Laba Toyota diperkirakan turun
A
A
A
Sindonews.com - Laba Toyota Motor Corp, produsen mobil terbesar di dunia, diprediksi jatuh dari torehan tahun lalu. Hal ini akibat kemerosotan permintaan di Jepang, meningkatnya persaingan di AS dan yen yang tidak lagi memberikan keuntungan.
Perusahaan melaporkan laba bersih diperkirakan tergelincir ke 1,78 triliun yen (USD17 miliar) pada tahun fiskal hingga 31 Maret. Sementara berdasarkan perkiraan 24 analis yang dirilis Bloomberg, Kamis (8/5/2014), rata-rata turun sebesar 2,02 triliun yen.
Akio Toyoda, memimpin perusahaan yang didirikan kakeknya, mencapai rekor laba 1,82 triliun yen pada tahun fiskal terakhir, sebagai pelemahan yen yang didorong nilai penjualan Prius hibrida dan kendaraan Lexus yang diekspor dari Jepang.
Namun seiring memudarnya keuntungan, Toyota dan Honda Motor Co memprediksi laba lebih kecil dari estimasi termasuk di antara mobil Jepang, yang menguatkan penurunan rekor dalam permintaan domestik karena kenaikan pajak penjualan pertama dalam 17 tahun.
Seiring prospek penurunan keuntungan, Toyota juga telah menghadapi sejumlah tantangan. Cacat pada sistem keamanan telah menyebabkan meningkatnya penarikan global, termasuk satu bulan lalu yang mempengaruhi lebih dari 6 juta kendaraan untuk diperbaiki, seperti sedan Camry dan RAV4 SUV. Kemudian 1,9 juta unitmobil hibrida Prius pada Februari .
Pada Maret, Toyota setuju membayar denda sebesar USD1,2 miliar untuk mengakhiri penyelidikan kriminal AS pada masalah percepatan, terkait dengan penarikan 10 juta kendaraan pada 2009 dan 2010.
Perusahaan melaporkan laba bersih diperkirakan tergelincir ke 1,78 triliun yen (USD17 miliar) pada tahun fiskal hingga 31 Maret. Sementara berdasarkan perkiraan 24 analis yang dirilis Bloomberg, Kamis (8/5/2014), rata-rata turun sebesar 2,02 triliun yen.
Akio Toyoda, memimpin perusahaan yang didirikan kakeknya, mencapai rekor laba 1,82 triliun yen pada tahun fiskal terakhir, sebagai pelemahan yen yang didorong nilai penjualan Prius hibrida dan kendaraan Lexus yang diekspor dari Jepang.
Namun seiring memudarnya keuntungan, Toyota dan Honda Motor Co memprediksi laba lebih kecil dari estimasi termasuk di antara mobil Jepang, yang menguatkan penurunan rekor dalam permintaan domestik karena kenaikan pajak penjualan pertama dalam 17 tahun.
Seiring prospek penurunan keuntungan, Toyota juga telah menghadapi sejumlah tantangan. Cacat pada sistem keamanan telah menyebabkan meningkatnya penarikan global, termasuk satu bulan lalu yang mempengaruhi lebih dari 6 juta kendaraan untuk diperbaiki, seperti sedan Camry dan RAV4 SUV. Kemudian 1,9 juta unitmobil hibrida Prius pada Februari .
Pada Maret, Toyota setuju membayar denda sebesar USD1,2 miliar untuk mengakhiri penyelidikan kriminal AS pada masalah percepatan, terkait dengan penarikan 10 juta kendaraan pada 2009 dan 2010.
(dmd)