Alami Kerugian, Renault Pecah Kongsi dengan Dongfeng di China

Rabu, 15 April 2020 - 13:34 WIB
Renault mengalami kerugian hingga USD212 juta atau sekitar Rp3,3 triliun. FOTO/ Ist
BEIJING - Pandemi COVID-19 di China belum usai. Akibatnya, Renault memutuskan untuk menarik diri dari bisnis yang dijalankan bersama Dongfeng Motor Group, karena gagal bersaing.

Pabrikan mobil asal Prancis itu menjadi pembuat mobil global kedua yang keluar dari pasar China. Renault berencana menjual 50% sahamnya dalam usaha patungan tersebur.

Sepanjang 2019, kongsi antara Renault dan Dongfeng hanya menjual 18.607 unit kendaraan. Padahal kapasitas tahunan perusahaan mencapai 110.000 unit. Renault mengalami kerugian hingga USD212 juta atau sekitar Rp3,3 triliun.

Meski begitu, Renault tetap mempertahankan eksistensi di Negeri Tirai Bambu. Perusahaan berencana fokus pada bisnis kendaraan komersial ringan dengan Brilliance China Automotive Holdings. Kolaborasi itu akan meluncurkan lima model baru sebelum 2023 dan berencana mengekspor mobil ke pasar lain.

Selain itu, Renault juga memiliki fokus lain, yaitu kendaraan listrik yang akan dibangun perusahaannya dengan Jiangling Motors Corporation Group, serta bekerja dengan mitra aliansi Nissan Motor Co Ltd pada mesin generasi baru.
(wbs)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More