Menjajal Mobil Listrik Neta V untuk Aktivitas Keseharian
Jum'at, 08 Desember 2023 - 06:22 WIB
Tuas di belakang setir sisi kanan itu juga bisa untuk mengaktifkan cruise control. Fitur ini memungkinkan sistem mengambil alih kontrol kontrol kecepatan kendaraan secara otomatis ketika menempuh jarak jauh, sehingga kaki tidak pegel.
Kisi-kisi AC memanjang dari kiri ke kanan dashboard, sehingga memungkinkan seluruh sudut kabin terjangkau kesejukan yang tersembur dari Air Conditioner. Mungkin karena masih baru, AC terasa cukup dingin meski disetel suhu 23 derajat Celsius.
Kini saatnya menjajal Neta V. SINDOnews mengambil mobil yang sepenuh berbasis listrik ini di Plaza Senayan, Jakarta. Waktu itu, daya baterai Lithium-ion (LFP) yang dibenamkan masih 95%. Tanpa pikir panjang, langsung saja gas tipis-tipis menerabas jalanan menuju kantor di bilangan Kebonsirih, Menteng. Dengan mengatur posisi yang pas, mobil ini cukup nyaman dikendarai di jalan perkotaan.
Waktu sudah malam ketika pulang dari kantor menuju rumah di Citayam, Bojonggere, Kabupaten Bogor. Meski begitu, jalanan sangat padat. Alhasil, tidak bisa menginjak pedal gas dalam-dalam sepanjang perjalanan.
Yang menarik, Neta V memiliki fitur e-pedal. Pengemudi tidak perlu sering-sering memindahkan kakinya dari pedal gas ke pedal rem karena sistem mengatur ketika pedal gas dilepas, akan secara otomatis melakukan pengereman yang lembut. Cocok digunakan ketika jalanan padat kendaraan.
Setelah menerobos jalanan padat merayap, ahirnya sampai juga di Citayam. Mata langsung mengarahkan pandangan ke indikator baterai, masih 85%. Hanya berkurang 10%. Wow, irit banget.
Keesokan harinya, SINDOnews ajak masuk Neta V ke jalan tol untuk mengetahui kecepatan maksimalnya. Ketika mendapatkan jalan lapang, pedal gas langsung diinjak dalam-dalam. Hasilnya, kecepatan maksimal 111 km per jam.
Masak cuma segitu? Iya itu setingan mode normal. Namun ketika diubah ke mode athletic atau sport, kecepatannya mampu menembus 125 km per jam. Lumayanlah untuk jalan ke luar kota.
Bagaimana baterainya? Nah itu, ternyata ketika melaju kencang berbeda dengan ketika berjalan lambat. Daya baterai yang tersedot lebih boros. Jadi ketika bepergian ke luar kota lebih baik pastikan daya baterainya dipenuhi terlebih dahulu agar perjalanan menjadi nyaman.
Untuk akselerasinya memang tidak galak. Namun tenaganya langsung terisi seiring injakan pedal gas. Tidak ada delay. Rasanya seperti mobil-mobil berbahan bakar minyak.
Kisi-kisi AC memanjang dari kiri ke kanan dashboard, sehingga memungkinkan seluruh sudut kabin terjangkau kesejukan yang tersembur dari Air Conditioner. Mungkin karena masih baru, AC terasa cukup dingin meski disetel suhu 23 derajat Celsius.
Kini saatnya menjajal Neta V. SINDOnews mengambil mobil yang sepenuh berbasis listrik ini di Plaza Senayan, Jakarta. Waktu itu, daya baterai Lithium-ion (LFP) yang dibenamkan masih 95%. Tanpa pikir panjang, langsung saja gas tipis-tipis menerabas jalanan menuju kantor di bilangan Kebonsirih, Menteng. Dengan mengatur posisi yang pas, mobil ini cukup nyaman dikendarai di jalan perkotaan.
Waktu sudah malam ketika pulang dari kantor menuju rumah di Citayam, Bojonggere, Kabupaten Bogor. Meski begitu, jalanan sangat padat. Alhasil, tidak bisa menginjak pedal gas dalam-dalam sepanjang perjalanan.
Yang menarik, Neta V memiliki fitur e-pedal. Pengemudi tidak perlu sering-sering memindahkan kakinya dari pedal gas ke pedal rem karena sistem mengatur ketika pedal gas dilepas, akan secara otomatis melakukan pengereman yang lembut. Cocok digunakan ketika jalanan padat kendaraan.
Setelah menerobos jalanan padat merayap, ahirnya sampai juga di Citayam. Mata langsung mengarahkan pandangan ke indikator baterai, masih 85%. Hanya berkurang 10%. Wow, irit banget.
Keesokan harinya, SINDOnews ajak masuk Neta V ke jalan tol untuk mengetahui kecepatan maksimalnya. Ketika mendapatkan jalan lapang, pedal gas langsung diinjak dalam-dalam. Hasilnya, kecepatan maksimal 111 km per jam.
Masak cuma segitu? Iya itu setingan mode normal. Namun ketika diubah ke mode athletic atau sport, kecepatannya mampu menembus 125 km per jam. Lumayanlah untuk jalan ke luar kota.
Bagaimana baterainya? Nah itu, ternyata ketika melaju kencang berbeda dengan ketika berjalan lambat. Daya baterai yang tersedot lebih boros. Jadi ketika bepergian ke luar kota lebih baik pastikan daya baterainya dipenuhi terlebih dahulu agar perjalanan menjadi nyaman.
Untuk akselerasinya memang tidak galak. Namun tenaganya langsung terisi seiring injakan pedal gas. Tidak ada delay. Rasanya seperti mobil-mobil berbahan bakar minyak.
tulis komentar anda