Toyota Motor Manufacturing Taklukkan Pasar Global

Kamis, 06 September 2018 - 12:32 WIB
Toyota Motor Manufacturing...
Toyota Motor Manufacturing Taklukkan Pasar Global
A A A
PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) melakukan ekspor mobil CBU (complete built-up unit) ke beberapa negara.

Sebagian besar jenis sport utility vehicle (SUV) Toyota Fortuner. Kegiatan pengapalan ekspor mobil tersebut dihadiri oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Presiden mengapresiasi realisasi investasi Toyota di Tanah Air yang dalam dua setengah tahun ini mencapai Rp22,7 triliun.

Jokowi juga berharap agar target ekspor sebanyak 217.000 unit CBU dalam setahun bisa direalisasikan pada tahun ini. Bahkan, Jokowi menegaskan akan menemui Akio Toyoda, CEO Toyota Motor Corp di Jepang. “Saya akan menemui Toyoda agar ditambah (investasi). Kita tidak boleh kalah dari Thailand,” tegasnya.

Presiden mengaku sangat mengapresiasi ekspor Toyota yang diproduksi di Indonesia yang dikirim ke pasar Asia, Afrika, Amerika Latin, Timur Tengah, beberapa negara Eropa, dan Australia. Presiden juga mengapresiasi produk-produk CBU Toyota memiliki tingkat komponen dalam negeri (TKDN) atau local content antara 75% sampai 94%.

“Ini sebuah local conten t yang sangat tinggi, dan kita harapkan industri lokal juga ikut bergerak naik karena itu,” paparnya. “Kami memaknai capaian ini sebagai pemicu semangat untuk bisa meningkatkan performa ekspor sehingga dapat membantu peningkatan devisa negara di sektor automotif,” sebut Presdir TMMIN Warih Andang Tjahjono.

Warih menambahkan, tingginya tingkat kandungan dalam negeri produk-produk Toyota yang saat ini mencapai 75% hingga 94% menandakan bahwa hanya sebagian kecil dari komponen kendaraan bermerek Toyota yang menggunakan material impor, selain menyumbang pada penguatan pengembangan industri komponen lokal di Indonesia.

“Kami berkomitmen untuk melakukan kerja sama erat dengan pihak-pihak yang berkepentingan untuk mendukung pengembangan industri hulu dan industri kecil dan menengah agar dapat lebih memperkuat struktur industri dan daya saing industri automotif Indonesia,” paparnya.

Toyota Indonesia mengekspor berbagai produk automotif mulai dari kendaraan utuh (complete builtup unit /CBU), kendaraan terurai (complete knock down /CKD), mesin utuh tipe TR dan NR, komponen kendaraan hingga alat bantu produksi berupa jig (alat bantu proses pengelasan).

Dari 9 model kendaraan utuh bermerek Toyota yang diekspor ke mancanegara, yaitu Fortuner, Kijang Innova, Vios, Yaris, Sienta, Avanza, Rush, Agya, dan Townace/Townlite, model sport utility vehicle (SUV) Fortuner yang diproduksi di fasilitas manufaktur Toyota Karawang Plant 1, menyumbangkan volume ekspor terbesar.

Secara kumulatif, total volume ekspor Fortuner sejak pengapalan perdana pada tahun 2006 berjumlah lebih dari 410.000 unit atau sekitar 30% dari total volume kumulatif ekspor CBU bermerek Toyota. Jejak keberhasilan Fortuner diikuti oleh model sedan Vios dan Rush.

Pada tahun 2014 Toyota Indonesia memulai ekspor perdana Vios dalam jumlah signifikan ke negara Timur Tengah dengan volume rata-rata 3.000 unit per bulan. Vios menjadi sedan pertama buatan Indonesia yang mampu menembus pasar global dalam skala besar. Besarnya volume ekspor merepresentasikan bahwa produk automotif model SUV dan sedan dari Indonesia cu kup kompetitif sehingga bisa mengisi kebutuhan pasar global.

“Kami yakin daya saing yang tinggi menjadi salah satu kunci sukses untuk membuka pe - luang menjadi produsen automotif berorientasi ekspor,” ujar Wakil Presiden Direktur TMMIN Edward Otto Kanter.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, aktivitas produksi PT TMMIN telah menyerap total jumlah tenaga kerja sampai dengan akhir Mei 2018 seb anyak 8.425 karyawan. Hal ini tentunya merupakan sebuah capaian yang membanggakan bagi industri automotif na sional.

“Kementerian Perindustrian (Kemenperin) akan secara terus-menerus mendorong agar tercipta penambahan investasi baru maupun perluasan, serta adopsi teknologi yang terkini, diharapkan dapat menciptakan iklim usaha yang kondusif untuk merealisasikan target produksi 1,5 juta unit pada tahun 2020,” paparnya.

Kemenperin juga mendorong agar manufaktur-manufaktur automotif dalam negeri dapat merealisasikan pengembangan kendaraan rendah emisi atau low carbon emission vehicle (LCEV) yang telah diprogramkan. Di dalamnya termasuk kendaraan berbasis energi listrik.

“Sehingga target pada tahun 2025, sekitar 20% dari kendaraan yang diproduksi di Indonesia adalah produk LCEV sesuai Roadmap Industri automotif yang telah kami tetapkan,” tutur Airlangga.

Untuk mendukung hal tersebut, pemerintah telah menyiapkan usulan berbagai fasilitas insentif yang dapat dimanfaatkan dalam pengembangan industri automotif nasional.
(don)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6816 seconds (0.1#10.140)