkrak penjualan KIA di Tanah air, terutama Yogyakarta dan sekitarnya. Selain Grand Sedona, mereka juga menghadirkan varian lain, All New Sportage.
"Kami berharap agar Grand Sedona menjadi back bone atau tulang punggung penjualan KIA yang baru,"tandasnya.
KIA sadar, pasar yang dimasuki oleh Grand Sedona sebenarnya kecil. Pasar Multi Purpose Vehicle (MPV) B di Indonesia yang dihuni seperti Alphard, Serena, Biante, H-1, Delica dan varian lain sangat kecil, hanya sekitar 4.000an unit dalam setahun. Tetapi dengan kualitas yang handal serta harga terjangkau, ia yakin penetrasi Grand Sedona sangat bagus.
Demikian juga All New Sportage, ia yakin akan mampu terus mendongkrak penjualan mereka. Berkaca dari varian Sportage sebelumnya ia yakin All New Sportage ini sangat bagus dan mampu menjadi tulang punggung penjualan mereka. Oleh karena itu, ia yakin penjualan KIA tahun depan dan seterusnya akan terus membaik.
"Geliat industry di Korea Selatan sekarang sedang sangat bagus. Lihat saja bagaimana Samsung mengalahkan pabrikan smartphone dan elektronik lainnya. Berkaca dari itu, kami yakin KIA juga akan mengalami hal yang sama,"paparnya.
Branch Manager PT Sumber Baru KIA, Adi Winuranto menambahkan, untuk varian ini ia memang tidak menargetkan penjualan yang tidak terlalu muluk. Dalam sebulan ia hanya menargetkan penjualan sebanyak 5 unit. Ia sadar, kondisi perekonomian saat ini memang tengah mengalami kelesuan.
"Daya beli masyarakat memang tengah mengalami kelesuan,"terangnya.
Seperti yang diungkapkan oleh Perwakilan KIA Motor Indonesia (KMI), Timotius Amran. Timotius mengatakan, dua tahun terakhir penjualan mobil asal Korea Selatan, KIA memang banyak terganggu oleh kondisi perekonomian global. Melemahnya daya beli masyarakat berakibat pada total penjualan pabrikan mobil asal Korea ini.
"Memang kami sangat merasakan dampaknya,"ungkapnya saat peluncuran dua varian mereka sekaligus, All New Sportage dan Grand Sedona, Selasa (20/12) di Ringroad Utara Yogyakarta.
Karena kondisi yang memburuk disbanding periode sebelumnya tersebut, ia bahkan menyebutnya sebagai masa turbulensi dari penjualan KIA. Bahkan akibat penjualan mereka yang sepi, terpaksa KIA mengurangi jumlah dealer penjualan mereka. Saat ini, Dealer KIA yang berada di Purwokerto terpaksa mereka tutup sementara untuk mengurangi beban operasional.
Kendati demikian, Timoti tetap optimis penjualan mereka tetap akan tumbuh pada masa mendatang. Hal tersebut berkaca pada kondisi global di mana justru beberapa varian yang mereka keluarkan menjadi favorit. Selain itu, berkaca pada industry lainnya di Korea Selatan yang kini juga tengah berkembang pesat, seperti industry elektronik yang mampu menumbangkan pabrikan asal Jepang dan dunia.
Oleh karena itu, di penghujung tahun ini pihaknya memilih untuk mendatangkan salah satu varian yang menjadi favorit di Amerika Serikat, Grand Sedona. Grand Sedona mereka hadirkan untuk mendongkrak penjualan KIA di Tanah air, terutama Yogyakarta dan sekitarnya. Selain Grand Sedona, mereka juga menghadirkan varian lain, All New Sportage.
"Kami berharap agar Grand Sedona menjadi back bone atau tulang punggung penjualan KIA yang baru,"tandasnya.
KIA sadar, pasar yang dimasuki oleh Grand Sedona sebenarnya kecil. Pasar Multi Purpose Vehicle (MPV) B di Indonesia yang dihuni seperti Alphard, Serena, Biante, H-1, Delica dan varian lain sangat kecil, hanya sekitar 4.000an unit dalam setahun. Tetapi dengan kualitas yang handal serta harga terjangkau, ia yakin penetrasi Grand Sedona sangat bagus.
Demikian juga All New Sportage, ia yakin akan mampu terus mendongkrak penjualan mereka. Berkaca dari varian Sportage sebelumnya ia yakin All New Sportage ini sangat bagus dan mampu menjadi tulang punggung penjualan mereka. Oleh karena itu, ia yakin penjualan KIA tahun depan dan seterusnya akan terus membaik.
"Geliat industry di Korea Selatan sekarang sedang sangat bagus. Lihat saja bagaimana Samsung mengalahkan pabrikan smartphone dan elektronik lainnya. Berkaca dari itu, kami yakin KIA juga akan mengalami hal yang sama,"paparnya.
Branch Manager PT Sumber Baru KIA, Adi Winuranto menambahkan, untuk varian ini ia memang tidak menargetkan penjualan yang tidak terlalu muluk. Dalam sebulan ia hanya menargetkan penjualan sebanyak 5 unit. Ia sadar, kondisi perekonomian saat ini memang tengah mengalami kelesuan.
"Daya beli masyarakat memang tengah mengalami kelesuan,"terangnya.
(wbs)