Mengulik Audi A8 di IIMS
A
A
A
JAKARTA - Mobil Jerman terkenal dengan kualitas yang baik. Desain elegan dibalut sejumlah fitur terdepan menjadi daya tarik tersendiri bagi calon konsumen.
Namun tidak disangkal jika kelebihan tersebut harus "ditutupi" dengan banderol yang tidak murah. Seperti Audi A8 LPI (Product Improvment) yang dibanderol Rp2,45 miliar untuk versi standar dan Rp2,75 miliar on the road Jakarta untuk versi Luxury.
Pabrikan mengklaim mobil ini sudah mengalami perbaikan diberbagai sektor. Mulai eksterior, interior, mesin, hingga fitur keselamatan dan kenyamanan.
"Eksterior, dari luar dapat dilihat perbandingan antara kaca dan bodi lebih banyak bodi. Kaca hanya 1/3 saja, biaya produksi juga lebih tinggi karena lebih banyak bodi dibanding kaca," ujar Kepala Divisi Trainner Product Audi, Krisna Aditia Aristian.
Krisna menambahkan, dengan perbandingan bodi lebih besar, maka individu yang berada di dalam mobil lebih aman karena terlindung seperti kepompong.
"Banyak yang bilang jika kursi penumpang mobil Jerman terlalu tegap. Audi menangkap hal tersebut, dan ruang kaki di mobil ini lebih lebar 13 cm dari versi sebelumnya," imbuh Krisna.
Dengan penambahan ruang kaki tersebut, kursi penumpang disamping kiri dapat dimajukan hingga lebih landai. "Reclaining seat hanya berlaku di samping kiri. Karena jika dibelakang sopir kasihan si sopir," katanya.
Audi A8 L PI dipersenjatai mesin V6 3.0 TFSI supercharged yang dapat melontarkan tenaga hingga 310 hp dan torsi 440 Nm serta mampu berakselerasi dari 0-100 kpj hanya dalam enam detik.
"Mesin juga dikembangkan lebih baik. Tercatat mesin baru ini mampu menghemat bahan bakar 10% dari versi sebelumnya. Nilai konsumsi BBM rata-rata 7,9 liter per 100km," tuturnya.
A8 juga dilengkapi fitur dinamic steering sistem yang memudahkan pengemudi mengendalikan mobil ketika berjalan kencang. Ada juga matrix LED headlamp, sistem yang dapat mendeteksi objek bergerak.
"Ketika ada mobil lain bergerak kearah berlawanan, sensor akan mendeteksi besarnya objek dan mematikan pancaran lampu sesuai besarnya objek tersebut. Sehingga mobil lain tidak akan silau. Namun sistem ini harus dalam keadaan bergerak," pungkasnya.
Namun tidak disangkal jika kelebihan tersebut harus "ditutupi" dengan banderol yang tidak murah. Seperti Audi A8 LPI (Product Improvment) yang dibanderol Rp2,45 miliar untuk versi standar dan Rp2,75 miliar on the road Jakarta untuk versi Luxury.
Pabrikan mengklaim mobil ini sudah mengalami perbaikan diberbagai sektor. Mulai eksterior, interior, mesin, hingga fitur keselamatan dan kenyamanan.
"Eksterior, dari luar dapat dilihat perbandingan antara kaca dan bodi lebih banyak bodi. Kaca hanya 1/3 saja, biaya produksi juga lebih tinggi karena lebih banyak bodi dibanding kaca," ujar Kepala Divisi Trainner Product Audi, Krisna Aditia Aristian.
Krisna menambahkan, dengan perbandingan bodi lebih besar, maka individu yang berada di dalam mobil lebih aman karena terlindung seperti kepompong.
"Banyak yang bilang jika kursi penumpang mobil Jerman terlalu tegap. Audi menangkap hal tersebut, dan ruang kaki di mobil ini lebih lebar 13 cm dari versi sebelumnya," imbuh Krisna.
Dengan penambahan ruang kaki tersebut, kursi penumpang disamping kiri dapat dimajukan hingga lebih landai. "Reclaining seat hanya berlaku di samping kiri. Karena jika dibelakang sopir kasihan si sopir," katanya.
Audi A8 L PI dipersenjatai mesin V6 3.0 TFSI supercharged yang dapat melontarkan tenaga hingga 310 hp dan torsi 440 Nm serta mampu berakselerasi dari 0-100 kpj hanya dalam enam detik.
"Mesin juga dikembangkan lebih baik. Tercatat mesin baru ini mampu menghemat bahan bakar 10% dari versi sebelumnya. Nilai konsumsi BBM rata-rata 7,9 liter per 100km," tuturnya.
A8 juga dilengkapi fitur dinamic steering sistem yang memudahkan pengemudi mengendalikan mobil ketika berjalan kencang. Ada juga matrix LED headlamp, sistem yang dapat mendeteksi objek bergerak.
"Ketika ada mobil lain bergerak kearah berlawanan, sensor akan mendeteksi besarnya objek dan mematikan pancaran lampu sesuai besarnya objek tersebut. Sehingga mobil lain tidak akan silau. Namun sistem ini harus dalam keadaan bergerak," pungkasnya.
(dyt)