CEO VW Ingatkan Karyawan Jangan Sampai Bernasib Seperti Nokia

Sabtu, 07 November 2020 - 21:30 WIB
CEO VW Herbert Diess mengingatkan karyawannya agar tidak bernasib naas seperti Nokia. Foto / IST
HAMBURG - CEO Volkswagen Herbert Diess mengingatkan karyawannya agar jangan sampai bernasib naas seperti perusahaan telekomunikasi Nokia. Herbert Diess mengatakan Volkswagen dan Nokia memang ada beberapa kesamaan. Dulu Nokia merupakan perusahaan telekomunikasi paling laris di dunia. Hanya saja seiring dengan perubahan tren, Nokia justru tenggelam.

Hal yang sama dirasakan oleh Volkswagen saat ini. Perusahaan mobilasa Jerman itu merupakan perusahaan otomotif dengan penjualan terbesar di dunia. Hanya saja saat ini tren elektrifikasi justru tengah membesar sehingga menurut Herbert Diess, Volkswagen harus merespons kondisi itu jika tidak ingin tenggelam seperti Nokia. (Baca juga : BMW Buat Baju Terbang Listrik agar Lebih Lama, Lebih Jauh dan Lebih Tinggi )

"Nokia, mungkin adalah salah satu contoh yan bagus soal perubahan. Jika kamu tidak cukup cepat, maka kamu tidak akan selamat. Saya selalu mengatakan hal ini kepada karyawan kami," ucap Herbert Diess.



Herbert Diess mengtakan saat ini dunnia otomotif tengah menghadapi dua transisi yakni transisi dalam sektor dapur pacu dan transisi moda transportasi menjadi sebuah perangkat lunak. Dia mengatakan saat ini untuk menghadapi transisi ke elektrifikasi Volkswagen telah melakukan banyak persiapan mulai dari pembenahan di pabrik hingga ke sumber daya manusia.

"Kami sudah menyiapkan diri untuk transisi ke arah elektrifikasi. Kami sudah membangun kapasitas produksi baterai, kami mengubah seluruh pabrik kami menuju elektrifikasi, kami juga melatih tenaga kerja kami untuk tren itu," ucapnya.

Hanya saja menurut Herbert Diess ancaman terbesar buat Volkswagen justru bukanlah elektrifikasi. Yang jadi musuh besar adalah transisi sebuah mobil menjadi perangkat lunak.Saat ini transisi itu sudah terlihat dari banyaknya sistem over the air yang banyak dimasukkan ke dalam mobil. Sistem itu dapat dengan mudah mendapatkan pembaruan dari jarak yang sangat jauh tanpa harus datang ke dealer mobil. (Baca juga : Kalah Dari Tesla, Ini Jawaban Cucu Pendiri Toyota )

Ke depannya mobil justru akan jadi pusat data dimana dari dalam mobil akanbanyak data diolah mulai dari kondisi jalan, kondisi keamanan dan gaya berkendara yang aman.

"Yang jadi masalah adalah apakah kita hanya mau menjadi produsen sebuah badan mobil dan menyerahkan sistem perangkat lunak kepada pihak ketiga? Atau kita justru bergerak sendiri menguasainya dan menjadika mobil kita menjadi sebuah perangkat lunak yang menyenangkan," terangnya.

"Kompetensi seperti itulah yang belum kita punya sebelumnya. Kita memang telah berusaha melakukannya belakangan ini, tapi jalannya masih sangat panjang," tambahnya lagi.
(wsb)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More