Deretan Mobil Masa Depan yang Diboyong Toyota ke TMS 2019
A
A
A
TOKYO - Tokyo Motor Show (TMS) 2019 menjadi etalase yang pas bagi Toyota untuk memperkenalkan ragam produk masa depannya yang sesuai dengan kebutuhan mobilitas pecinta merek. Bahkan, beberapa produk akan mulai dipakai di ajang Olympic dan Paralympic Tokyo 2020 nanti.
Apa saja mobil ramah lingkungan dan padat teknologi yang mereka bawa kali ini? Berikut laporannya dari ajang Tokyo Motor Show 2019.
Toyota e-Palette
e-Palette merupakan contoh moda transportasi yang sanggup memenuhi segala kebutuhan kendaraan masa depan. Siap operasi di ajang Olympic dan Paralympic Tokyo 2020, e-Palette adalah kendaraan elektrifikasi yang berjalan secara otonom untuk nantinya dipakai bersama-sama di seputar venue olimpiade. Kendaraan akan dijadikan sebagai sarana mobilitas pengunjung, staf, dan peserta secara aman, cepat, dan nyaman.
Tampilan luarnya terlihat unik, dengan bodi mengotak besar dan simetris, serta keempat roda di ujung bodi untuk menunjang manuver di area terbatas. Proporsi tubuh seperti ini membuatnya memiliki area kabin yang lapang, lega, tinggi, dan rata, serta terciptanya akses keluar dan masuk yang mudah dan cepat berkat pintu geser besar di tengah.
‘Minibus’ dengan penggerak BEV ini sanggup menampung hingga 20 orang penumpang dalam kondisi normal. Dengan dimensi panjang 5.255 mm, lebar 2.065 mm, tinggi 2.760 mm, dan wheelbase 4.000 mm, e-palette sanggup menampung hingga 4 kursi roda dan 7 penumpang, sekaligus. Ia juga memiliki sistem yang memudahkan pengguna kursi roda untuk naik dan turun.
Memiliki kecepatan maksimal 19 km/jam dan jarak tempuh sekitar 150 km, kendaraan otonom ini dapat berkomunikasi dengan orang di sekitarnya via lampu LED di depan dengan tulisan I’m running ketika berjalan dan After you saat berhenti disertai mimik muka (lampu) lucu dan mengundang atensi. Sebagai mobil otonom, e-palette sudah mencapai level 4 dari 5, yang artinya sudah mampu bergerak sendiri tanpa campur tangan manusia.
Toyota LQ
Masih ingat Toyota Concept-i yang pernah dipajang di pameran GIIAS 2018? Nah, Toyota LQ merupakan produk turunan dari mobil konsep tersebut dan akan beroperasi secara terbatas di TMS 2019 dan Olympic- Paralympic Tokyo 2020.
Huruf L berasal dari kata Love atau Beloved Car, dan Q diambil dari kata Cue (dibaca qiu). Toyota Lq adalah sebuah mobil yang menjadi pemicu kendaraan modern yang bisa mencintai pemiliknya.
Toyota LQ diciptakan dengan mengandalkan teknologi canggih yang dapat menyajikan pengalaman personal dan unik, memenuhi kebutuhan mobilitas penggunanya yang spesifik, dan membangun hubungan dengan pola keterikatan yang intim dan hangat antara mobil dan pengemudi.
Sebuah teknologi artificial intelligent (AI) yang diberi nama Agent Yui sanggup memberikan pengalaman mobilitas personal berdasarkan kondisi emosional dan kesadaran pengemudi.
Yui dapat berkomunikasi dengan pengemudi via komunikasi suara yang interaktif, mengubah desain bangku untuk meningkatkan kewaspadaan dan mereduksi stres, mengatur pencahayaan kabin sesuai mood penumpang. Bahkan menyajikan AC dan pengharum ruang ala aroma terapi yang memberi nuansa rileks dan tenang sebagai bagian dari Human Machine Interactions (HMI) untuk memberikan layanan personal.
Toyota LQ mengusung konsep Learn, Grow, Love untuk menggambarkan kemampuan moda ini untuk menciptakan relasi yang kuat dengan pemiliknya dengan menggunakan deep learning system dalam ‘tubuh’ Yui. Yui akan berusaha mengenal lebih jauh penggunanya berdasarkan data yang diberikan, tumbuh kembang bersama penggunanya, dan menjadi patner seiring berjalannya waktu.
Toyota LQ sudah mencapai level 4 autonomous vehicle yang berarti ia sudah bisa berjalan sendiri secara otomatis di ekosistem yang mendukung. Lq juga bisa mencari sendiri spot parkIr khusus untuknya di area public, sehingga memudahkan pengguna dengan keterbatasan seperti
kaum disabilitas, lanjut usia (lansia), dan wanita hamil.
Fitur Augmented Reality Head Up Display (ARHUD) menggunakan teknologi augmented reality ala game Pokemon untuk memberikan ragam informasi pada pengemudi dengan mengurangi pergerakan mata. Data yang disajikan secara 3 dimensi yang mudah dipahami dalam layar ekstra besar 230 inci sejauh 7 hingga 41 meter di depan pengemudi.
Toyota Lq juga berusaha menjaga tingkat kewaspadaan dengan membuat bangku berisi udara yang dapat dikembang-kempiskan sesuai tingkat kelelahan pengemudi. Lq akan memompa sandaran bangku agar lebih tegak dan mengaliri dengan udara dingin ketika dideteksi sopir
mengalami kelelahan.
Yui juga akan membuka pembicaraan, seperti memancing percakapan mengenai tim sepakbola favorit sopir yang menang saat bertanding malam sebelumnya untuk membuat sopir tetap terjaga.
Mengandalkan penggerak BEV, Toyota Lq punya jarak tempuh hingga 300 km dengan dimensi panjang 4.530 mm, lebar 1.840 mm, tinggi 1.480 mm, dan wheelbase 2.700 mm. Desain futuristik begitu kental terasa di luar dan di dalam.
Kabin nyaman dengan desain minimalis menyembunyikan kisi AC dari pandangan. Dasbor dan konsol tengah dibuat dengan teknologi 3D printing untuk mengurangi struktur, memberi kesan lega, dan mempunyai ergonomika tinggi. Termasuk beberapa panel frameless yang memberi kesan menyatu dan homey.
Toyota Mirai 2Setelah menghadirkan generasi awal Toyota Mirai tahun 2014 lalu, Toyota memperkenalkan konsep dari generasi ke-2 Mirai di ajang TMS 2019. Mirai masuk dalam cluster kendaraan FCEV karena menggunakan gas hidrogen sebagai sumber tenaga penggerak dan hanya menghasilkan emisi gas buang berupa air.
Calon model baru Mirai ini mengadopsi platform TNGA untuk sedan premium dengan penggerak roda belakang untuk mengombinasikan desain atraktif dan agresif di luar dan dalam, keandalan di jalan dengan pengalaman berkendara mengesankan, performa menghibur, dan penambahan daya tempuh.
Senada dengan produk Toyota lain yang telah mengadopsi sasis TNGA, tampilan Mirai lebih besar dari pendahulunya. Ia punya dimensi panjang 4.975 mm (+85 mm), lebar 1.885 mm (+70 mm), tinggi 1.470 mm (-65 mm), dan wheelbase 2.920 mm (+140 mm). Kombinasi dimensi seperti ini memastikan 5 penumpang merasa nyaman di dalam, tapi mobil tidak kehilangan aroma sporty dan dinamis saat dikendarai.
Tampilan sedan yang akan rilis perdana di Jepang akhir tahun 2020 ini begitu menggoda dan mengundang perhatian di luar. Desain ala Keen Look yang sarat guratan tajam dan agresif semakin terlihat dominan dengan penggunaan pelek alloy 20 inci.
Ke dalam, penumpang akan disuguhi kabin lapang, posisi duduk rendah dan suportif, dengan area kokpit dikuasai oleh sepasang monitor 12,3 inci di balik kemudi dan di tengah dasbor. Kesan simpel yang disajikan berpadu apik dengan desain keseluruhan kabin yang kokoh dan karismatik.
Toyota mengklaim ada ubahan dalam sistem pengolahan gas hidrogen dan tangki penyimpan yang membuat Mirai memiliki jarak tempuh lebih jauh hingga 30% dari generasi awal. Mirai juga memiliki aliran tenaga yang lebih halus dan tidak seketika ala mobil listrik, tetap responsif ketika dibutuhkan. Ia juga memiliki kecakapan pengendalian yang lebih optimal dan begitu menggairahkan di jalan dengan mengandalkan sistem penggerak roda belakang.
Ultra Compact BEV
Angan untuk memiliki moda mobilitas ramah lingkungan yang kompak untuk kebutuhan perjalanan dekat di kawasan terbatas akan segera terwujud, meski baru terbatas di domestic Jepang. Ultra Compact BEV siap dipajang di pameran TMS 2019 dan akan menjadi salah satu andalan Toyota di segmen BEV dengan rencana penjualan di pertengahan tahun 2020.
Mobility vehicle dengan kapasitas 2 orang ini sangat cocok dimanfaatkan untuk pemakaian terbatas, seperti untuk ke mall, keliling area perkantoran, atau dipakai pengemudi pemula dan para lansia. Desain yang ekstra kompak dengan panjang hanya 2.490 mm, lebar 1.290 mm, tinggi 1.550 mm, dan radius putar 3,9 m, begitu memudahkan untuk manuver di seputar wilayah perkotaan Jepang yang memiliki akses serba terbatas.
Sekali isi penuh baterai, Ultra Compact BEV sanggup melaju sejauh sekitar 100 km dengan top speed mencapai 60 km/jam. Untuk pengisian baterai hingga penuh butuh waktu selama 5 jam (200 Volt).
Bicara safety, kendaraan dilengkapi fitur pencegah tabrakan yakni Intelligent Clearance Sonar dan Pre-Collision System yang disertai auto brake untuk keperluan darurat saat mobil sudah tidak bisa lagi menghindar. Menariknya, ada Ultra Compact BEV for Business yang didesain sebagai mobile office para eksekutif muda. Mengandalkan dimensi yang sama, mobil listrik ini bisa dipakai untuk mengunjungi klien, bekerja, dan beristirahat agar tidak mudah lelah guna menjaga produktivitas penggunanya. Desain kabin minimalis bisa disesuaikan untuk tiga kebutuhan, yaitu berkendara, bekerja, dan istirahat.
Toyota i-Road dan APM
Sebenarnya Toyota i-Road masuk dalam jajaran Ultra Compact BEV tapi dengan postur tubuh lebih kecil dan lincah ala sepeda motor. Bahkan bisa dikatakan ia merupakan sepeda motor yang diberi pelindung bodi karena saat menikung, kendaraan tiga roda ini akan miring sesuai sudut belok. Perangkat juga punya daya angkut layaknya sepeda motor dengan kapasitas maksimal 2 orang secara tandem.
Toyota i-Road memiliki dimensi panjang 2.345 mm, lebar 870 mm, dan tinggi 1.455 mm. Dengan dimensi ini, ia bisa masuk ke jalan-jalan kecil. Sama dengan Ultra Compact BEV, perangkat sanggup berlari hingga 60 km/jam, meski daya jelajah sekali isi baterai hanya sejauh 50 km, dengan waktu pengisian baterai selama 3 jam saja.
Walau bodi sekompak motor, namun adanya bodi memberi perlindungan lebih pada penumpang. Nyaman karena punya pendingin ruang, serta rileks karena kaki tidak perlu turun ke aspal. Rencananya, i-Road akan dipakai sebagai sharing vehicle di wilayah pemukiman atau wisata.
APM atau Accessible People Mover adalah kendaraan mobilitas yang dikembangkan khusus untuk keperluan Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020. Toyota ingin memberikan kebebasan bergerak untuk semua orang atau Mobility for All, sehingga orang dengan keterbatasan gerak seperti lansia, keluarga dengan anak kecil, dan wanita hamil dapat menuju ke semua lokasi lomba dengan mudah dan nyaman.
Tak kurang dari 200 unit APM disediakan untuk Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020. Menggunakan platform Micro BEV, hanya butuh 18 bulan untuk menciptakan APM.
Kendaraan yang dibuat untuk menjangkau titik terdekat dari venue ini memiliki top speed 19 km/jam dan jarak tempuh 100 km, dengan waktu pengisian baterai selama 5 jam (200 Volt) atau 16 jam (100 Volt).
Robot FSR dan HSR
Tidak hanya kendaraan masa depan, Toyota juga memajang robot di perhelatan TMS 2019. Di sini robot bertugas sebagai sarana pendukung mobilitas manusia, baik untuk para atlet maupun pihak yang mengalami keterbatasan gerak. Yang pertama adalah FSR atau Field Support Robot yang bertugas membantu staf di arena Olympic dan Paralympic Tokyo 2020. Bersama petugas lapangan, FSR mengambil objek yang dilempar di cabang atletik seperti lembing dan cakram.
FSR dapat mengenali petugas lapangan via program AI dan mengikutinya untuk mengambil lembing atau cakram. Petugas memasukkan objek ke dalam FSR dan selanjutnya menepuk bodi robot tersebut. Dengan kecepatan maksimal 20 km/jam, FSR akan kembali ke area pelemparan secara otonom, termasuk menghindar ketika ada rintangan.
Sementara HSR adalah singkatan dari Human Support Robot. Robot ini memiliki tugas mulia dalam melayani orang sakit, kaum disabilitas, dan para lanjut usia yang mengalami keterbatasan gerak. Toyota berusaha membuat HSR agar dapat mengerjakan segala jenis pekerjaan, mulai dari yang ringan seperti membawa gelas air, hingga membantu mengatur pola hidup pasien.
HSR bekerja memanfaatkan kamera, mikrofon, dan beragam sensor untuk beroperasi yang didukung oleh teknologi AI. Lebih jauh Toyota juga mendesain robot-robot ini membantu manusia, selain HSR maupun FSR, jelang perhelatan Olimpiade tahun 2020, beberapa robot terus di-develop seperti contohnya CUE 3 sebuah Artificial Intelligent (AI) robot yang mampu bermain basket dan secara luas ditujukan untuk nantinya dapat memberikan support teknis kepada atlet untuk meningkatkan performa.
Melalui Robot Maskot ini Toyota berharap tidak hanya dapat memberikan bantuan kepada para atlet di olimpiade, tapi juga bagaimana sentuhan lebih luas khususnya kepada pengunjung anak anak. Robot maskot ini rencananya akan menjadi sebuah robot sosal dapat berinteraksi dan memberikan respon kepada pemiliknya.
Apa saja mobil ramah lingkungan dan padat teknologi yang mereka bawa kali ini? Berikut laporannya dari ajang Tokyo Motor Show 2019.
Toyota e-Palette
e-Palette merupakan contoh moda transportasi yang sanggup memenuhi segala kebutuhan kendaraan masa depan. Siap operasi di ajang Olympic dan Paralympic Tokyo 2020, e-Palette adalah kendaraan elektrifikasi yang berjalan secara otonom untuk nantinya dipakai bersama-sama di seputar venue olimpiade. Kendaraan akan dijadikan sebagai sarana mobilitas pengunjung, staf, dan peserta secara aman, cepat, dan nyaman.
Tampilan luarnya terlihat unik, dengan bodi mengotak besar dan simetris, serta keempat roda di ujung bodi untuk menunjang manuver di area terbatas. Proporsi tubuh seperti ini membuatnya memiliki area kabin yang lapang, lega, tinggi, dan rata, serta terciptanya akses keluar dan masuk yang mudah dan cepat berkat pintu geser besar di tengah.
‘Minibus’ dengan penggerak BEV ini sanggup menampung hingga 20 orang penumpang dalam kondisi normal. Dengan dimensi panjang 5.255 mm, lebar 2.065 mm, tinggi 2.760 mm, dan wheelbase 4.000 mm, e-palette sanggup menampung hingga 4 kursi roda dan 7 penumpang, sekaligus. Ia juga memiliki sistem yang memudahkan pengguna kursi roda untuk naik dan turun.
Memiliki kecepatan maksimal 19 km/jam dan jarak tempuh sekitar 150 km, kendaraan otonom ini dapat berkomunikasi dengan orang di sekitarnya via lampu LED di depan dengan tulisan I’m running ketika berjalan dan After you saat berhenti disertai mimik muka (lampu) lucu dan mengundang atensi. Sebagai mobil otonom, e-palette sudah mencapai level 4 dari 5, yang artinya sudah mampu bergerak sendiri tanpa campur tangan manusia.
Toyota LQ
Masih ingat Toyota Concept-i yang pernah dipajang di pameran GIIAS 2018? Nah, Toyota LQ merupakan produk turunan dari mobil konsep tersebut dan akan beroperasi secara terbatas di TMS 2019 dan Olympic- Paralympic Tokyo 2020.
Huruf L berasal dari kata Love atau Beloved Car, dan Q diambil dari kata Cue (dibaca qiu). Toyota Lq adalah sebuah mobil yang menjadi pemicu kendaraan modern yang bisa mencintai pemiliknya.
Toyota LQ diciptakan dengan mengandalkan teknologi canggih yang dapat menyajikan pengalaman personal dan unik, memenuhi kebutuhan mobilitas penggunanya yang spesifik, dan membangun hubungan dengan pola keterikatan yang intim dan hangat antara mobil dan pengemudi.
Sebuah teknologi artificial intelligent (AI) yang diberi nama Agent Yui sanggup memberikan pengalaman mobilitas personal berdasarkan kondisi emosional dan kesadaran pengemudi.
Yui dapat berkomunikasi dengan pengemudi via komunikasi suara yang interaktif, mengubah desain bangku untuk meningkatkan kewaspadaan dan mereduksi stres, mengatur pencahayaan kabin sesuai mood penumpang. Bahkan menyajikan AC dan pengharum ruang ala aroma terapi yang memberi nuansa rileks dan tenang sebagai bagian dari Human Machine Interactions (HMI) untuk memberikan layanan personal.
Toyota LQ mengusung konsep Learn, Grow, Love untuk menggambarkan kemampuan moda ini untuk menciptakan relasi yang kuat dengan pemiliknya dengan menggunakan deep learning system dalam ‘tubuh’ Yui. Yui akan berusaha mengenal lebih jauh penggunanya berdasarkan data yang diberikan, tumbuh kembang bersama penggunanya, dan menjadi patner seiring berjalannya waktu.
Toyota LQ sudah mencapai level 4 autonomous vehicle yang berarti ia sudah bisa berjalan sendiri secara otomatis di ekosistem yang mendukung. Lq juga bisa mencari sendiri spot parkIr khusus untuknya di area public, sehingga memudahkan pengguna dengan keterbatasan seperti
kaum disabilitas, lanjut usia (lansia), dan wanita hamil.
Fitur Augmented Reality Head Up Display (ARHUD) menggunakan teknologi augmented reality ala game Pokemon untuk memberikan ragam informasi pada pengemudi dengan mengurangi pergerakan mata. Data yang disajikan secara 3 dimensi yang mudah dipahami dalam layar ekstra besar 230 inci sejauh 7 hingga 41 meter di depan pengemudi.
Toyota Lq juga berusaha menjaga tingkat kewaspadaan dengan membuat bangku berisi udara yang dapat dikembang-kempiskan sesuai tingkat kelelahan pengemudi. Lq akan memompa sandaran bangku agar lebih tegak dan mengaliri dengan udara dingin ketika dideteksi sopir
mengalami kelelahan.
Yui juga akan membuka pembicaraan, seperti memancing percakapan mengenai tim sepakbola favorit sopir yang menang saat bertanding malam sebelumnya untuk membuat sopir tetap terjaga.
Mengandalkan penggerak BEV, Toyota Lq punya jarak tempuh hingga 300 km dengan dimensi panjang 4.530 mm, lebar 1.840 mm, tinggi 1.480 mm, dan wheelbase 2.700 mm. Desain futuristik begitu kental terasa di luar dan di dalam.
Kabin nyaman dengan desain minimalis menyembunyikan kisi AC dari pandangan. Dasbor dan konsol tengah dibuat dengan teknologi 3D printing untuk mengurangi struktur, memberi kesan lega, dan mempunyai ergonomika tinggi. Termasuk beberapa panel frameless yang memberi kesan menyatu dan homey.
Toyota Mirai 2Setelah menghadirkan generasi awal Toyota Mirai tahun 2014 lalu, Toyota memperkenalkan konsep dari generasi ke-2 Mirai di ajang TMS 2019. Mirai masuk dalam cluster kendaraan FCEV karena menggunakan gas hidrogen sebagai sumber tenaga penggerak dan hanya menghasilkan emisi gas buang berupa air.
Calon model baru Mirai ini mengadopsi platform TNGA untuk sedan premium dengan penggerak roda belakang untuk mengombinasikan desain atraktif dan agresif di luar dan dalam, keandalan di jalan dengan pengalaman berkendara mengesankan, performa menghibur, dan penambahan daya tempuh.
Senada dengan produk Toyota lain yang telah mengadopsi sasis TNGA, tampilan Mirai lebih besar dari pendahulunya. Ia punya dimensi panjang 4.975 mm (+85 mm), lebar 1.885 mm (+70 mm), tinggi 1.470 mm (-65 mm), dan wheelbase 2.920 mm (+140 mm). Kombinasi dimensi seperti ini memastikan 5 penumpang merasa nyaman di dalam, tapi mobil tidak kehilangan aroma sporty dan dinamis saat dikendarai.
Tampilan sedan yang akan rilis perdana di Jepang akhir tahun 2020 ini begitu menggoda dan mengundang perhatian di luar. Desain ala Keen Look yang sarat guratan tajam dan agresif semakin terlihat dominan dengan penggunaan pelek alloy 20 inci.
Ke dalam, penumpang akan disuguhi kabin lapang, posisi duduk rendah dan suportif, dengan area kokpit dikuasai oleh sepasang monitor 12,3 inci di balik kemudi dan di tengah dasbor. Kesan simpel yang disajikan berpadu apik dengan desain keseluruhan kabin yang kokoh dan karismatik.
Toyota mengklaim ada ubahan dalam sistem pengolahan gas hidrogen dan tangki penyimpan yang membuat Mirai memiliki jarak tempuh lebih jauh hingga 30% dari generasi awal. Mirai juga memiliki aliran tenaga yang lebih halus dan tidak seketika ala mobil listrik, tetap responsif ketika dibutuhkan. Ia juga memiliki kecakapan pengendalian yang lebih optimal dan begitu menggairahkan di jalan dengan mengandalkan sistem penggerak roda belakang.
Ultra Compact BEV
Angan untuk memiliki moda mobilitas ramah lingkungan yang kompak untuk kebutuhan perjalanan dekat di kawasan terbatas akan segera terwujud, meski baru terbatas di domestic Jepang. Ultra Compact BEV siap dipajang di pameran TMS 2019 dan akan menjadi salah satu andalan Toyota di segmen BEV dengan rencana penjualan di pertengahan tahun 2020.
Mobility vehicle dengan kapasitas 2 orang ini sangat cocok dimanfaatkan untuk pemakaian terbatas, seperti untuk ke mall, keliling area perkantoran, atau dipakai pengemudi pemula dan para lansia. Desain yang ekstra kompak dengan panjang hanya 2.490 mm, lebar 1.290 mm, tinggi 1.550 mm, dan radius putar 3,9 m, begitu memudahkan untuk manuver di seputar wilayah perkotaan Jepang yang memiliki akses serba terbatas.
Sekali isi penuh baterai, Ultra Compact BEV sanggup melaju sejauh sekitar 100 km dengan top speed mencapai 60 km/jam. Untuk pengisian baterai hingga penuh butuh waktu selama 5 jam (200 Volt).
Bicara safety, kendaraan dilengkapi fitur pencegah tabrakan yakni Intelligent Clearance Sonar dan Pre-Collision System yang disertai auto brake untuk keperluan darurat saat mobil sudah tidak bisa lagi menghindar. Menariknya, ada Ultra Compact BEV for Business yang didesain sebagai mobile office para eksekutif muda. Mengandalkan dimensi yang sama, mobil listrik ini bisa dipakai untuk mengunjungi klien, bekerja, dan beristirahat agar tidak mudah lelah guna menjaga produktivitas penggunanya. Desain kabin minimalis bisa disesuaikan untuk tiga kebutuhan, yaitu berkendara, bekerja, dan istirahat.
Toyota i-Road dan APM
Sebenarnya Toyota i-Road masuk dalam jajaran Ultra Compact BEV tapi dengan postur tubuh lebih kecil dan lincah ala sepeda motor. Bahkan bisa dikatakan ia merupakan sepeda motor yang diberi pelindung bodi karena saat menikung, kendaraan tiga roda ini akan miring sesuai sudut belok. Perangkat juga punya daya angkut layaknya sepeda motor dengan kapasitas maksimal 2 orang secara tandem.
Toyota i-Road memiliki dimensi panjang 2.345 mm, lebar 870 mm, dan tinggi 1.455 mm. Dengan dimensi ini, ia bisa masuk ke jalan-jalan kecil. Sama dengan Ultra Compact BEV, perangkat sanggup berlari hingga 60 km/jam, meski daya jelajah sekali isi baterai hanya sejauh 50 km, dengan waktu pengisian baterai selama 3 jam saja.
Walau bodi sekompak motor, namun adanya bodi memberi perlindungan lebih pada penumpang. Nyaman karena punya pendingin ruang, serta rileks karena kaki tidak perlu turun ke aspal. Rencananya, i-Road akan dipakai sebagai sharing vehicle di wilayah pemukiman atau wisata.
APM atau Accessible People Mover adalah kendaraan mobilitas yang dikembangkan khusus untuk keperluan Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020. Toyota ingin memberikan kebebasan bergerak untuk semua orang atau Mobility for All, sehingga orang dengan keterbatasan gerak seperti lansia, keluarga dengan anak kecil, dan wanita hamil dapat menuju ke semua lokasi lomba dengan mudah dan nyaman.
Tak kurang dari 200 unit APM disediakan untuk Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020. Menggunakan platform Micro BEV, hanya butuh 18 bulan untuk menciptakan APM.
Kendaraan yang dibuat untuk menjangkau titik terdekat dari venue ini memiliki top speed 19 km/jam dan jarak tempuh 100 km, dengan waktu pengisian baterai selama 5 jam (200 Volt) atau 16 jam (100 Volt).
Robot FSR dan HSR
Tidak hanya kendaraan masa depan, Toyota juga memajang robot di perhelatan TMS 2019. Di sini robot bertugas sebagai sarana pendukung mobilitas manusia, baik untuk para atlet maupun pihak yang mengalami keterbatasan gerak. Yang pertama adalah FSR atau Field Support Robot yang bertugas membantu staf di arena Olympic dan Paralympic Tokyo 2020. Bersama petugas lapangan, FSR mengambil objek yang dilempar di cabang atletik seperti lembing dan cakram.
FSR dapat mengenali petugas lapangan via program AI dan mengikutinya untuk mengambil lembing atau cakram. Petugas memasukkan objek ke dalam FSR dan selanjutnya menepuk bodi robot tersebut. Dengan kecepatan maksimal 20 km/jam, FSR akan kembali ke area pelemparan secara otonom, termasuk menghindar ketika ada rintangan.
Sementara HSR adalah singkatan dari Human Support Robot. Robot ini memiliki tugas mulia dalam melayani orang sakit, kaum disabilitas, dan para lanjut usia yang mengalami keterbatasan gerak. Toyota berusaha membuat HSR agar dapat mengerjakan segala jenis pekerjaan, mulai dari yang ringan seperti membawa gelas air, hingga membantu mengatur pola hidup pasien.
HSR bekerja memanfaatkan kamera, mikrofon, dan beragam sensor untuk beroperasi yang didukung oleh teknologi AI. Lebih jauh Toyota juga mendesain robot-robot ini membantu manusia, selain HSR maupun FSR, jelang perhelatan Olimpiade tahun 2020, beberapa robot terus di-develop seperti contohnya CUE 3 sebuah Artificial Intelligent (AI) robot yang mampu bermain basket dan secara luas ditujukan untuk nantinya dapat memberikan support teknis kepada atlet untuk meningkatkan performa.
Melalui Robot Maskot ini Toyota berharap tidak hanya dapat memberikan bantuan kepada para atlet di olimpiade, tapi juga bagaimana sentuhan lebih luas khususnya kepada pengunjung anak anak. Robot maskot ini rencananya akan menjadi sebuah robot sosal dapat berinteraksi dan memberikan respon kepada pemiliknya.
(mim)