Wow, Truk Listrik Fuso Seberat 23 Ton Butuh 27 Baterai
A
A
A
TOKYO - Mitsubishi Fuso Truck and Bus Corporation (MFTBC) memanfaatkan ajang Tokyo Motor Show (TMS) 2017 untuk melengkapi portofolio truk listriknya.
Setelah memiliki e-Canter yang juga pernah dibawa di Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2017 beberapa waktu lalu, kini di TMS 2017 MFTBC menghadirkan E-Fuso Vision One. Menariknya untuk menggerakkan truk listrik tersebut dibutuhkan 27 baterai.
“Seluruh baterai tersebut kami taruh di bagian khusus yang ada di E-Fuso jadi baterai tersebut terlindungi dan tidak mudah rusak,” ujar Marc Listosella, President and CEO of MFTBC, Rabu (25/10/2017).
Dari semua baterai tersebut, E-Fuso memiliki tenaga 300 kilowatts. Tenaga itu setara dengan 408 daya kuda. Gelontoran tenaga tersebut membuat E-Fuso memiliki kecepatan maksimal 80 kilometer per jam.
Menurut dia, Fuso cukup beruntung karena berada di bawah perusahaan induk, Daimler AG. Seluruh baterai tersebut merupakan baterai produksi Deutsche Automotive.
Diketahui Deutsche Automotive merupakan anak perusahaan Daimler AG yang saat ini banyak berinvestasi pada mobilitas listrik. Lebih lanjut Marc Listosella mengatakan, E-Fuso Vision ONE merupakan gambaran Fuso terhadap truk heavy-duty bertenaga listrik.
Keinginan membuat Fuso lisrik sendiri menurutnya sudah ada sejak mereka meluncurkan e-Canter tahun ini di New York, Amerika Serikat. Saat ini e-Canter sendiri sudah menyerahkan truk listrik ringan tersebut konsumen pertama mereka Seven Eleven dan Yamato Transport.
Keberhasilan membuat truk listrik inilah yan menurut Marc Listosella memacu Fuso untuk membuat versi listrik Fuso. “Sekaligus ini membuktikan komitmen kami untuk mengembangkan tenaga listrik pada seluruh jajaran truk dan bus, mulai dari truk ringan hingga truk berat. Kami tidak akan menjadi truk listrik terdepan di dunia jika kami hanya berhenti membuat satu truk listrik saja,” ucapnya.
Marc Listosella mengatakan truk listrik ini memiliki jarak tempuh yang luar biasa yakni mencapai 350 kilometer. Hal ini sangat menguntungkan mengingat E-Fuso memiliki berat bersih 23,26 ton dan payload 11,11 ton.
“Dan sama sekali tidak ada transmisi di truk ini. Pengemudi akan jadi lebih nyaman dan tidak mudah lelah dalam menjalankan tugasnya,” tegas Marc Listosella.
Meski terus melanjutkan pembuatan truk listrik, Marc Listosella enggan mengatakan MFTBC menutup buku dengan truk konvensional. “Kami akan terus menjalankan keduanya agar tetap berjalan seiringan,” terangnya.
Setelah memiliki e-Canter yang juga pernah dibawa di Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2017 beberapa waktu lalu, kini di TMS 2017 MFTBC menghadirkan E-Fuso Vision One. Menariknya untuk menggerakkan truk listrik tersebut dibutuhkan 27 baterai.
“Seluruh baterai tersebut kami taruh di bagian khusus yang ada di E-Fuso jadi baterai tersebut terlindungi dan tidak mudah rusak,” ujar Marc Listosella, President and CEO of MFTBC, Rabu (25/10/2017).
Dari semua baterai tersebut, E-Fuso memiliki tenaga 300 kilowatts. Tenaga itu setara dengan 408 daya kuda. Gelontoran tenaga tersebut membuat E-Fuso memiliki kecepatan maksimal 80 kilometer per jam.
Menurut dia, Fuso cukup beruntung karena berada di bawah perusahaan induk, Daimler AG. Seluruh baterai tersebut merupakan baterai produksi Deutsche Automotive.
Diketahui Deutsche Automotive merupakan anak perusahaan Daimler AG yang saat ini banyak berinvestasi pada mobilitas listrik. Lebih lanjut Marc Listosella mengatakan, E-Fuso Vision ONE merupakan gambaran Fuso terhadap truk heavy-duty bertenaga listrik.
Keinginan membuat Fuso lisrik sendiri menurutnya sudah ada sejak mereka meluncurkan e-Canter tahun ini di New York, Amerika Serikat. Saat ini e-Canter sendiri sudah menyerahkan truk listrik ringan tersebut konsumen pertama mereka Seven Eleven dan Yamato Transport.
Keberhasilan membuat truk listrik inilah yan menurut Marc Listosella memacu Fuso untuk membuat versi listrik Fuso. “Sekaligus ini membuktikan komitmen kami untuk mengembangkan tenaga listrik pada seluruh jajaran truk dan bus, mulai dari truk ringan hingga truk berat. Kami tidak akan menjadi truk listrik terdepan di dunia jika kami hanya berhenti membuat satu truk listrik saja,” ucapnya.
Marc Listosella mengatakan truk listrik ini memiliki jarak tempuh yang luar biasa yakni mencapai 350 kilometer. Hal ini sangat menguntungkan mengingat E-Fuso memiliki berat bersih 23,26 ton dan payload 11,11 ton.
“Dan sama sekali tidak ada transmisi di truk ini. Pengemudi akan jadi lebih nyaman dan tidak mudah lelah dalam menjalankan tugasnya,” tegas Marc Listosella.
Meski terus melanjutkan pembuatan truk listrik, Marc Listosella enggan mengatakan MFTBC menutup buku dengan truk konvensional. “Kami akan terus menjalankan keduanya agar tetap berjalan seiringan,” terangnya.
(mim)