e-Palette Membahayakan, Akio Akui Toyota Gagal Kembangkan Mobil Otonom
Selasa, 14 September 2021 - 23:55 WIB
TOKYO - e-Palette kendaraan otonomon bikinan Toyota , yang mengalami beberapa kali kecelakaan saat Paralimpiade Tokyo 2020 memaksa Toyota mengakui kegagalan dalam mengembangkan mobil Otonom.
Presiden dan CEO Toyota Akio Toyoda menyatakan keprihatinan atas pengembangan sistem mengemudi otonom yang tumbuh cepat pada saat ini.
Kekhawatiran itu disuarakan setelah insiden kecelakaan yang melibatkan sistem e-Palette yang diduga menabrak seorang atlet Paralimpiade pada 26 Agustus lalu.
“Saya tidak berpikir itu adalah langkah yang realistis untuk membiarkan mobil self-driving bergerak normal di jalan normal,'' tutur Akio seperti dilansir dari Reuters.
Akio juga mempertanyakan tindakan beberapa pihak yang berlomba mengembangkan dan memproduksi kendaraan dengan sistem penggerak otonom level penuh (Fifth Level atau SAE Level 5).
“Ada tekanan untuk menjadi pabrikan pertama yang mampu memproduksi mobil self-driving Full Level Kelima, namun saya ingin menekankan bahwa kita tidak boleh mengikuti langkah itu,'' tegas Akio.
Kejadian di Tokyo Paralympic Games baru-baru ini langsung diusut oleh Toyota, di mana beberapa perubahan dilakukan seperti menempatkan pengemudi pengganti di setiap e-Palette selain menambah jumlah staf di setiap persimpangan di perkampungan Olimpiade.
Ini bukan pertama kalinya Akio Toyoda memberikan pandangan kritis pada tonggak penting dalam industri otomotif.
Awal tahun lalu, Toyoda mempertanyakan langkah pemerintah Jepang untuk menghentikan penjualan kendaraan konvensional, dengan mengatakan Jepang akan kehabisan listrik di musim panas jika semua kendaraan menggunakan tenaga listrik di negara itu.
Presiden dan CEO Toyota Akio Toyoda menyatakan keprihatinan atas pengembangan sistem mengemudi otonom yang tumbuh cepat pada saat ini.
Kekhawatiran itu disuarakan setelah insiden kecelakaan yang melibatkan sistem e-Palette yang diduga menabrak seorang atlet Paralimpiade pada 26 Agustus lalu.
“Saya tidak berpikir itu adalah langkah yang realistis untuk membiarkan mobil self-driving bergerak normal di jalan normal,'' tutur Akio seperti dilansir dari Reuters.
Akio juga mempertanyakan tindakan beberapa pihak yang berlomba mengembangkan dan memproduksi kendaraan dengan sistem penggerak otonom level penuh (Fifth Level atau SAE Level 5).
“Ada tekanan untuk menjadi pabrikan pertama yang mampu memproduksi mobil self-driving Full Level Kelima, namun saya ingin menekankan bahwa kita tidak boleh mengikuti langkah itu,'' tegas Akio.
Kejadian di Tokyo Paralympic Games baru-baru ini langsung diusut oleh Toyota, di mana beberapa perubahan dilakukan seperti menempatkan pengemudi pengganti di setiap e-Palette selain menambah jumlah staf di setiap persimpangan di perkampungan Olimpiade.
Ini bukan pertama kalinya Akio Toyoda memberikan pandangan kritis pada tonggak penting dalam industri otomotif.
Awal tahun lalu, Toyoda mempertanyakan langkah pemerintah Jepang untuk menghentikan penjualan kendaraan konvensional, dengan mengatakan Jepang akan kehabisan listrik di musim panas jika semua kendaraan menggunakan tenaga listrik di negara itu.
(wbs)
tulis komentar anda