Arab Saudi Gelar Pameran Automotif untuk Wanita
A
A
A
MADINAH - Usai Pemerintah Arab Saudi awal minggu ini telah mengumumkan menghentikan larangan mengemudi perempuan mulai Juni 2018. Para perempuan berduyun-duyun mengunjungi Le Mall di Jeddah pekan lalu untuk melihat pameran mobil pertama yang ditujukan untuk perempuan.
Seperti dilansir dari The Star, Pameran ini digelar hanya beberapa bulan setelah pemerintah Arab Saudi memperbolehkan kaum perempuan di negara itu untuk mengendarai mobil.
Balon-balon berwarna merah mudah, oranye, dan kuning, tergantung di ruang pameran pusat perbelanjaan tersebut, sementara para pengunjung berswafoto di depan deretan mobil. Seorang perempuan yang duduk di kursi pengemudi, sedang memperbaiki hijabnya. Sedangkan seorang lagi, tangannya yang bercat kuku hijau muda menggenggam erat setir mobil, untuk mencoba mobil baru itu.
Segera setelah pengumuman ini, banyak produsen mobil berlomba menarik hati wanita Arab melalui media sosial untuk segera menentukan pilihan mobil mana yang dipilih.
Ford salah satu yang pertama, memposting gambar yang bertuliskan 'Selamat datang di kursi pengemudi' yang menggambarkan mata seorang wanita di kaca spion mobil. Hal itu menyusulnya dengan mengumumkan bahwa pihaknya akan memberi Sahar Nassif, seorang aktivis hak asasi wanita ydi Arab Saudi, sebuah Ford Mustang.
Bloomberg melaporkan bahwa sejumlah perusahaan seperti, Land Rover memposting sebuah gambar yang menunjukkan sebuah kunci mobil yang bergabung dengan banyak barang yang sering disimpan wanita di tas mereka.
Bahkan Volkswagen mingirim gambar yang menggambarkan dua tangan perempuan yang memegang roda kemudi yang tidak terlihat dengan deskripsi yang berbunyi 'Ini giliran Anda, ambillah kursi pengemudi.'
"Selamat bagi seluruh perempuan Arab Saudi yang segera diperbolehkan mengemudi," demikian pernyataan singkat Nissan Timur Tengah, dalam akun Twitter-nya, beserta foto pelat nomor '2018 GRL'.
Nissan beserta merek lain, yakni Toyota serta Hyundai dan Kia, menguasai 71 persen pasar kendaraan di Arab Saudi.
Pencabutan larangan mengemudi bagi perempuan ini diprediksi akan memberikan dampak besar bagi usaha automotif di negara kaya minyak itu. Penjualan mobil diperkirakan akan meningkat pada 2018, seiring dimulainya penerapan pencabutan larangan tersebut pada Juni.
Penjualan mobil di Arab Saudi sendiri sempat mengalami kelesuan yang akan terjadi buruknya kondisi ekonomi sejalan dengan merosotnya harga minyak. Pada 2015, penjualan kendaraan penumpang di Arab Saudi sempat mencapai puncaknya yakni 858 ribu unit, tapi pada tahun lalu anjlok hingga 25 persen menjadi 644 ribu unit.
Seperti dilansir dari The Star, Pameran ini digelar hanya beberapa bulan setelah pemerintah Arab Saudi memperbolehkan kaum perempuan di negara itu untuk mengendarai mobil.
Balon-balon berwarna merah mudah, oranye, dan kuning, tergantung di ruang pameran pusat perbelanjaan tersebut, sementara para pengunjung berswafoto di depan deretan mobil. Seorang perempuan yang duduk di kursi pengemudi, sedang memperbaiki hijabnya. Sedangkan seorang lagi, tangannya yang bercat kuku hijau muda menggenggam erat setir mobil, untuk mencoba mobil baru itu.
Segera setelah pengumuman ini, banyak produsen mobil berlomba menarik hati wanita Arab melalui media sosial untuk segera menentukan pilihan mobil mana yang dipilih.
Ford salah satu yang pertama, memposting gambar yang bertuliskan 'Selamat datang di kursi pengemudi' yang menggambarkan mata seorang wanita di kaca spion mobil. Hal itu menyusulnya dengan mengumumkan bahwa pihaknya akan memberi Sahar Nassif, seorang aktivis hak asasi wanita ydi Arab Saudi, sebuah Ford Mustang.
Bloomberg melaporkan bahwa sejumlah perusahaan seperti, Land Rover memposting sebuah gambar yang menunjukkan sebuah kunci mobil yang bergabung dengan banyak barang yang sering disimpan wanita di tas mereka.
Bahkan Volkswagen mingirim gambar yang menggambarkan dua tangan perempuan yang memegang roda kemudi yang tidak terlihat dengan deskripsi yang berbunyi 'Ini giliran Anda, ambillah kursi pengemudi.'
"Selamat bagi seluruh perempuan Arab Saudi yang segera diperbolehkan mengemudi," demikian pernyataan singkat Nissan Timur Tengah, dalam akun Twitter-nya, beserta foto pelat nomor '2018 GRL'.
Nissan beserta merek lain, yakni Toyota serta Hyundai dan Kia, menguasai 71 persen pasar kendaraan di Arab Saudi.
Pencabutan larangan mengemudi bagi perempuan ini diprediksi akan memberikan dampak besar bagi usaha automotif di negara kaya minyak itu. Penjualan mobil diperkirakan akan meningkat pada 2018, seiring dimulainya penerapan pencabutan larangan tersebut pada Juni.
Penjualan mobil di Arab Saudi sendiri sempat mengalami kelesuan yang akan terjadi buruknya kondisi ekonomi sejalan dengan merosotnya harga minyak. Pada 2015, penjualan kendaraan penumpang di Arab Saudi sempat mencapai puncaknya yakni 858 ribu unit, tapi pada tahun lalu anjlok hingga 25 persen menjadi 644 ribu unit.
(wbs)