Pajak BBN-KB Naik, Harga Mobil Wuling Jadi Lebih Mahal?
A
A
A
TANGERANG - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta resmi menaikkan pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) menjadi 12,5% dari yang tadinya 10%.
Menanggapi hal tersebut salah satu Agen Pemegang Merek (APM) mobil, Wuling Motor mengaku akan mengikuti peraturan pemerintah yang berlaku. "Kalau ngomongin peraturan pemerintah, Wuling sebagai pemain baru dan memang kita longterm komitmen, ya kami ikutilah peraturan apa yang ada," kata Senior Brand Manager Wuling Motors, Dian Asmahani di Wuling Bintaro Astrido, Tangerang, Banten, Selasa (12/11/2019).
Dikatakannya, kenaikan BBN-KB pastinya akan memengaruhi harga Wuling. Namun berapa kenaikkannya, Dian belum bisa berkomentar.
"Pasti itu berpengaruh, cuma kami belum tahu nanti seperti apa. Karena kalau ngomongin kenaikan harga tahun depan faktornya banyak, bukan hanya BBN-KN. Ya ada ongkos produksi dan lain-lain," tutur Dian.
"Tapi apakah BBN-KB itu memengaruhi seberapa banyak (kenaikan harga) kami belum bisa bicara," imbuhnya.
Hingga saat ini, Wuling masih percaya diri dengan penjualannya yang cukup bagus, baik di pasar dalam negeri maupun ekspor. Sebanyak 1.900-an unit Wuling telah terjual di pasar dalam negeri, sedangkan untuk pasar ekspor sudah mencapai 1,494 selama dua bulan.
"Maksudnya kami sekarang sedang growth (tumbuh). Jadi apapun peraturannya kita ikutilah, sebagai APM yang berinvestasi di Indonesia kan," jamin Dian.
DKI Jakarta dan sekitarnya merupakan penyumbang penjualan Wuling terbesar di Indonesia dengan porsi sekitar 20%. Di posisi berikutnya adalah market Jawa Timur.
Menanggapi hal tersebut salah satu Agen Pemegang Merek (APM) mobil, Wuling Motor mengaku akan mengikuti peraturan pemerintah yang berlaku. "Kalau ngomongin peraturan pemerintah, Wuling sebagai pemain baru dan memang kita longterm komitmen, ya kami ikutilah peraturan apa yang ada," kata Senior Brand Manager Wuling Motors, Dian Asmahani di Wuling Bintaro Astrido, Tangerang, Banten, Selasa (12/11/2019).
Dikatakannya, kenaikan BBN-KB pastinya akan memengaruhi harga Wuling. Namun berapa kenaikkannya, Dian belum bisa berkomentar.
"Pasti itu berpengaruh, cuma kami belum tahu nanti seperti apa. Karena kalau ngomongin kenaikan harga tahun depan faktornya banyak, bukan hanya BBN-KN. Ya ada ongkos produksi dan lain-lain," tutur Dian.
"Tapi apakah BBN-KB itu memengaruhi seberapa banyak (kenaikan harga) kami belum bisa bicara," imbuhnya.
Hingga saat ini, Wuling masih percaya diri dengan penjualannya yang cukup bagus, baik di pasar dalam negeri maupun ekspor. Sebanyak 1.900-an unit Wuling telah terjual di pasar dalam negeri, sedangkan untuk pasar ekspor sudah mencapai 1,494 selama dua bulan.
"Maksudnya kami sekarang sedang growth (tumbuh). Jadi apapun peraturannya kita ikutilah, sebagai APM yang berinvestasi di Indonesia kan," jamin Dian.
DKI Jakarta dan sekitarnya merupakan penyumbang penjualan Wuling terbesar di Indonesia dengan porsi sekitar 20%. Di posisi berikutnya adalah market Jawa Timur.
(mim)