Kadrun dan Pilpres Jadi Bumbu Penguat Isu Klepon Tidak Islami Viral
Kamis, 23 Juli 2020 - 16:42 WIB
JAKARTA - Belakangan ramai menjadi perbincangan di media sosial mengenai kue klepon tidak Islami . Pendiri Drone Emprit dan Media Kernels Indonesia, Ismail Fahmi, mencoba menganalisis dari mana awal mula perbincangan mengenai kue klepon ini berasal.
Untuk langkah awal ia mencari tahu sumber asli foto klepon yang viral, dengan menggunakan beberapa tools seperi Google Image search, Yandex, TinEye, dan Bing. BACA JUGA- Diusir AS, India dan Inggris, Siap-Siap Indonesia Jadi Sasaran Empuk TikTok
Kemudian Drone Emprit mulai mengambil data dari media online, Twitter, Facebook Page, dan Instagram. Data paling banyak diperoleh dari Twitter, namun bukan berarti dari Facebook sedikit. Keterbatasan akses menyebabkan data terbatas dari Facebook.
Perbincangan mengenai kue klepon tidak Islami, diduga bermula dari percakapan di media sosial Facebook. Ismail berkata perbincangan tentang hal itu kemudian secara perlahan meningkat di Twitter.
"Tampak percakapan di Facebook sudah ramai duluan, baru pelan-pelan di Twitter naik," ujar Ismail dikutip lewat akun Twitter pribadinya @ismailfahmi, Kamis (23/7/2020). https://twitter.com/ ismailfahmi/status/ 1285623226220130304
Lebih lanjut, kata Ismail, media online juga menjadi faktor yang membuat isu klepon tidak Islami semakin meningkat. Banyak juga situs yang akhirnya membahas aspek lain dari klepon, misalnya mengenai asal usul klepon.
Salah satu media onlinem mengutip klarifikasi dari @TurnBackHoax, yang memberi link paling awal dari flyer klepon itu di Facebook.
Unggahan paling awal diketahui terjadi pada Senin (20/7), pukul 20:31 WIB. Unggahan itu diketahui sudah dihapus, tapi bisa dilihat dari Internet Archive
Sementara tren awal di Instagram, Drone Emprit menangkap unggahan yang relevan dengan isu klepon ini pada pukul 02:09 Selasa 21 Juli 2020.
Untuk langkah awal ia mencari tahu sumber asli foto klepon yang viral, dengan menggunakan beberapa tools seperi Google Image search, Yandex, TinEye, dan Bing. BACA JUGA- Diusir AS, India dan Inggris, Siap-Siap Indonesia Jadi Sasaran Empuk TikTok
Kemudian Drone Emprit mulai mengambil data dari media online, Twitter, Facebook Page, dan Instagram. Data paling banyak diperoleh dari Twitter, namun bukan berarti dari Facebook sedikit. Keterbatasan akses menyebabkan data terbatas dari Facebook.
Perbincangan mengenai kue klepon tidak Islami, diduga bermula dari percakapan di media sosial Facebook. Ismail berkata perbincangan tentang hal itu kemudian secara perlahan meningkat di Twitter.
"Tampak percakapan di Facebook sudah ramai duluan, baru pelan-pelan di Twitter naik," ujar Ismail dikutip lewat akun Twitter pribadinya @ismailfahmi, Kamis (23/7/2020). https://twitter.com/
Lebih lanjut, kata Ismail, media online juga menjadi faktor yang membuat isu klepon tidak Islami semakin meningkat. Banyak juga situs yang akhirnya membahas aspek lain dari klepon, misalnya mengenai asal usul klepon.
Salah satu media onlinem mengutip klarifikasi dari @TurnBackHoax, yang memberi link paling awal dari flyer klepon itu di Facebook.
Unggahan paling awal diketahui terjadi pada Senin (20/7), pukul 20:31 WIB. Unggahan itu diketahui sudah dihapus, tapi bisa dilihat dari Internet Archive
Sementara tren awal di Instagram, Drone Emprit menangkap unggahan yang relevan dengan isu klepon ini pada pukul 02:09 Selasa 21 Juli 2020.
Lihat Juga :
tulis komentar anda