Ogah Turuti Jerman, Bos Mercedes Tidak Mau Coret China dari Skema Bisnis
Rabu, 09 November 2022 - 21:15 WIB
JAKARTA - CEO Mercedes-Benz Ola Kalenius enggan menuruti Jerman yang meminta para pengusaha mencoret China jika hubungan kedua negara memburuk. Menurutnya China terlalu penting buat industri otomotif jadi akan sangat berdampak buruk jika negara yang dipimpin Xi Jinping itu harus dicoret.
Berbicara di sekolah bisnis ESMT di Berlin, Jerman, Ola Kalenius juga mengatakan saat ini di era globalisasi setiap negara memiliki pengaruh yang besar pada perkembangan industri otomotif. Jadi China juga memiliki peranan yang sangat penting. "Sangat tidak mungkin untuk menghapus negara itu (China). Untuk meninggalkan China karena ada sesuatu yang terjadi di sana bukanlah jalan yang tepat," ujar Ola Kallenius.
Diketahui baru-baru ini Kanselir Jerman Olaf Scholz memberikan pesan khusus pada delegasi bisnis mereka yang berkunjung ke China. Dia meminta agar para pengusaha bisa memikirkan strategi lain jika hubungan kedua negara memburuk. Terutama saat Xi Jinping jadi Presiden China lagi.
Carscoops menyebutkan keputusan Ola Kallenius justru sangat bisa dimaklumi. Bagi Mercedes-Benz meninggalkan China justru akan merugikan perusahaan mobil Jerman itu.
Pasalnya penjualan Mercedes-Benz di China sangat tinggi. hasil penjualan kuartal ketiga mengungkapkan bahwa dari 520.100 kendaraan yang dikirimkan oleh Mercedes-Benz pada kuarter ketiga di 2022, sekitar 206.800 unit semuanya terjual di China.
Saart ini China telah menjadi pasar besar bagi Mercedes-Benz. Bahkan tahun ini jauh lebih besar dibanding Eropa. Tahun 2020 saja saat pandemi Covid-19 masih sangat tinggi, Mercedes-Benz masih tetap bisa menjual sebanyak 774.000 mobil mewah.
Berbicara di sekolah bisnis ESMT di Berlin, Jerman, Ola Kalenius juga mengatakan saat ini di era globalisasi setiap negara memiliki pengaruh yang besar pada perkembangan industri otomotif. Jadi China juga memiliki peranan yang sangat penting. "Sangat tidak mungkin untuk menghapus negara itu (China). Untuk meninggalkan China karena ada sesuatu yang terjadi di sana bukanlah jalan yang tepat," ujar Ola Kallenius.
Diketahui baru-baru ini Kanselir Jerman Olaf Scholz memberikan pesan khusus pada delegasi bisnis mereka yang berkunjung ke China. Dia meminta agar para pengusaha bisa memikirkan strategi lain jika hubungan kedua negara memburuk. Terutama saat Xi Jinping jadi Presiden China lagi.
Carscoops menyebutkan keputusan Ola Kallenius justru sangat bisa dimaklumi. Bagi Mercedes-Benz meninggalkan China justru akan merugikan perusahaan mobil Jerman itu.
Pasalnya penjualan Mercedes-Benz di China sangat tinggi. hasil penjualan kuartal ketiga mengungkapkan bahwa dari 520.100 kendaraan yang dikirimkan oleh Mercedes-Benz pada kuarter ketiga di 2022, sekitar 206.800 unit semuanya terjual di China.
Saart ini China telah menjadi pasar besar bagi Mercedes-Benz. Bahkan tahun ini jauh lebih besar dibanding Eropa. Tahun 2020 saja saat pandemi Covid-19 masih sangat tinggi, Mercedes-Benz masih tetap bisa menjual sebanyak 774.000 mobil mewah.
(wsb)
tulis komentar anda