Kecelakaan Terulang Lagi, Tesla Kembali Tak Dipersalahkan
A
A
A
NEW YORK - Kasus kecelakaan melibatkan mobil listrik Tesla Motors Model S yang menewaskan pengemudi heboh di China. Diyakini, mobil sedan itu dioperasikan menggunakan fitur otonom.
Seorang pria yang tewas tahun lalu ketika kendaraan semi-otonom Tesla Model S nya bertabrakan dengan sebuah truk tidak berpegangan pada roda kemudi dan tampaknya tidak merespon pada peringatan otomatis untuk kendalikan roda kemudi, menurut sebuah dokumen setebal 500 halaman yang dirilis oleh the National Transportation Safety Board (NTSB) hari Senin.
Laporan tersebut menemukan pada lebih dari “sebagian besar” perjalanan yang memakan waktu 37 menit itu, Joshua Brown, seorang mantan anggota Navy SEAL, tidak memegang kendali pada roda kemudi. Ia hanya berpegangan pada roda kemudi selama 25 detik, demikian laporan NTSB. Laporan tersebut menemukan bahwa Brown tampaknya juga mengabaikan sejumlah besar peringatan untuk mengendalikan roda kemudi sebalum terjadinya kecelakaan dekat Williston, Florida pada bulan Mei 2016 itu.
Hasil temuan tersebut tampaknya tidak menyalahkan Tesla, yang masih belum berkomentar pada laporan NTSB. Perusahaan tersebut tahun lalu juga menyatakan moda swakemudi “tidak berarti pengemudi dapat melepaskan tanggungjawab.”
Laporan itu juga merupakan kabar baik dari industri mobil swakemudi yang masih baru, yang berharap dapat menunjukkan bahwa komputer dapat mengemudikan kendaraan dengan aman untuk waktu lama dengan intervensi manusia secara manusia secara terbatas.
Sementara itu, kecelakaan yang terjadi pada Januari terekam kamera dasbor mobil korban. Mobil yang dinaiki Gao sebenarnya melaju lurus di jalur paling kiri. Namun di pinggir kiri jalan ada truk yang berhenti. Posisi berhentinya memakan sebagian jalur cepat (mobil China menggunakan sistem setir kiri). Namun, Gao atau sistem auto-pilot pada mobil tidak bisa mengelak dari truk itu. Mobil Tesla Model S yang melaju dalam kecepatan tinggi itu pun langsung menghantam bagian belakang sebelah kanan truk, persis di posisi pengemudi.
Dari rekaman itu bisa diketahui bahwa tidak ada inisiatif dari pengemudi atau sistem pada mobil untuk mengurangi kecepatan sesaat sebelum tabrakan.
Dalam pernyataannya, pihak Tesla Motors masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap mengapa kecelakaan bisa terjadi. Sayangnya, data pada komputer di mobil tidak bisa dikirim ke server pusat Tesla karena kendaraan rusak akibat kencangnya benturan. Sehingga sejauh ini belum ada bukti kuat yang mendukung bahwa Gao mengemudikan kendaraannya dengan mengaktifkan fitur auto-pilot.
Seorang pria yang tewas tahun lalu ketika kendaraan semi-otonom Tesla Model S nya bertabrakan dengan sebuah truk tidak berpegangan pada roda kemudi dan tampaknya tidak merespon pada peringatan otomatis untuk kendalikan roda kemudi, menurut sebuah dokumen setebal 500 halaman yang dirilis oleh the National Transportation Safety Board (NTSB) hari Senin.
Laporan tersebut menemukan pada lebih dari “sebagian besar” perjalanan yang memakan waktu 37 menit itu, Joshua Brown, seorang mantan anggota Navy SEAL, tidak memegang kendali pada roda kemudi. Ia hanya berpegangan pada roda kemudi selama 25 detik, demikian laporan NTSB. Laporan tersebut menemukan bahwa Brown tampaknya juga mengabaikan sejumlah besar peringatan untuk mengendalikan roda kemudi sebalum terjadinya kecelakaan dekat Williston, Florida pada bulan Mei 2016 itu.
Hasil temuan tersebut tampaknya tidak menyalahkan Tesla, yang masih belum berkomentar pada laporan NTSB. Perusahaan tersebut tahun lalu juga menyatakan moda swakemudi “tidak berarti pengemudi dapat melepaskan tanggungjawab.”
Laporan itu juga merupakan kabar baik dari industri mobil swakemudi yang masih baru, yang berharap dapat menunjukkan bahwa komputer dapat mengemudikan kendaraan dengan aman untuk waktu lama dengan intervensi manusia secara manusia secara terbatas.
Sementara itu, kecelakaan yang terjadi pada Januari terekam kamera dasbor mobil korban. Mobil yang dinaiki Gao sebenarnya melaju lurus di jalur paling kiri. Namun di pinggir kiri jalan ada truk yang berhenti. Posisi berhentinya memakan sebagian jalur cepat (mobil China menggunakan sistem setir kiri). Namun, Gao atau sistem auto-pilot pada mobil tidak bisa mengelak dari truk itu. Mobil Tesla Model S yang melaju dalam kecepatan tinggi itu pun langsung menghantam bagian belakang sebelah kanan truk, persis di posisi pengemudi.
Dari rekaman itu bisa diketahui bahwa tidak ada inisiatif dari pengemudi atau sistem pada mobil untuk mengurangi kecepatan sesaat sebelum tabrakan.
Dalam pernyataannya, pihak Tesla Motors masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap mengapa kecelakaan bisa terjadi. Sayangnya, data pada komputer di mobil tidak bisa dikirim ke server pusat Tesla karena kendaraan rusak akibat kencangnya benturan. Sehingga sejauh ini belum ada bukti kuat yang mendukung bahwa Gao mengemudikan kendaraannya dengan mengaktifkan fitur auto-pilot.
(wbs)