Dua Mobil Hemat Energi ITS Siap Bertanding di Singapura
A
A
A
SURABAYA - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya kembali bertarung pada ajang internasional bidang mobil hemat energi di Singapura.
Dua mobil hemat energi andalannya, yaitu Nogogeni V dan Sapuangin XI Evo 2 akan menjajal kemampuan di kompetisi Shell Eco Marathon (SEM) Asia, Changi Exhibition Centre, Singapura.
Rektor ITS, Prof Joni Hermana mengatakan, kedua mobil tersebut rencananya akan lebih dulu dikirimkan ke Singapura melalui jalur laut pada 15 Februari mendatang. Sedangkan anggota tim akan bertolak ke Singapura pada awal Maret.
Pihaknya optimistis dapat membawa pulang gelar juara. Kemampuan mobil energi yang dimiliki keduanya diyakini mampu bertanding di level internasional.
“Melihat kegigihan kedua tim dan prestasi yang telah diukir baik di tingkat nasional maupun internasional, saya yakin hasilnya akan memuaskan,” ucap Joni ketika ditemui di sela-sela peluncuran kedua tim mobil di Gedung Rektorat ITS, Surabaya, Jatim, Senin (12/2/2018).
Dikatakannya, SEM Asia merupakan kompetisi mobil ramah lingkungan karya mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di seluruh Asia yang digelar setiap tahunnya. Dalam kompetisi kali ini, ITS Team Sapuangin mengirimkan satu mobil di kelas Urban Gasoline kategori internal combustion engine (ICE). Sedangkan Nogogeni ITS Team mengirim satu mobil di kelas Urban Electric kategori battery electric.
Faizal Ibrahim, salah satu anggota divisi Engine and Drivetrain Tim Sapuangin menjelaskan, dalam proses pengerjaan mobil ini, tim sempat mengalami beberapa kesulitan. Salah satunya, saat tim Sapuangin harus memutar otak untuk merakit kembali mesinnya.
“Kami menggunakan mesin seperti saat KMHE (Kontes Mobil Hemat Energi) 2017 yakni engine beat pada kategori mobil hybrid. Sayangnya lepas, jadi kami rakit ulang dengan memanfaatkan mesin-mesin bekas kondisi bagus,” jelasnya mahasiswa Departemen Teknik Mesin angkatan 2014 ini.
Muhammad Adietya selaku General Manager Nogogeni mengatakan, seluruh timnya harus bekerja lebih keras karena adanya perubahan pada desain bodi. “Kali ini desain bodi Nogogeni berbentuk seperti setetes air dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi. Untuk mewujudkannya, kami juga bekerja sama dengan Departemen Desain Produk Industri,” ungkap mahasiswa Departemen Mesin Industri Angkatan 2015 itu.
Tidak hanya itu, kedua tim menyatakan telah mencapai target yang diinginkan dalam ujicoba yang dilakukan menjelang lomba kali ini. Untuk tim Sapuangin pencapaiannya telah melewati rekor yang dicapai saat menjadi juara KMHE 2017, yaitu 405 kilometer (km) per liter dan mendekati rekor dunia 500 km per liter.
Sedangkan mobil tim Nogogeni yang bakal berlaga di kelas urban electric sudah mampu mencapai kecepatan mendekati angka 33 km per jam.
Tahun ini, ITS membawa misi berat untuk bisa menyabet gelar juara. Terutama ITS Team Sapuangin yang ingin meraih kembali gelar juara yang tahun lalu sempat lepas.
Dengan persiapan yang matang mulai dari desain mobil, test drive dan kemajuan-kemajuan lainnya. Makanya Sapuangin percaya mampu mencapai target 500 km per liter pada ajang kali ini.
Begitu pula dengan Tim Nogogeni juga ingin meraih gelar juara di kelasnya dalam kompetisi kali ini. Tidak hanya meraih gelar juara, kedua tim ini bercita-cita untuk bisa lolos juga sampai ajang Drivers’ World Championship (DWC) di London yang digelar tahun ini.
Dua mobil hemat energi andalannya, yaitu Nogogeni V dan Sapuangin XI Evo 2 akan menjajal kemampuan di kompetisi Shell Eco Marathon (SEM) Asia, Changi Exhibition Centre, Singapura.
Rektor ITS, Prof Joni Hermana mengatakan, kedua mobil tersebut rencananya akan lebih dulu dikirimkan ke Singapura melalui jalur laut pada 15 Februari mendatang. Sedangkan anggota tim akan bertolak ke Singapura pada awal Maret.
Pihaknya optimistis dapat membawa pulang gelar juara. Kemampuan mobil energi yang dimiliki keduanya diyakini mampu bertanding di level internasional.
“Melihat kegigihan kedua tim dan prestasi yang telah diukir baik di tingkat nasional maupun internasional, saya yakin hasilnya akan memuaskan,” ucap Joni ketika ditemui di sela-sela peluncuran kedua tim mobil di Gedung Rektorat ITS, Surabaya, Jatim, Senin (12/2/2018).
Dikatakannya, SEM Asia merupakan kompetisi mobil ramah lingkungan karya mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di seluruh Asia yang digelar setiap tahunnya. Dalam kompetisi kali ini, ITS Team Sapuangin mengirimkan satu mobil di kelas Urban Gasoline kategori internal combustion engine (ICE). Sedangkan Nogogeni ITS Team mengirim satu mobil di kelas Urban Electric kategori battery electric.
Faizal Ibrahim, salah satu anggota divisi Engine and Drivetrain Tim Sapuangin menjelaskan, dalam proses pengerjaan mobil ini, tim sempat mengalami beberapa kesulitan. Salah satunya, saat tim Sapuangin harus memutar otak untuk merakit kembali mesinnya.
“Kami menggunakan mesin seperti saat KMHE (Kontes Mobil Hemat Energi) 2017 yakni engine beat pada kategori mobil hybrid. Sayangnya lepas, jadi kami rakit ulang dengan memanfaatkan mesin-mesin bekas kondisi bagus,” jelasnya mahasiswa Departemen Teknik Mesin angkatan 2014 ini.
Muhammad Adietya selaku General Manager Nogogeni mengatakan, seluruh timnya harus bekerja lebih keras karena adanya perubahan pada desain bodi. “Kali ini desain bodi Nogogeni berbentuk seperti setetes air dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi. Untuk mewujudkannya, kami juga bekerja sama dengan Departemen Desain Produk Industri,” ungkap mahasiswa Departemen Mesin Industri Angkatan 2015 itu.
Tidak hanya itu, kedua tim menyatakan telah mencapai target yang diinginkan dalam ujicoba yang dilakukan menjelang lomba kali ini. Untuk tim Sapuangin pencapaiannya telah melewati rekor yang dicapai saat menjadi juara KMHE 2017, yaitu 405 kilometer (km) per liter dan mendekati rekor dunia 500 km per liter.
Sedangkan mobil tim Nogogeni yang bakal berlaga di kelas urban electric sudah mampu mencapai kecepatan mendekati angka 33 km per jam.
Tahun ini, ITS membawa misi berat untuk bisa menyabet gelar juara. Terutama ITS Team Sapuangin yang ingin meraih kembali gelar juara yang tahun lalu sempat lepas.
Dengan persiapan yang matang mulai dari desain mobil, test drive dan kemajuan-kemajuan lainnya. Makanya Sapuangin percaya mampu mencapai target 500 km per liter pada ajang kali ini.
Begitu pula dengan Tim Nogogeni juga ingin meraih gelar juara di kelasnya dalam kompetisi kali ini. Tidak hanya meraih gelar juara, kedua tim ini bercita-cita untuk bisa lolos juga sampai ajang Drivers’ World Championship (DWC) di London yang digelar tahun ini.
(mim)