Dapat Subsidi Rp7 Juta, Puluhan Motor Listrik Honda EM1 e: Sudah Dikirim ke Konsumen
Sabtu, 03 Februari 2024 - 10:14 WIB
JAKARTA - Puluhan unit motor listrik Honda EM1 e: telah sampai ke tangan konsumen sejak resmi meluncur pada akhir tahun lalu. Namun tak semua konsumen memanfaatkan subsidi Rp7 juta dari pemerintah.
Marketing Director PT AHM Octavianus Dwi Putro mengatakan sudah mengirimkan 60 unit motor listrik Honda EM1 e:. Sementara lainnya masih dalam proses yang harus diselesaikan terkait pengajuan subsidi Rp7 juta dari pemerintah.
Selain itu, pengiriman kepada jaringan diler juga masih terus dilakukan, dan diharapkan jumlah pemesanannya dapat terus meningkat. Dilaporkan, Pulau Jawa masih mendominasi pengiriman unit sepeda motor listrik Honda EM1 e:.
“Saat ini kita sudah mengirimkan ke konsumen 60 unit. Sejauh ini (mayoritas) masih Pulau Jawa karena kan ke luar Jawa masih proses delivery,” kata Octa saat ditemui di AHM Safety Riding & Training Center, Cikarang, Jumat (2/2/2024).
Dari 60 unit yang dikirimkan, Octa mengungkapkan tidak semua konsumen memanfaatkan subsidi Rp7 juta. Pasalnya, kebijakan itu hanya berlaku dengan syarat 1 NIK KTP untuk 1 unit motor listrik, sehingga tidak bisa melakukan pembelian jika sudah melakukan transaksi.
Sebelumnya, Executive Vice President Director PT AHM Thomas Wijaya mengatakan Honda EM1 e: sudah terpesan sebanyak 100 unit. Catatan tersebut didapatkan sejak peluncuran di ajang GIIAS 2023 pada Agustus lalu.
Pada tahun ini, Honda juga menjanjikan dua model motor listrik baru yang akan memiliki performa lebih besar ketimbang Honda EM1 e: . Ini merupakan komitmen AHM untuk meluncurkan tujuh model motor listrik secara bertahap di Indonesia sampai 2030.
“Tahun ini ada dua model, EM1 dan EM1 plus. Seperti yang sudah diumumkan sebelumnya, dua model tahun ini, mudah-mudahan dua model (baru) di tahun depan. Saat ini ada 7 model yang sudah kita umumkan tahun lalu (2022),” ujar Thomas beberapa waktu lalu.
Meski berencana membawa tujuh model, Thomas tak menutup kemungkinan Honda bakal membawa motor listrik lebih banyak ke Indonesia. Pasalnya, ini akan disesuaikan dengan permintaan pasar. “Sambil melihat demand dan pasarnya seperti apa di sini. Bisa saja dari rencana 7 model itu bisa berkembang menjadi lebih banyak lagi,” kata Thomas.
Marketing Director PT AHM Octavianus Dwi Putro mengatakan sudah mengirimkan 60 unit motor listrik Honda EM1 e:. Sementara lainnya masih dalam proses yang harus diselesaikan terkait pengajuan subsidi Rp7 juta dari pemerintah.
Selain itu, pengiriman kepada jaringan diler juga masih terus dilakukan, dan diharapkan jumlah pemesanannya dapat terus meningkat. Dilaporkan, Pulau Jawa masih mendominasi pengiriman unit sepeda motor listrik Honda EM1 e:.
“Saat ini kita sudah mengirimkan ke konsumen 60 unit. Sejauh ini (mayoritas) masih Pulau Jawa karena kan ke luar Jawa masih proses delivery,” kata Octa saat ditemui di AHM Safety Riding & Training Center, Cikarang, Jumat (2/2/2024).
Dari 60 unit yang dikirimkan, Octa mengungkapkan tidak semua konsumen memanfaatkan subsidi Rp7 juta. Pasalnya, kebijakan itu hanya berlaku dengan syarat 1 NIK KTP untuk 1 unit motor listrik, sehingga tidak bisa melakukan pembelian jika sudah melakukan transaksi.
Sebelumnya, Executive Vice President Director PT AHM Thomas Wijaya mengatakan Honda EM1 e: sudah terpesan sebanyak 100 unit. Catatan tersebut didapatkan sejak peluncuran di ajang GIIAS 2023 pada Agustus lalu.
Pada tahun ini, Honda juga menjanjikan dua model motor listrik baru yang akan memiliki performa lebih besar ketimbang Honda EM1 e: . Ini merupakan komitmen AHM untuk meluncurkan tujuh model motor listrik secara bertahap di Indonesia sampai 2030.
“Tahun ini ada dua model, EM1 dan EM1 plus. Seperti yang sudah diumumkan sebelumnya, dua model tahun ini, mudah-mudahan dua model (baru) di tahun depan. Saat ini ada 7 model yang sudah kita umumkan tahun lalu (2022),” ujar Thomas beberapa waktu lalu.
Meski berencana membawa tujuh model, Thomas tak menutup kemungkinan Honda bakal membawa motor listrik lebih banyak ke Indonesia. Pasalnya, ini akan disesuaikan dengan permintaan pasar. “Sambil melihat demand dan pasarnya seperti apa di sini. Bisa saja dari rencana 7 model itu bisa berkembang menjadi lebih banyak lagi,” kata Thomas.
(msf)
tulis komentar anda