Bentley Mulliner Bacalar, Bahasa Desain Baru yang Provokatif
A
A
A
JAKARTA - Bentley baru saja merilis sebuah mobil yang tak biasa, Bentley Mulliner Bacalar. Mobil ini merupakan langkah awal Bentley untuk memperkenalkan bahasa desain baru Bentley pada masa mendatang. Apa yang menyebabkan mereka mengambil keputusan untuk berubah?
Bentley Mulliner Bacalar memang tampil tidak seperti sebuah Bentley pada umumnya. Jika Bentley yang kita kenal tampil dengan desain yang elegan dan sedikit kaku, Bentley Mulliner Bacalar justru tampil sangat provokatif.
Pada dasarnya Bentley mencoba mengadaptasi garis desain yang pernah dimiliki mobil konsep Bentley EXP 100 GT. Mobil konsep ini baru saja mendapatkan gelar sebagai mobil konsep tercantik di dunia pada Februari lalu.
Bentley kemudian melakukan banyak sentuhan baru dalam membuat Bentley Mulliner Bacalar. Pertama yang mereka lakukan adalah menanggalkan atap yang ada di Bentley EXP 100 GT. Hal ini membuat Bentley Mulliner Bacalar terlihat provokatif dan atraktif. Seolah-olah menandakan bahwa pemilik mobil ini tidak boleh terkungkung dengan kemewahan yang ada di dalam mobil tapi harus berinteraksi dengan alam sekitar. Garis utama mobil juga penuh dengan garis-garis tajam.
Grille depan mobil juga sangat jauh dari mobil-mobil Bentley terdahulu. Haluan mobil terlihat begitu besar, kokoh dan menonjol keluar. Sistem saluran udara dibuat besar hingga membuat bagian moncong mobil begitu menonjol.
Bagian buritan justru semakin berbeda dengan Bentley pada umumnya. Bagian pilar C yang sedikit menjulang membuatnya terlihat seperti sebuah mobil sport. Bahkan, jika dilihat dari belakang, mobil itu akan terkesan seperti Ferrari.
Kesan sport terasa ketika beranjak di kabin. Panel-panel yang ada di dashboard mobil justru mengesankan sebuah mobil sport ketimbang mobil superluxury.
Namun, itu bukan berarti Bentley menanggalkan eksklusivitas mereka. Untuk material dasbornya saja, Bentley menggunakan kayu yang telah berusia 5.000 tahun. Untuk membuat jok mobilnya, mereka benar-benar serius melakukannya dengan tangan sehingga butuh 148.199 jahitan untuk satu buah bangku.
Perpaduan desain yang tidak biasa dan eksklusivitas khas Bentley ini memang jadi hal yang tidak biasa. Seperti disebutkan sebelumnya, produk Bentley yang ada saat ini terlihat begitu nyaman dengan tampilan elegan.
Kehadiran Bentley Mulliner Bacalar seolah jadi langkah awal bagi Bentley untuk mulai mengubah bahasa desain mereka. Buktinya sudah jelas, 12 unit Bentley Mulliner Bacalar langsung ludes terjual. Animo penggemar setia Bentley begitu tinggi.
“Mobil ini begitu diapresiasi. Bahkan pelanggan tradisional kami sangat menyukainya. Hal ini sangat mengejutkan kami. Saya benar-benar tertantang untuk melakukan sesuatu yang lebih besar lagi,” ujar Stefan Sielaff, desainer utama Bentley.
Stefan Sielaff mengatakan saat ini Bentley memang tengah berusaha mengubah bahasa desain mereka menjadi lebih up to date. Apalagi saat ini di tengah persaingan mobil superluxury, Bentley terkesan masih ada dalam bayang-bayang Rolls-Royce.
Bentley dan Rolls-Royce memang punya cerita menarik. Jauh sebelum keduanya dikuasai oleh dua perusahaan Jerman, Bentley adalah divisi khusus yang ada di Rolls-Royce. Hanya saja saat BMW AG mengambil Rolls-Royce, Bentley berpisah karena memang tidak masuk dalam klausul pembelian BMW AG. Alhasil Bentley justru dibeli oleh perusahaan Jerman lainnya, Volkswagen AG.
Uniknya ketika mereka berpisah, Bentley dan Rolls-Royce justru menempuh cara yang berbeda. Rolls-Royce masih bertahan pada eksklusivitas dan tetap berdiri sendiri dari pengaruh BMW AG. Mobil-mobil yang mereka desain jauh dari campur tangan BMW AG.
Sebaliknya Bentley justru mengandalkan penuh kuasa Volkswagen AG. Mereka bahkan berusaha membuat mobil yang sifatnya product mass. Ambil contoh Bentley Bentayga yang memang berhasil mendongkrak penjualan Bentley. Padahal mobil itu hanya berbagi platform dan mesin buatan Volkswagen AG yakni Volkswagen Touareg. Pada saat bersamaan mereka justru masih sering terlihat seperti saudara kandung Rolls-Royce.
Hal inilah yang coba dibuat oleh Bentley yang memang ingin menjauh dari Rolls-Royce. Apalagi Wolfgang Durheimer, mantan orang nomor satu Bentley, pernah mengatakan bahwa Bentley dan Rolls-Royce itu berbeda. “Rolls-Royce itu ultimate luxury, sedangkan kami Bentley adalah luxury-performance,” ucapnya.
Unsur performance inilah yang akan ditingkatkan lagi oleh Bentley sebagai kata kunci bahasa desain baru mereka. Ini sudah terlihat dari penampilan Bentley Mulliner Bacalar yang begitu kuat nuansa performance yang futuristis.
Target selanjutnya setelah mobil itu, Bentley akan membuat sebuah mobil listrik yang tentunya akan tampil dengan desain khusus layaknya mobil listrik yang ada saat ini. “Membuat mobil listrik itu memerlukan desain yang sangat khusus karena mempertimbangkan banyak faktor, seperti aerodinamika hingga bobot kendaraan. Kami yakin bahasa desain baru ini akan mampu menjawabnya,” ucap Adrian Hallmark, CEO Bentley. (Wahyu Sibarani)
Bentley Mulliner Bacalar memang tampil tidak seperti sebuah Bentley pada umumnya. Jika Bentley yang kita kenal tampil dengan desain yang elegan dan sedikit kaku, Bentley Mulliner Bacalar justru tampil sangat provokatif.
Pada dasarnya Bentley mencoba mengadaptasi garis desain yang pernah dimiliki mobil konsep Bentley EXP 100 GT. Mobil konsep ini baru saja mendapatkan gelar sebagai mobil konsep tercantik di dunia pada Februari lalu.
Bentley kemudian melakukan banyak sentuhan baru dalam membuat Bentley Mulliner Bacalar. Pertama yang mereka lakukan adalah menanggalkan atap yang ada di Bentley EXP 100 GT. Hal ini membuat Bentley Mulliner Bacalar terlihat provokatif dan atraktif. Seolah-olah menandakan bahwa pemilik mobil ini tidak boleh terkungkung dengan kemewahan yang ada di dalam mobil tapi harus berinteraksi dengan alam sekitar. Garis utama mobil juga penuh dengan garis-garis tajam.
Grille depan mobil juga sangat jauh dari mobil-mobil Bentley terdahulu. Haluan mobil terlihat begitu besar, kokoh dan menonjol keluar. Sistem saluran udara dibuat besar hingga membuat bagian moncong mobil begitu menonjol.
Bagian buritan justru semakin berbeda dengan Bentley pada umumnya. Bagian pilar C yang sedikit menjulang membuatnya terlihat seperti sebuah mobil sport. Bahkan, jika dilihat dari belakang, mobil itu akan terkesan seperti Ferrari.
Kesan sport terasa ketika beranjak di kabin. Panel-panel yang ada di dashboard mobil justru mengesankan sebuah mobil sport ketimbang mobil superluxury.
Namun, itu bukan berarti Bentley menanggalkan eksklusivitas mereka. Untuk material dasbornya saja, Bentley menggunakan kayu yang telah berusia 5.000 tahun. Untuk membuat jok mobilnya, mereka benar-benar serius melakukannya dengan tangan sehingga butuh 148.199 jahitan untuk satu buah bangku.
Perpaduan desain yang tidak biasa dan eksklusivitas khas Bentley ini memang jadi hal yang tidak biasa. Seperti disebutkan sebelumnya, produk Bentley yang ada saat ini terlihat begitu nyaman dengan tampilan elegan.
Kehadiran Bentley Mulliner Bacalar seolah jadi langkah awal bagi Bentley untuk mulai mengubah bahasa desain mereka. Buktinya sudah jelas, 12 unit Bentley Mulliner Bacalar langsung ludes terjual. Animo penggemar setia Bentley begitu tinggi.
“Mobil ini begitu diapresiasi. Bahkan pelanggan tradisional kami sangat menyukainya. Hal ini sangat mengejutkan kami. Saya benar-benar tertantang untuk melakukan sesuatu yang lebih besar lagi,” ujar Stefan Sielaff, desainer utama Bentley.
Stefan Sielaff mengatakan saat ini Bentley memang tengah berusaha mengubah bahasa desain mereka menjadi lebih up to date. Apalagi saat ini di tengah persaingan mobil superluxury, Bentley terkesan masih ada dalam bayang-bayang Rolls-Royce.
Bentley dan Rolls-Royce memang punya cerita menarik. Jauh sebelum keduanya dikuasai oleh dua perusahaan Jerman, Bentley adalah divisi khusus yang ada di Rolls-Royce. Hanya saja saat BMW AG mengambil Rolls-Royce, Bentley berpisah karena memang tidak masuk dalam klausul pembelian BMW AG. Alhasil Bentley justru dibeli oleh perusahaan Jerman lainnya, Volkswagen AG.
Uniknya ketika mereka berpisah, Bentley dan Rolls-Royce justru menempuh cara yang berbeda. Rolls-Royce masih bertahan pada eksklusivitas dan tetap berdiri sendiri dari pengaruh BMW AG. Mobil-mobil yang mereka desain jauh dari campur tangan BMW AG.
Sebaliknya Bentley justru mengandalkan penuh kuasa Volkswagen AG. Mereka bahkan berusaha membuat mobil yang sifatnya product mass. Ambil contoh Bentley Bentayga yang memang berhasil mendongkrak penjualan Bentley. Padahal mobil itu hanya berbagi platform dan mesin buatan Volkswagen AG yakni Volkswagen Touareg. Pada saat bersamaan mereka justru masih sering terlihat seperti saudara kandung Rolls-Royce.
Hal inilah yang coba dibuat oleh Bentley yang memang ingin menjauh dari Rolls-Royce. Apalagi Wolfgang Durheimer, mantan orang nomor satu Bentley, pernah mengatakan bahwa Bentley dan Rolls-Royce itu berbeda. “Rolls-Royce itu ultimate luxury, sedangkan kami Bentley adalah luxury-performance,” ucapnya.
Unsur performance inilah yang akan ditingkatkan lagi oleh Bentley sebagai kata kunci bahasa desain baru mereka. Ini sudah terlihat dari penampilan Bentley Mulliner Bacalar yang begitu kuat nuansa performance yang futuristis.
Target selanjutnya setelah mobil itu, Bentley akan membuat sebuah mobil listrik yang tentunya akan tampil dengan desain khusus layaknya mobil listrik yang ada saat ini. “Membuat mobil listrik itu memerlukan desain yang sangat khusus karena mempertimbangkan banyak faktor, seperti aerodinamika hingga bobot kendaraan. Kami yakin bahasa desain baru ini akan mampu menjawabnya,” ucap Adrian Hallmark, CEO Bentley. (Wahyu Sibarani)
(ysw)