Buntut Pemalsuan Data, Izin Produksi 3 Mobil Daihatsu Dicabut
Jum'at, 19 Januari 2024 - 17:05 WIB
TOKYO - Menteri Transportasi Jepang baru-baru ini mengatakan akan membatalkan izin produksi massal untuk tiga model yang dibuat oleh Daihatsu Motor Co. setelah unit mobil kecil Toyota Motor Co. ditemukan telah merancang tes keamanan.
Menteri Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata, Tetsuo Saito, menyerukan tindakan korektif untuk mencegah terulangnya pelanggaran tersebut ketika ia bertemu dengan Presiden Daihatsu Soichiro Okudaira.
“Ini adalah masalah kepercayaan yang besar terhadap industri manufaktur Jepang, dan telah mengguncang fondasi sistem sertifikasi mobil kami,” kata Saito.
Kementerian akan mencabut sertifikasi model kendaraan niaga Gran Max yang dijual Daihatsu, Town Ace yang diproduksi Daihatsu untuk Toyota, dan Bongo buatan Daihatsu untuk Mazda Motor Corp.
Pembatalan tersebut merupakan kasus ketiga di Jepang setelah truk Toyota Hino Motors Ltd. dan Toyota Industries Corp.
Sementara kementerian melakukan penyelidikan, perusahaan tersebut memutuskan untuk tetap menghentikan produksi dalam negeri hingga setidaknya akhir Januari.
Laporan terbaru NHK menyebut MLIT melakukan tes tabrak terhadap mobil itu untuk menguji keakuratan fungsi kantong udara (airbag) yang ada padanya.
“Tes tabrak dilakukan secara terbuka dan mengundang media lokal Jepang untuk menyaksikannya,” bunyi keterangan Kementerian.
“Oleh karena itu perlu dilakukan uji untuk memastikan bahwa airbag itu apakah benar-benar secara otomotis terdeteksi oleh sensor. Sehingga memberikan perlindungan ke supir dan penumpang di sampingnya saat terjadi benturan keras jika terjadi kecelakaan,” papar MLIT.
Sebelum tes tabrak dilakukan, MLIT telah mencabut izin tipe kendaraan/Vehicle Type Approval (VTA) untuk sejumlah model mobil buatan Daihatsu yang disinyalir mengalami masalah akibat manipulasi itu,termasuk tiga model tersebut. Pencabutan izin itu untuk mencegah mobil didistribsikan dan dijual.
Menteri Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata, Tetsuo Saito, menyerukan tindakan korektif untuk mencegah terulangnya pelanggaran tersebut ketika ia bertemu dengan Presiden Daihatsu Soichiro Okudaira.
“Ini adalah masalah kepercayaan yang besar terhadap industri manufaktur Jepang, dan telah mengguncang fondasi sistem sertifikasi mobil kami,” kata Saito.
Kementerian akan mencabut sertifikasi model kendaraan niaga Gran Max yang dijual Daihatsu, Town Ace yang diproduksi Daihatsu untuk Toyota, dan Bongo buatan Daihatsu untuk Mazda Motor Corp.
Pembatalan tersebut merupakan kasus ketiga di Jepang setelah truk Toyota Hino Motors Ltd. dan Toyota Industries Corp.
Sementara kementerian melakukan penyelidikan, perusahaan tersebut memutuskan untuk tetap menghentikan produksi dalam negeri hingga setidaknya akhir Januari.
Laporan terbaru NHK menyebut MLIT melakukan tes tabrak terhadap mobil itu untuk menguji keakuratan fungsi kantong udara (airbag) yang ada padanya.
“Tes tabrak dilakukan secara terbuka dan mengundang media lokal Jepang untuk menyaksikannya,” bunyi keterangan Kementerian.
“Oleh karena itu perlu dilakukan uji untuk memastikan bahwa airbag itu apakah benar-benar secara otomotis terdeteksi oleh sensor. Sehingga memberikan perlindungan ke supir dan penumpang di sampingnya saat terjadi benturan keras jika terjadi kecelakaan,” papar MLIT.
Sebelum tes tabrak dilakukan, MLIT telah mencabut izin tipe kendaraan/Vehicle Type Approval (VTA) untuk sejumlah model mobil buatan Daihatsu yang disinyalir mengalami masalah akibat manipulasi itu,termasuk tiga model tersebut. Pencabutan izin itu untuk mencegah mobil didistribsikan dan dijual.
(wbs)
Lihat Juga :
tulis komentar anda