Larangan Wanita Arab Mengemudi Dicabut, Produsen Mobil Bergairah

Rabu, 04 Oktober 2017 - 17:52 WIB
Larangan Wanita Arab Mengemudi Dicabut, Produsen Mobil Bergairah
Larangan Wanita Arab Mengemudi Dicabut, Produsen Mobil Bergairah
A A A
RIYADH - Pemerintah Arab Saudi awal minggu ini telah mengumumkan menghentikan larangan mengemudi perempuan mulai Juni 2018. Segera setelah pengumuman ini, banyak produsen mobil berlomba menarik hati wanita Arab melalui media sosial untuk segera menentukan pilihan mobil mana yang dipilih.

Ford salah satu yang pertama, memposting gambar yang bertuliskan 'Selamat datang di kursi pengemudi' yang menggambarkan mata seorang wanita di kaca spion mobil. Hal itu menyusulnya dengan mengumumkan bahwa pihaknya akan memberi Sahar Nassif, seorang aktivis hak asasi wanita ydi Arab Saudi, sebuah Ford Mustang.

Bloomberg melaporkan bahwa sejumlah perusahaan seperti, Land Rover memposting sebuah gambar yang menunjukkan sebuah kunci mobil yang bergabung dengan banyak barang yang sering disimpan wanita di tas mereka.

Bahkan Volkswagen mingirim gambar yang menggambarkan dua tangan perempuan yang memegang roda kemudi yang tidak terlihat dengan deskripsi yang berbunyi 'Ini giliran Anda, ambillah kursi pengemudi.'

"Selamat bagi seluruh perempuan Arab Saudi yang segera diperbolehkan mengemudi," demikian pernyataan singkat Nissan Timur Tengah, dalam akun Twitter-nya, beserta foto pelat nomor '2018 GRL'.

Nissan beserta merek lain, yakni Toyota serta Hyundai dan Kia, menguasai 71 persen pasar kendaraan di Arab Saudi.

Pencabutan larangan mengemudi bagi perempuan ini diprediksi akan memberikan dampak besar bagi usaha automotif di negara kaya minyak itu. Penjualan mobil diperkirakan akan meningkat pada 2018, seiring dimulainya penerapan pencabutan larangan tersebut pada Juni.

Penjualan mobil di Arab Saudi sendiri sempat mengalami kelesuan yang akan terjadi buruknya kondisi ekonomi sejalan dengan merosotnya harga minyak. Pada 2015, penjualan kendaraan penumpang di Arab Saudi sempat mencapai puncaknya yakni 858 ribu unit, tapi pada tahun lalu anjlok hingga 25 persen menjadi 644 ribu unit.

Aturan ini diyakini akan membawa dampak besar, mengapa? Data Merrill Lynch, sebagaimana dikutip dari Reuters, menyebutkan ada 9 juta perempuan pengemudi potensial, di mana 2,7 juta di antaranya bukan warga Arab Saudi. Mereka umumnya para pekerja di sektor swasta, termasuk pertambangan.

Apalagi, ketika ini angka kepemilikan kendaraan di Arab Saudi masih 220 unit dari 1.000 orang. Diprediksi angka ini akan meningkat menjadi 300 per 1.000 orang hingga 2025, mendekati rasio kepemilikan kendaraan negara tetangganya, Uni Emirat Arab.

Sementara itu lembaga konsultan automotif LMC Automotive memprediksi, pencabutan larangan ini akan meningkatkan penjualan mobil di Arab Saudi sebesar 15 sampai 20 persen per tahun.

Kalangan menengah hingga menengah ke atas di Arab Saudi biasanya memiliki dua mobil per keluarga. Satu mobil digunakan oleh kepala keluarga, sedangkan satu lagi digunakan secara bergantian oleh anggota keluarga perempuan dan anak-anak, menggunakan jasa sopir pribadi. Dengan aturan baru ini, anggota keluarga perempuan, apalagi yang berstatus pegawai swasta, bisa membeli mobil sendiri.

"Kami berharap permintaan kendaraan akan naik lagi seiring dengan kabar perempuan sudah diperbolehkan mengemudi," ungkap seorang pegawai senior perusahaan distributor kendaraan mewah di Arab Saudi, Naghi Motors.
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0942 seconds (0.1#10.140)
pixels