Proton Indonesia Belum Mendapat Instruksi dari Malaysia
A
A
A
JAKARTA - PT Proton Edar Indonesia yang merupakan Agen Pemegang Merek Proton di Tanah Air belum mau berkomentar banyak mengenai penandatangan MoU Proton Holdings Bhd (Malaysia) dan PT Adiperkasa Citra Lestari (Indonesia). Apalagi menyinggung masalah mobil nasional.
Pihaknya saat ini hanya berkonsentrasi untuk meningkatkan penjualan yang tahun kemarin sangat lesu. Target ekspansi dan menaikkan penjualan menjadi prioritas utama saat ini.
"Kami sudah mendengar mengenai penandatangan kerja sama itu. Kita belum mendapat instruksi lebih lanjut dari Malaysia terkait hal ini," jelas Head of Sales and Marketing Division Proton Edar Indonesia, Winara Arigayo saat dihubungi lewat sambungan telpon dengan Sindonews, Rabu (11/2/2015).
Dirinya menambahkan, yang jelas pihak pusat (Proton Malaysia) sangat mendukung kegiatan kami untuk pasar Indonesia. Karena pasar Indonesia dinilai besar mengalahkan pasokan untuk Thailand. Meskipun tahun kemarin sempat mengalami penurunan 2% untuk Indonesia.
"Kita saat ini hanya menunggu perintah, maaf sekarang saya tidak bisa berbicara banyak terkait masalah ini. Karena ini menyangkut perusahaan dua negara," pungkasnya.
Pihaknya saat ini hanya berkonsentrasi untuk meningkatkan penjualan yang tahun kemarin sangat lesu. Target ekspansi dan menaikkan penjualan menjadi prioritas utama saat ini.
"Kami sudah mendengar mengenai penandatangan kerja sama itu. Kita belum mendapat instruksi lebih lanjut dari Malaysia terkait hal ini," jelas Head of Sales and Marketing Division Proton Edar Indonesia, Winara Arigayo saat dihubungi lewat sambungan telpon dengan Sindonews, Rabu (11/2/2015).
Dirinya menambahkan, yang jelas pihak pusat (Proton Malaysia) sangat mendukung kegiatan kami untuk pasar Indonesia. Karena pasar Indonesia dinilai besar mengalahkan pasokan untuk Thailand. Meskipun tahun kemarin sempat mengalami penurunan 2% untuk Indonesia.
"Kita saat ini hanya menunggu perintah, maaf sekarang saya tidak bisa berbicara banyak terkait masalah ini. Karena ini menyangkut perusahaan dua negara," pungkasnya.
(dol)