Dalam Waktu 1.000 Hari, Wuling Hadirkan Teknologi yang Bukan Biasa-Biasa Saja
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT SGMW Motors Indonesia atau Wuling Motors telah 1.000 hari menapaki jejak bisnisnya di industri otomotif Tanah Air. Meskipun terbilang baru namun untuk urusan fitur teknologi yang dibawa ke Indonesia bukanlah teknologi kacangan.
Meskipun produk China, teknologi Wuling mampu disejajarjarkan dengan teknologi produsen mobil Eropa, Amerika Serikat bahkan Jepang.
Sejak menapakan kaki di Indonesia pada 2017 lalu, namun Wuling Tak main-main, Wuling yang sahamnya juga dimiliki General Motors (produsen Chevrolet) ini, menerapkan Global Manufacturing System, sistem produksi mobil berbasis teknologi yang dipakai General Motors.
Pabrik dengan daya tampung 3.000 ribu tenaga kerja ini, menjadi monumen yang sangat penting bagi Wuling. Sebab investasi yang besar ini menunjukkan komitmen Wuling kepada konsumen di Tanah Air; mereka datang ke sini secara serius.
Berikut ini teknologi yang dibawa Wuling dalam kurun waktu 1.000 hari di Indonesia:
1. Teknologi E-Clutch
Tahun 2017 saat debut perdana Wuling di Indonesia, Wuling perkenalkan Confero dengan sistem transmisi E-Clutch karya produsen otomotif asal Jerman Schaeffler, yang disematkan Wuling Confero S ACT.
Teknologi ini membuat pengemudi Wuling Confero S ACT langsung bisa memindahkan gigi melalui tuas persneling. Di tuas tersebut terdapat sensor yang bisa membaca pengemudi yang hendak memindahkan gigi.
Sistem tersebut diklaim lebih efisien dari sistem transmisi konvensional, karena tak memerlukan pergantian oli kopling.
Sistem yang memiliki proteksi kopling terhadap suhu tersebut, juga memudahkan pengendara yang memiliki kesulitan dalam melepas kopling saat ingin menjalankan mobil, terutama saat jalanan menanjak.
Di Tiongkok, sistem tersebut pertama kali diaplikasikan pada mobil Wuling Hongguang S3. Sistem tersebut dianggap berhasil oleh Wuling, sehingga diaplikasikan pada produk Confero S ACT.
2. Evolusi i-AMT ke Mesin Turbo dengan CVT
i-AMT adalah sebuah terobosan baru dari Wuling Motors yang diterapkan pada Cortez. Transmisi jenis ini adalah transmisi manual yang diotomatisasi perpindahannya oleh sebuah modul. Modul itu mengatur kopling dan perpindahan gigi secara otomatis tanpa perlu diperintah oleh pengendara.
Tak berselang lama, konsumen Wuling di Indonesia langsung disodorkan paket mesin turbo dan sistem transmisi otomatis jenis CVT (Continous Variable Transmission). Ini menjadi upaya Wuling memaksimalkan kinerja Cortez.
Transmisi jenis CVT dengan memanfaatkan proses perpindahan menggunakan puli yang dihubungkan oleh belt atau sabuk baja. Dampaknya, kerja CVT lebih senyap dan tiap perpindahan gigi yang dihasilkan lebih halus atau bisa dibilang minim entakan, ketimbang transmisi otomatis konvensonal.
CVT dari Bosch dipadukan bersama mesin 1.5L Turbocharger dari Honeywell membuat Cortez CT sebagai MPV medium, mampu menawarkan performa agresif dan pengalaman pengendaraan yang nyaman dan lebih premium.
Cortez juga dilengkapi komponen keamanan canggih pada system pengereman seperti ABS (anti-lock braking system), EBD (electronic brake force distribution), dan BA (brake assist).
3. Wuling Indonesian Command (WIND)
Wuling Almaz 7 Seater memiliki keunggulan berupa teknologi perintah suara Wuling Indonesian Command (WIND).
Fitur WIND diklaim mampu mengenali beragam perintah berbahasa Indonesia untuk menunjang penggunaan berbagai perangkat di dalam kendaraan tersebut.
Fitur itu dapat diakses dengan sebelumnya menggunakan kata kunci "Halo Wuling" disertai kalimat perintah untuk mengoperasikan fitur dalam kendaraan jenis Wuling Almaz.
Seperti diketahui, sistem voice command interaktif ini memungkinkan pengguna menyalakan, mematikan, atau mengoperasikan berbagai fitur kendaraan, seperti pendingin udara, jendela, panoramic sunroof, dan akses fitur hiburan, hanya dengan perintah suara. Termasuk untuk mendengarkan musik atau radio, panggilan telepon, menjalankan aplikasi Wuling Link ataupun TPMS, memperbesar atau mengecilkan volume, serta menanyakan tanggal dan waktu.
Meskipun produk China, teknologi Wuling mampu disejajarjarkan dengan teknologi produsen mobil Eropa, Amerika Serikat bahkan Jepang.
Sejak menapakan kaki di Indonesia pada 2017 lalu, namun Wuling Tak main-main, Wuling yang sahamnya juga dimiliki General Motors (produsen Chevrolet) ini, menerapkan Global Manufacturing System, sistem produksi mobil berbasis teknologi yang dipakai General Motors.
Pabrik dengan daya tampung 3.000 ribu tenaga kerja ini, menjadi monumen yang sangat penting bagi Wuling. Sebab investasi yang besar ini menunjukkan komitmen Wuling kepada konsumen di Tanah Air; mereka datang ke sini secara serius.
Berikut ini teknologi yang dibawa Wuling dalam kurun waktu 1.000 hari di Indonesia:
1. Teknologi E-Clutch
Tahun 2017 saat debut perdana Wuling di Indonesia, Wuling perkenalkan Confero dengan sistem transmisi E-Clutch karya produsen otomotif asal Jerman Schaeffler, yang disematkan Wuling Confero S ACT.
Teknologi ini membuat pengemudi Wuling Confero S ACT langsung bisa memindahkan gigi melalui tuas persneling. Di tuas tersebut terdapat sensor yang bisa membaca pengemudi yang hendak memindahkan gigi.
Sistem tersebut diklaim lebih efisien dari sistem transmisi konvensional, karena tak memerlukan pergantian oli kopling.
Sistem yang memiliki proteksi kopling terhadap suhu tersebut, juga memudahkan pengendara yang memiliki kesulitan dalam melepas kopling saat ingin menjalankan mobil, terutama saat jalanan menanjak.
Di Tiongkok, sistem tersebut pertama kali diaplikasikan pada mobil Wuling Hongguang S3. Sistem tersebut dianggap berhasil oleh Wuling, sehingga diaplikasikan pada produk Confero S ACT.
2. Evolusi i-AMT ke Mesin Turbo dengan CVT
i-AMT adalah sebuah terobosan baru dari Wuling Motors yang diterapkan pada Cortez. Transmisi jenis ini adalah transmisi manual yang diotomatisasi perpindahannya oleh sebuah modul. Modul itu mengatur kopling dan perpindahan gigi secara otomatis tanpa perlu diperintah oleh pengendara.
Tak berselang lama, konsumen Wuling di Indonesia langsung disodorkan paket mesin turbo dan sistem transmisi otomatis jenis CVT (Continous Variable Transmission). Ini menjadi upaya Wuling memaksimalkan kinerja Cortez.
Transmisi jenis CVT dengan memanfaatkan proses perpindahan menggunakan puli yang dihubungkan oleh belt atau sabuk baja. Dampaknya, kerja CVT lebih senyap dan tiap perpindahan gigi yang dihasilkan lebih halus atau bisa dibilang minim entakan, ketimbang transmisi otomatis konvensonal.
CVT dari Bosch dipadukan bersama mesin 1.5L Turbocharger dari Honeywell membuat Cortez CT sebagai MPV medium, mampu menawarkan performa agresif dan pengalaman pengendaraan yang nyaman dan lebih premium.
Cortez juga dilengkapi komponen keamanan canggih pada system pengereman seperti ABS (anti-lock braking system), EBD (electronic brake force distribution), dan BA (brake assist).
3. Wuling Indonesian Command (WIND)
Wuling Almaz 7 Seater memiliki keunggulan berupa teknologi perintah suara Wuling Indonesian Command (WIND).
Fitur WIND diklaim mampu mengenali beragam perintah berbahasa Indonesia untuk menunjang penggunaan berbagai perangkat di dalam kendaraan tersebut.
Fitur itu dapat diakses dengan sebelumnya menggunakan kata kunci "Halo Wuling" disertai kalimat perintah untuk mengoperasikan fitur dalam kendaraan jenis Wuling Almaz.
Seperti diketahui, sistem voice command interaktif ini memungkinkan pengguna menyalakan, mematikan, atau mengoperasikan berbagai fitur kendaraan, seperti pendingin udara, jendela, panoramic sunroof, dan akses fitur hiburan, hanya dengan perintah suara. Termasuk untuk mendengarkan musik atau radio, panggilan telepon, menjalankan aplikasi Wuling Link ataupun TPMS, memperbesar atau mengecilkan volume, serta menanyakan tanggal dan waktu.
(wbs)