Mobil Otonom Mulai Berseliweran di Jalan Raya 4 Tahun Mendatang
A
A
A
LONDON - Self driving car atau mobil otonom kini telah menjadi bagian pengembangan dari banyak produsen automotif dunia. Diperkirakan empat tahun ke depan mobil-mobil tersebut sudah mulai berseliweran di jalan raya sejumlah kota di negara maju.
Artinya, 2020 akan menjadi tonggak sejarah dalam revolusi teknologi automotif dan transportasi global. Sebut saja Nissan yang kemarin telah mengumumkan bakal menguji coba mobil otonom mereka di London, Inggris, bulan depan.
“Model-model kendaraan masa depan penuh inovasi sedang dikembangkan di Inggris. Kami juga menatap ke depan untuk memperkuat produk dari sisi desain, rekayasa, serta memproduksinya di sini untuk konsumen di seluruh dunia,” ujar Kepala Nissan Eropa Paul Willcox, dikutip Daily Mail.
Nissan bukan satu-satunya produsen yang intensif mengembangkan teknologi ini. Toyota, Honda, Mercedes-Benz, Audi, Tesla, dan Volvo sedang berpacu menjadi yang terunggul. Menariknya, sejumlah raksasa teknologi informasi juga turut berlomba menatap masa depan seperti Google dan Apple.
Tak ketinggalan juga Uber yang juga getol menyelesaikan proyek mobil otonom mereka. Toyota memastikan untuk terjun ke teknologi otonom dengan konsep yang disebut Concept-i. Kendaraan futuristik ini dikembangkan oleh tim CALTY Design Research Toyota di Newport Beach, California, dan Toyota Innovation Hub di San Fransisco, yang memanfaatkan sistem kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI), untuk mengantisipasi kebutuhan masyarakat. Google telah berulang memastikan proyek mobil self driving akan siap untuk publik pada 2020.
Direktur Proyek Mobil Self Driving Google, Chris Urmson menjelaskan, pada peserta Konferensi Technology, Entertainment, and Design (TED) beberapa waktu lalu bahwa Google berkomitmen menciptakan mobil yang otomatis sepenuhnya. Prototipe mobil itu telah dirilis beberapa waktu lalu. Mobil itu tidak memiliki setir kemudi atau kontrol konvensional meskipun untuk uji coba pertama. Kontrol tambahan akan dipasang sehingga salah satu pengemudi Google dapat mengambil alih jika ada masalah. Simulasi jalan dilihat dari mobil Google dan komputer selama tes.
Tidak ketinggalan, Uber juga telah mengumumkan sedang menguji teknologi self driving tahun lalu. Tahap pengujian awal dilakukan di jalanan Kota Pittsburgh, Pennsylvania, AS, menggunakan Ford Fusion Hybrid dilengkapi dengan berbagai sensor termasuk radar, scanner laser, dan kamera. Tes kendaraan yang dilakukan Uber Advanced Teknologi Pusat (ATC) mengumpulkan data pemetaan perjalanan, sementara sopir terlatih memonitor operasi di dalam mobil. Proyek ini dilaksanakan bekerja sama dengan Carnegie Mellon University, Pittsburgh.
Uber menargetkan mendapatkan kendaraan otonom dalam armadanya pada 2020. Adapun Volvo menyatakan, 2020 menjadi tahun yang penting. Perusahaan itu berulang menegaskan bahwa tahun itu mereka ingin mengurangi kecelakaan di mobil mereka.
Bagaimana caranya? Pengemudi mobil mereka tidak lagi manusia, tapi sistem komputer seperti konsep yang diusung Google. Volvo bahkan ingin meluncurkan langkah percobaan mobil self driving paling ambisius pada 2017 dengan menempatkan 100 konsumen di mobil yang mampu bergerak secara otonom. Program ini pun disebut “Drive Me.” Adapun mobil Volvo model XC90 SUV dibuat dengan teknologi semiotonom.
Fungsi remnya mencegah pengemudi melakukan manuver berisiko yang membahayakan orang lain. Mobil ini dapat secara otomatis dan aman mengikuti mobil di depannya untuk bergerak dan berhenti di jalan. Kendaraan tersebut juga dapat parkir paralel secara otomatis, dengan pengemudi hanya menginjak gas dan rem.
Langkah Google, Volvo, dan sejumlah produsen automotif untuk menciptakan mobil self driving itu menunjukkan bahwa persaingan di pasar ini akan sangat ketat pada masa depan. Sebelum itu mereka pun harus mendapat kepercayaan konsumen bahwa produk mereka benar-benar aman untuk digunakan.
Artinya, 2020 akan menjadi tonggak sejarah dalam revolusi teknologi automotif dan transportasi global. Sebut saja Nissan yang kemarin telah mengumumkan bakal menguji coba mobil otonom mereka di London, Inggris, bulan depan.
“Model-model kendaraan masa depan penuh inovasi sedang dikembangkan di Inggris. Kami juga menatap ke depan untuk memperkuat produk dari sisi desain, rekayasa, serta memproduksinya di sini untuk konsumen di seluruh dunia,” ujar Kepala Nissan Eropa Paul Willcox, dikutip Daily Mail.
Nissan bukan satu-satunya produsen yang intensif mengembangkan teknologi ini. Toyota, Honda, Mercedes-Benz, Audi, Tesla, dan Volvo sedang berpacu menjadi yang terunggul. Menariknya, sejumlah raksasa teknologi informasi juga turut berlomba menatap masa depan seperti Google dan Apple.
Tak ketinggalan juga Uber yang juga getol menyelesaikan proyek mobil otonom mereka. Toyota memastikan untuk terjun ke teknologi otonom dengan konsep yang disebut Concept-i. Kendaraan futuristik ini dikembangkan oleh tim CALTY Design Research Toyota di Newport Beach, California, dan Toyota Innovation Hub di San Fransisco, yang memanfaatkan sistem kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI), untuk mengantisipasi kebutuhan masyarakat. Google telah berulang memastikan proyek mobil self driving akan siap untuk publik pada 2020.
Direktur Proyek Mobil Self Driving Google, Chris Urmson menjelaskan, pada peserta Konferensi Technology, Entertainment, and Design (TED) beberapa waktu lalu bahwa Google berkomitmen menciptakan mobil yang otomatis sepenuhnya. Prototipe mobil itu telah dirilis beberapa waktu lalu. Mobil itu tidak memiliki setir kemudi atau kontrol konvensional meskipun untuk uji coba pertama. Kontrol tambahan akan dipasang sehingga salah satu pengemudi Google dapat mengambil alih jika ada masalah. Simulasi jalan dilihat dari mobil Google dan komputer selama tes.
Tidak ketinggalan, Uber juga telah mengumumkan sedang menguji teknologi self driving tahun lalu. Tahap pengujian awal dilakukan di jalanan Kota Pittsburgh, Pennsylvania, AS, menggunakan Ford Fusion Hybrid dilengkapi dengan berbagai sensor termasuk radar, scanner laser, dan kamera. Tes kendaraan yang dilakukan Uber Advanced Teknologi Pusat (ATC) mengumpulkan data pemetaan perjalanan, sementara sopir terlatih memonitor operasi di dalam mobil. Proyek ini dilaksanakan bekerja sama dengan Carnegie Mellon University, Pittsburgh.
Uber menargetkan mendapatkan kendaraan otonom dalam armadanya pada 2020. Adapun Volvo menyatakan, 2020 menjadi tahun yang penting. Perusahaan itu berulang menegaskan bahwa tahun itu mereka ingin mengurangi kecelakaan di mobil mereka.
Bagaimana caranya? Pengemudi mobil mereka tidak lagi manusia, tapi sistem komputer seperti konsep yang diusung Google. Volvo bahkan ingin meluncurkan langkah percobaan mobil self driving paling ambisius pada 2017 dengan menempatkan 100 konsumen di mobil yang mampu bergerak secara otonom. Program ini pun disebut “Drive Me.” Adapun mobil Volvo model XC90 SUV dibuat dengan teknologi semiotonom.
Fungsi remnya mencegah pengemudi melakukan manuver berisiko yang membahayakan orang lain. Mobil ini dapat secara otomatis dan aman mengikuti mobil di depannya untuk bergerak dan berhenti di jalan. Kendaraan tersebut juga dapat parkir paralel secara otomatis, dengan pengemudi hanya menginjak gas dan rem.
Langkah Google, Volvo, dan sejumlah produsen automotif untuk menciptakan mobil self driving itu menunjukkan bahwa persaingan di pasar ini akan sangat ketat pada masa depan. Sebelum itu mereka pun harus mendapat kepercayaan konsumen bahwa produk mereka benar-benar aman untuk digunakan.
(dmd)