Hino Pasarkan New Dutro 130 HD Untuk Pasar Jatim
A
A
A
SURABAYA - Meski secara umum kondisi pasar otomotif sedang lesu, tapi itu tidak terjadi di kendaraan niaga berat. Itulah yang menjadi alasan PT Hino Motors Sales Indonesia (HMSI) mulai memasarkan produk truk terbarunya yaitu New Dutro 130 HDL untuk pasar Jawa Timur (Jatim).
Direktur Penjualan dan Promosi HMSI Santiko Wardoyo mengatakan, produk light truck ini merupakan truk terpanjang di kelasnya. Diam mengungkapkan, segmen 130 HD merupakan produk Hino yang paling laris di pasaran. Jatim sendiri merupakan pasar penjualan terbesar kedua bagi Hino dengan pertumbuhan penjualan light truck yang cukup besar. “New Dutro ini kami perkenalkan secara nasional pada Agustus lalu. Truk ini lebih panjang sampai 0,5 meter dari tipe Dutro sebelumnya,” katanya, Kamis (12/10/2017).
Dia menambahkan, beberapa pengembangan New Dutro adalah dari sisi penguatan transmisi dan dari sisi keamanan. Hino membuat permukaan rem yang lebih lebar. New Dutro, kata dia, merupakan produk yang cukup laris, terutama karena ditopang sektor kargo di Jatim yang tumbuh kian pesat. Selain itu, berbagai proyek pembangunan pun turut menyokong penjualan. “Dari total 16 jenis truk Hino, tipe 130 HDL merupakan yang paling besar penjualannya,” ujarnya.
Mengacu data Data Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPBI) Jatim, selama semester I/2017, kredit kendaraan bermotor (KKB) di Jatim naik 8,64% dibanding periode yang sama yang tumbuh 4,03%. Pertumbuhan KKB ini didorong pertumbuhan kredit pemilikan truk dan kendaraan bermotor roda enam atau lebih dari yang naik 113,79%. “Tren kenaikan kredit di segmen kendaraan roda enam ke atas ini menunjukkan sektor infrastruktrur mulai bergerak,” kata Kepala KPBI Jatim, Difi Ahmad Johansyah.
Kenaikan KKB ini, lanjut dia, juga dipicu tren suku bunga yang kembali turun dari 10,74% menjadi 10,45%. Ini terjadi pada KKB mobil, sepeda motor, serta truk dan kendaraan bermotor roda enam atau lebih. Sementara kecenderungan peningkatan pertumbuhan KKB tersebut diikuti peningkatan rasio kredit macet (non performing loan/NPL). "Di semester I/2017, NPL sendiri masih dalam batas aman, yakni dikisaran 0,98%, ini naik dibanding triwulan I yang mencapai 0,91%," pungkas Difi.
Direktur Penjualan dan Promosi HMSI Santiko Wardoyo mengatakan, produk light truck ini merupakan truk terpanjang di kelasnya. Diam mengungkapkan, segmen 130 HD merupakan produk Hino yang paling laris di pasaran. Jatim sendiri merupakan pasar penjualan terbesar kedua bagi Hino dengan pertumbuhan penjualan light truck yang cukup besar. “New Dutro ini kami perkenalkan secara nasional pada Agustus lalu. Truk ini lebih panjang sampai 0,5 meter dari tipe Dutro sebelumnya,” katanya, Kamis (12/10/2017).
Dia menambahkan, beberapa pengembangan New Dutro adalah dari sisi penguatan transmisi dan dari sisi keamanan. Hino membuat permukaan rem yang lebih lebar. New Dutro, kata dia, merupakan produk yang cukup laris, terutama karena ditopang sektor kargo di Jatim yang tumbuh kian pesat. Selain itu, berbagai proyek pembangunan pun turut menyokong penjualan. “Dari total 16 jenis truk Hino, tipe 130 HDL merupakan yang paling besar penjualannya,” ujarnya.
Mengacu data Data Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPBI) Jatim, selama semester I/2017, kredit kendaraan bermotor (KKB) di Jatim naik 8,64% dibanding periode yang sama yang tumbuh 4,03%. Pertumbuhan KKB ini didorong pertumbuhan kredit pemilikan truk dan kendaraan bermotor roda enam atau lebih dari yang naik 113,79%. “Tren kenaikan kredit di segmen kendaraan roda enam ke atas ini menunjukkan sektor infrastruktrur mulai bergerak,” kata Kepala KPBI Jatim, Difi Ahmad Johansyah.
Kenaikan KKB ini, lanjut dia, juga dipicu tren suku bunga yang kembali turun dari 10,74% menjadi 10,45%. Ini terjadi pada KKB mobil, sepeda motor, serta truk dan kendaraan bermotor roda enam atau lebih. Sementara kecenderungan peningkatan pertumbuhan KKB tersebut diikuti peningkatan rasio kredit macet (non performing loan/NPL). "Di semester I/2017, NPL sendiri masih dalam batas aman, yakni dikisaran 0,98%, ini naik dibanding triwulan I yang mencapai 0,91%," pungkas Difi.
(wbs)