Kejar Lolos Emisi Euro 7, Mazda Siapkan Mesin Baru SkyAvtiv Z
Jum'at, 22 November 2024 - 20:35 WIB
Pada saat pembakaran λ (lambda), perbandingan udara dan bahan bakar sangat ideal dan efisien, mampu secara efektif mengurangi emisi gas karbon dioksida dan polutan lainnya. Namun dalam kondisi berkendara sehari-hari, situasi ideal tersebut sangat sulit dicapai
Biasanya mesin akan mencoba beroperasi pada rasio udara:bahan bakar mendekati 14,7:1. Misalnya perbandingan antara 13 – 14 :1. Jika perbandingan udara 13, maka hitungan λ (lambda) adalah 13/14.7 = lambda 0.88
Jika nilai lambdanya lebih kecil dari angka 1, berarti pembakarannya menggunakan pembakaran campuran kaya, yaitu perbandingan bahan bakar lebih banyak dibandingkan udara yang digunakan. Campuran kaya biasanya digunakan pada RPM tinggi, saat tenaga mesin dibutuhkan dan pada pagi hari yang dingin
Misalnya, mesin SkyActiv G akan beroperasi pada campuran bahan bakar yang hampir kaya.
Namun untuk mesin SkyActiv X akan beroperasi dengan rasio udara : bahan bakar yang lebih tinggi, hingga 40:1. Jadi hitungan lambda pembakaran mesin ini adalah 2,72, artinya mesin ini beroperasi dalam keadaan pembakaran ramping, bahan bakar yang digunakan hanya sedikit.
Namun mesin ini dapat beroperasi dengan bantuan proses pembakaran bensin yang mirip dengan pembakaran solar yang disebut Homogeneous Charge Compression Ignition (HCCI). Namun pembakaran ini sangat sulit dilakukan dan hanya akan terjadi pada kondisi yang benar-benar ideal
Agar mesin SkyActiv X ini dapat beroperasi, Mazda membutuhkan sistem supercharge untuk menyuplai udara dalam jumlah besar ke mesin ini. Keadaan ini menyebabkan perancangan mesin menjadi sangat rumit. Bahkan mesin SkyActiv X juga kurang populer di Amerika yang merupakan pasar utama Mazda
Maka Mazda memilih mengembangkan mesin baru bernama SkyActiv Z yang dapat beroperasi dengan rasio 14,7 : 1 sepanjang waktu baik pada RPM rendah, sedang, atau tinggi. Bahkan mesin ini juga bisa menjadi mesin berperforma tinggi dan sekaligus rendah emisi karbon dioksida.
Target Mazda adalah memastikan mesin terbaru 4 dan 6 silinder lolos uji emisi EPA Tier 4 di Amerika dan juga Euro 7 untuk pasar kontinental Eropa.
Biasanya mesin akan mencoba beroperasi pada rasio udara:bahan bakar mendekati 14,7:1. Misalnya perbandingan antara 13 – 14 :1. Jika perbandingan udara 13, maka hitungan λ (lambda) adalah 13/14.7 = lambda 0.88
Jika nilai lambdanya lebih kecil dari angka 1, berarti pembakarannya menggunakan pembakaran campuran kaya, yaitu perbandingan bahan bakar lebih banyak dibandingkan udara yang digunakan. Campuran kaya biasanya digunakan pada RPM tinggi, saat tenaga mesin dibutuhkan dan pada pagi hari yang dingin
Misalnya, mesin SkyActiv G akan beroperasi pada campuran bahan bakar yang hampir kaya.
Namun untuk mesin SkyActiv X akan beroperasi dengan rasio udara : bahan bakar yang lebih tinggi, hingga 40:1. Jadi hitungan lambda pembakaran mesin ini adalah 2,72, artinya mesin ini beroperasi dalam keadaan pembakaran ramping, bahan bakar yang digunakan hanya sedikit.
Namun mesin ini dapat beroperasi dengan bantuan proses pembakaran bensin yang mirip dengan pembakaran solar yang disebut Homogeneous Charge Compression Ignition (HCCI). Namun pembakaran ini sangat sulit dilakukan dan hanya akan terjadi pada kondisi yang benar-benar ideal
Agar mesin SkyActiv X ini dapat beroperasi, Mazda membutuhkan sistem supercharge untuk menyuplai udara dalam jumlah besar ke mesin ini. Keadaan ini menyebabkan perancangan mesin menjadi sangat rumit. Bahkan mesin SkyActiv X juga kurang populer di Amerika yang merupakan pasar utama Mazda
Maka Mazda memilih mengembangkan mesin baru bernama SkyActiv Z yang dapat beroperasi dengan rasio 14,7 : 1 sepanjang waktu baik pada RPM rendah, sedang, atau tinggi. Bahkan mesin ini juga bisa menjadi mesin berperforma tinggi dan sekaligus rendah emisi karbon dioksida.
Target Mazda adalah memastikan mesin terbaru 4 dan 6 silinder lolos uji emisi EPA Tier 4 di Amerika dan juga Euro 7 untuk pasar kontinental Eropa.
(wbs)
tulis komentar anda