Industri Automotif Indonesia Mampu Bersaing di Dunia
A
A
A
PURWAKARTA - Aliran investasi di industri automotif yang terus meningkat membuktikan iklim usaha di Tanah Air semakin kompetitif. Industri automotif Indonesia mampu bersaing di dunia.
"Investasi sektor industri automotif, komponen dan suku cadang terus meningkat. Ini indikasi iklim usaha industri automotif Indonesia semakin baik dan mampu bersaing di kawasan ASEAN, bahkan global," ujar Menteri Perindustrian Saleh Husin, saat meresmikan pabrik aki PT Furukawa Indomobil Battery Manufacturing di Purwakarta, Jawa Barat, Kamis (5/2/2015).
Pabrik Furukawa Indomobil Battery Manufacturing merupakan patungan antara Indomobil dengan Furukawa Battery Co Ltd dari Jepang. Kerja sama ini menjadikan Indonesia sebagai basis produk automotif di ASEAN dan dunia.
Saleh menyatakan, pemerintah berusaha menjaga iklim investasi dan usaha yang kondusif. Strateginya adalah kebijakan tax alowance, tax hliday dan Bea Masuk yang Ditanggung Pemerintah (BMDTP).
Hasilnya, terlihat dari produksi dan penjualan kendaraan roda empat sepanjang 2014 mencapai 1,2 juta unit. Sementara kendaraan roda dua sebanyak 7,9 juta unit.
Begitu juga dengan kinerja ekspor kendaraan utuh (Completely Built-Up/CBU). Pada 2014, ekspor jenis kendaraan ini 202.273 unit, meningkat 18% dibanding tahun sebelumnya sebanyak 170.907 unit.
"Volume produksi ini akan terus meningkat sesuai peningkatan ekonomi Indonesia. Pembangunan pabrik ini akan memperkuat struktur industri automotif dan daya saing," paparnya.
Dia juga optimistis, pabrik ini akan menyerap tenaga kerja Indonesia karena melibatkan sumber daya lokal termasuk suplier bahan baku dan komponen lokal. Pabrik dengan investasi awal Rp216 miliar ini diyakini akan mengurangi impor dan ketergantungan pada produk serupa dari luar negeri.
Selain sisi produksi, Saleh juga mengingatkan aki atau baterai termasuk kategori produk Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). "Saya berharap kegiatan produksi memperhatikan penanganan lingkungan, baik pra dan pasca produksi," tegasnya.
Pada kesempatan yang sama, Presiden Direktur Furukawa. Battery Co Ltd, Tokuyama mengungkapkan pendirian pabrik ini bertujuan mendongkrak penjualan di luar Jepang hingga 2 kali lipat sebesar 100 miliar yen. "Kami berharap berkontribusi pada ekonomi Indonesia melalui produksi aki di Purwakarta ini," katanya.
Sementara itu, Presdir PT Indomobil Group, Yusak Kertowidjojo menyatakan produksi aki atau bateri automotif adalah industri strategis karena seiring dengan meningkatnya jumlah kendaraan. "Kami berterima kasih pada Menteri Perindustrian, Bapak Saleh Husin dan Bupati Karawang, Bapak Deddy Mulyadi karena telah mendukung pabrik kami," ujarnya.
"Investasi sektor industri automotif, komponen dan suku cadang terus meningkat. Ini indikasi iklim usaha industri automotif Indonesia semakin baik dan mampu bersaing di kawasan ASEAN, bahkan global," ujar Menteri Perindustrian Saleh Husin, saat meresmikan pabrik aki PT Furukawa Indomobil Battery Manufacturing di Purwakarta, Jawa Barat, Kamis (5/2/2015).
Pabrik Furukawa Indomobil Battery Manufacturing merupakan patungan antara Indomobil dengan Furukawa Battery Co Ltd dari Jepang. Kerja sama ini menjadikan Indonesia sebagai basis produk automotif di ASEAN dan dunia.
Saleh menyatakan, pemerintah berusaha menjaga iklim investasi dan usaha yang kondusif. Strateginya adalah kebijakan tax alowance, tax hliday dan Bea Masuk yang Ditanggung Pemerintah (BMDTP).
Hasilnya, terlihat dari produksi dan penjualan kendaraan roda empat sepanjang 2014 mencapai 1,2 juta unit. Sementara kendaraan roda dua sebanyak 7,9 juta unit.
Begitu juga dengan kinerja ekspor kendaraan utuh (Completely Built-Up/CBU). Pada 2014, ekspor jenis kendaraan ini 202.273 unit, meningkat 18% dibanding tahun sebelumnya sebanyak 170.907 unit.
"Volume produksi ini akan terus meningkat sesuai peningkatan ekonomi Indonesia. Pembangunan pabrik ini akan memperkuat struktur industri automotif dan daya saing," paparnya.
Dia juga optimistis, pabrik ini akan menyerap tenaga kerja Indonesia karena melibatkan sumber daya lokal termasuk suplier bahan baku dan komponen lokal. Pabrik dengan investasi awal Rp216 miliar ini diyakini akan mengurangi impor dan ketergantungan pada produk serupa dari luar negeri.
Selain sisi produksi, Saleh juga mengingatkan aki atau baterai termasuk kategori produk Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). "Saya berharap kegiatan produksi memperhatikan penanganan lingkungan, baik pra dan pasca produksi," tegasnya.
Pada kesempatan yang sama, Presiden Direktur Furukawa. Battery Co Ltd, Tokuyama mengungkapkan pendirian pabrik ini bertujuan mendongkrak penjualan di luar Jepang hingga 2 kali lipat sebesar 100 miliar yen. "Kami berharap berkontribusi pada ekonomi Indonesia melalui produksi aki di Purwakarta ini," katanya.
Sementara itu, Presdir PT Indomobil Group, Yusak Kertowidjojo menyatakan produksi aki atau bateri automotif adalah industri strategis karena seiring dengan meningkatnya jumlah kendaraan. "Kami berterima kasih pada Menteri Perindustrian, Bapak Saleh Husin dan Bupati Karawang, Bapak Deddy Mulyadi karena telah mendukung pabrik kami," ujarnya.
(dmd)