Shell Kenalkan Teknologi Industri Pelumas Baru
A
A
A
JAKARTA - Salah satu perusahaan energi ternama, Shell membawa gebrakan baru di teknologi industri pelumas mobil, bernama Shell PurePlus Technology.
Teknologi ini dikembangkan melalui riset teknologi gas-to-liquid (GTL). Disebutkan, keunggulan produk ini ialah mampu mengubah gas alam menjadi bahan dasar pelumas full sintetis (sintetis penuh).
”Shell PurePlus Technology adalah proses yang sangat revolusioner dari teknologi gas ke carian. Teknologi ini berkembang pesat karena kemampuannya mengolah gas alam, dalam menghasilkan bahan dasar sintetis yang mirip dengan produk turunan minyak bumi," ujar General Manager Technical Shell Lubricants and Bulk Fuels Indonesia, Bambang Wahyudi dalam keterangan resminya, Senin (22/9/2014).
Bambang mengatakan, bahan dasar yang dihasilkan dari proses ini memiliki kualitas lebih baik dari produk turunan minyak bumi. "Teknologi ini mampu mengubah gas alam menjadi bahan dasar sejernih kristal, tanpa sedikit pun kotoran seperti yang biasanya ditemukan pada minyak bumi,” imbuhnya.
Sementara itu, Brand and Marketing Communication Manager Shell Lubricants Indonesia, Edward Satrio mengatakan, kelebihan pelumas full sintetis yaitu, memiliki tingkat kemurnian lebih tinggi dibandingkan pelumas mobil berbasis minyak bumi.
Pelumas sintetis, biasanya diproduksi dari minyak bumi atau gas cair dengan menggunakan proses kimia terkini. Struktur molekul dan sifatnya dapat dikontrol dan dibuat memenuhi kebutuhan mesin modern.
Saat ini ada dua tipe pelumas sintetis, pertama full sintetis. Tipe ini menggunakan bahan dasar sintetis 100%, guna mencapai tingkat kinerja tertinggi dibandingkan pelumas mineral dan teknologi sintetis.
Kedua, teknologi semi sintetis yang menggunakan minyak mineral dan sintetis, untuk meningkatkan kinerja dibandingkan dengan penggunaan minyak mineral konvensional.
"Pelumas sintetis lebih stabil di suhu tinggi. Memiliki kadar penguapan yang rendah dan mencegah terjadinya endapan karbon pada mesin, melumasi dan melapisi logam lebih baik sehingga mencegah terjadinya gesekan antar logam yang berakibat kerusakan pada mesin," pungkasnya.
Riset Shell PurePlus Technology tersebut dilakukan selama 40 tahun di Pusat Teknologi Shell Lubricants.
Teknologi ini dikembangkan melalui riset teknologi gas-to-liquid (GTL). Disebutkan, keunggulan produk ini ialah mampu mengubah gas alam menjadi bahan dasar pelumas full sintetis (sintetis penuh).
”Shell PurePlus Technology adalah proses yang sangat revolusioner dari teknologi gas ke carian. Teknologi ini berkembang pesat karena kemampuannya mengolah gas alam, dalam menghasilkan bahan dasar sintetis yang mirip dengan produk turunan minyak bumi," ujar General Manager Technical Shell Lubricants and Bulk Fuels Indonesia, Bambang Wahyudi dalam keterangan resminya, Senin (22/9/2014).
Bambang mengatakan, bahan dasar yang dihasilkan dari proses ini memiliki kualitas lebih baik dari produk turunan minyak bumi. "Teknologi ini mampu mengubah gas alam menjadi bahan dasar sejernih kristal, tanpa sedikit pun kotoran seperti yang biasanya ditemukan pada minyak bumi,” imbuhnya.
Sementara itu, Brand and Marketing Communication Manager Shell Lubricants Indonesia, Edward Satrio mengatakan, kelebihan pelumas full sintetis yaitu, memiliki tingkat kemurnian lebih tinggi dibandingkan pelumas mobil berbasis minyak bumi.
Pelumas sintetis, biasanya diproduksi dari minyak bumi atau gas cair dengan menggunakan proses kimia terkini. Struktur molekul dan sifatnya dapat dikontrol dan dibuat memenuhi kebutuhan mesin modern.
Saat ini ada dua tipe pelumas sintetis, pertama full sintetis. Tipe ini menggunakan bahan dasar sintetis 100%, guna mencapai tingkat kinerja tertinggi dibandingkan pelumas mineral dan teknologi sintetis.
Kedua, teknologi semi sintetis yang menggunakan minyak mineral dan sintetis, untuk meningkatkan kinerja dibandingkan dengan penggunaan minyak mineral konvensional.
"Pelumas sintetis lebih stabil di suhu tinggi. Memiliki kadar penguapan yang rendah dan mencegah terjadinya endapan karbon pada mesin, melumasi dan melapisi logam lebih baik sehingga mencegah terjadinya gesekan antar logam yang berakibat kerusakan pada mesin," pungkasnya.
Riset Shell PurePlus Technology tersebut dilakukan selama 40 tahun di Pusat Teknologi Shell Lubricants.
(dyt)