Bisnis GPS Tracker Diyakini Ikut Membaik di Tahun 2021
Minggu, 24 Januari 2021 - 15:37 WIB
JAKARTA - Tahun 2020 yang dijalani dengan pandemik COVID-19 menjadi tahun yang berat bagi banyak perusahaan di Tanah Air dan juga dunia. Tak terkecuali bagi Fox Logger, perusahaan GPS tracker berbasis IoT (internet of things).
“Secara agregat, nilai penjualan Fox Logger turun 30% pada tahun lalu,” ungkap Alamsyah Cheung, CEO Fox Logger.
Kendati demikian, Alamsyah meyakini tahun 2021 akan menjadi titik balik bagi Fox Logger. Perusahaan menargetkan nilai penjualan mencapai Rp100 miliar di tahun ini.
Optimisme ini dibangun, selain dari proyeksi ekonomi makro yang membaik sejalan dengan upaya pemulihan kesehatan nasional lewat program vaksinasi, juga strategi yang akan dijalankan Fox Logger. Khusus proyeksi pertumbuhan ekonomi, sejumlah lembaga memberikan prediksi optimistis. World Bank, misalnya, pada 17 Desember 2020 memperkirakan ekonomi Indonesia bakal tumbuh positif 4,4%.
Pertumbuhan ini, diyakini dipicu oleh sejumlah sektor. Salah satunya adalah industri otomotif yang pada akhir 2020 sudah menunjukkan geliat perkembangan yang positif. Sejumlah perusahaan leasing bahkan sudah berani memberikan down payment murah kepada konsumen.
Sementara itu, Fox Logger sendiri terus mengembangkan strategi pertumbuhan organik agar kinerjanya membaik di 2021. Fox Logger tak henti berupaya menggarap pasar korporasi dan mengintensifikasi pasar komersial individual.
Untuk pasar korporasi, Fox Logger merencanakan terus merangkul sejumlah perusahaan finance dan leasing otomotif ternama di Tanah Air menjadi kliennya. “Hingga kini, kami sudah bernegosiasi dengan tiga perusahaan besar,” sebut Alamsyah.
Sebagai GPS tracker berbasiskan IoT, perusahaan bertumpu pada inovasi serta kualitas layanan yang sudah berjalan baik selama lebih dari lima tahun. Di tahun ini, kualitas inovasi serta layanan yang diberikan, papar Alamsyah, bukan hanya dipertahankan tetapi juga terus ditingkatkan.
Dengan strategi-strategi inilah Alamsyah yakin Fox Looger akan semakin dominan sebagai GPS tracker yang paling banyak digunakan di Indonesia. Sekaligus meraih target penjualan hingga Rp100 miliar.
“Secara agregat, nilai penjualan Fox Logger turun 30% pada tahun lalu,” ungkap Alamsyah Cheung, CEO Fox Logger.
Kendati demikian, Alamsyah meyakini tahun 2021 akan menjadi titik balik bagi Fox Logger. Perusahaan menargetkan nilai penjualan mencapai Rp100 miliar di tahun ini.
Optimisme ini dibangun, selain dari proyeksi ekonomi makro yang membaik sejalan dengan upaya pemulihan kesehatan nasional lewat program vaksinasi, juga strategi yang akan dijalankan Fox Logger. Khusus proyeksi pertumbuhan ekonomi, sejumlah lembaga memberikan prediksi optimistis. World Bank, misalnya, pada 17 Desember 2020 memperkirakan ekonomi Indonesia bakal tumbuh positif 4,4%.
Pertumbuhan ini, diyakini dipicu oleh sejumlah sektor. Salah satunya adalah industri otomotif yang pada akhir 2020 sudah menunjukkan geliat perkembangan yang positif. Sejumlah perusahaan leasing bahkan sudah berani memberikan down payment murah kepada konsumen.
Sementara itu, Fox Logger sendiri terus mengembangkan strategi pertumbuhan organik agar kinerjanya membaik di 2021. Fox Logger tak henti berupaya menggarap pasar korporasi dan mengintensifikasi pasar komersial individual.
Untuk pasar korporasi, Fox Logger merencanakan terus merangkul sejumlah perusahaan finance dan leasing otomotif ternama di Tanah Air menjadi kliennya. “Hingga kini, kami sudah bernegosiasi dengan tiga perusahaan besar,” sebut Alamsyah.
Sebagai GPS tracker berbasiskan IoT, perusahaan bertumpu pada inovasi serta kualitas layanan yang sudah berjalan baik selama lebih dari lima tahun. Di tahun ini, kualitas inovasi serta layanan yang diberikan, papar Alamsyah, bukan hanya dipertahankan tetapi juga terus ditingkatkan.
Dengan strategi-strategi inilah Alamsyah yakin Fox Looger akan semakin dominan sebagai GPS tracker yang paling banyak digunakan di Indonesia. Sekaligus meraih target penjualan hingga Rp100 miliar.
(iqb)
tulis komentar anda