Subsidi Mobil Listrik Thailand Kacau Balau: Perang Harga dan Industri Otomotif Terguncang!

Jum'at, 02 Agustus 2024 - 12:30 WIB

Rantai Pasokan Terganggu, Industri Otomotif Tertekan

Masalah tidak berhenti di situ. Kebijakan subsidi juga berdampak pada rantai pasokan otomotif Thailand. Setidaknya belasan produsen komponen terpaksa tutup karena produsen mobil listrik China yang mendapat subsidi menolak membeli dari mereka.

Industri otomotif Thailand, yang mempekerjakan lebih dari 750.000 orang dan berkontribusi 11% terhadap PDB, merasakan tekanan signifikan.

Penjualan mobil berbahan bakar fosil menurun drastis, terutama dari produsen Jepang yang mendominasi pasar Thailand.

Belajar dari Kesalahan Thailand, Uni Eropa Bersikap Lebih Hati-Hati

Masalah serupa juga terjadi di Eropa dan Amerika Serikat, di mana masuknya mobil listrik China dengan harga murah telah mengganggu pasar.

Uni Eropa bahkan telah menerapkan tarif impor pada mobil listrik China untuk melindungi industri otomotifnya sendiri.

SAIC, BYD, dan Geely Auto dikenai tarif tambahan mulai dari 17,4% hingga 38,1%. Merek-merek Eropa yang mengimpor mobil listrik rakitan China, seperti Mercedes-Benz, BMW, dan Renault, juga terkena dampaknya.

Pemerintah Tetap Ngotot EV

Meskipun terjadi gejolak, pemerintah tetap berkomitmen terhadap kebijakan EV-nya. "Kami senang semakin banyak produsen EV Tiongkok yang berinvestasi di Thailand, karena ini mencerminkan kepercayaan mereka terhadap kebijakan kami untuk mendukung EV," kata Narit Therdsteerasukdi, Sekretaris Jenderal Dewan Investasi Thailand, pada pembukaan pabrik baru-baru ini untuk produsen EV Tiongkok GAC Aion.

Dia berharap produsen Tiongkok akan mendukung produsen suku cadang lokal dengan menggunakan komponen buatan Thailand.

Pelajaran Berharga bagi Indonesia

Kejadian di Thailand ini menjadi pelajaran berharga bagi Indonesia yang juga tengah gencar mendorong adopsi mobil listrik. Pemerintah perlu mempertimbangkan dampak kebijakan subsidi terhadap industri otomotif domestik dan rantai pasokan.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More