Ketergantungan GPS Bisa Ganggu Kemampuan Spasial Otak
loading...
A
A
A
LONDON - Sopir taksi online perlu mewaspadai ketergantungan pada sinyal GPS yang ada di ponsel. Pasalnya hal itu akan berpengaruh pada kemampuan spasial otak. Benarkah?
Para pekerja yang sehari-hari mengandalkan sinyal GPS yang ada pada aplikasi pengarah jalan di ponsel pintar ternyata perlu waspada. Terutama para sopir taksi online yang kerap mengandalkan aplikasi penunjuk jalan atau peta online berdasarkan sinyal GPS.
Para peneliti di Universitas McGill merilis hasil perbandingan 50 orang sopir yang mengandalkan GPS dan tidak menggunakan GPS saat bekerja. Hasilnya justru sangat memprihatinkan.
"Sopir yang menggunakan GPS secara ekstensif menyebabkan penurunan memori spasial daripada sebaliknya. Temuan ini signifikan dalam konteks meningkatnya ketergantungan masyarakat pada GPS," tulis laporan yang terpublikasi di jurnal Nature itu.
Menurut Louisa Dahmani dari McGill University, penggunaan GPS untuk bernavigasi dari satu titik ke titik lain membuat penggunanya tidak memperhatikan lingkungan. Hal itu berbeda dengan sopir yang tidak menggunakan alat bantu navigasi.
Pasalnya dalam menuju arah yang diinginkan, para sopir yang tidak menggunakan GPS, biasanya akan mengandalkan dua cara yakni bergantung memori spasial serta pembelajaran posisi guna melakukan peta kognitif lingkungan.
Cara kedua adalah mengandalkan respons stimulus. Cara ini terkait dengan kemampuan navigasi otomatis karena rute yang sering dilalui.
Lebih lanjut disebutkan kedua cara itu sangat bergantung pada kemampuan otak terutama hipokampus yang merupakan bagian dari sistem limbik otak besar. Wilayah otak itu akan berkaitan dengan memori episodik dan memori relasional yang dimiliki setiap manusia.
“Temuan ini menunjukkan bahwa menggunakan indra orientasi kita dan mengambil bagian secara aktif dalam navigasi memungkinkan kita mempertahankan kemampuan memori spasial kita," jelas Louisa Dahmani.
Hal itu justru tidak ditemukan di sopir-sopir yang terlalu mengandalkan GPS dalam pekerjaan sehari-hari mereka.
Tanpa disadari kemampuan spasial mereka justru mengalami kerugian. Semakin banyak penggunaan GPS, maka semakin besar penurunan memori spasial dari waktu ke waktu.
Baca Juga
Para pekerja yang sehari-hari mengandalkan sinyal GPS yang ada pada aplikasi pengarah jalan di ponsel pintar ternyata perlu waspada. Terutama para sopir taksi online yang kerap mengandalkan aplikasi penunjuk jalan atau peta online berdasarkan sinyal GPS.
Para peneliti di Universitas McGill merilis hasil perbandingan 50 orang sopir yang mengandalkan GPS dan tidak menggunakan GPS saat bekerja. Hasilnya justru sangat memprihatinkan.
"Sopir yang menggunakan GPS secara ekstensif menyebabkan penurunan memori spasial daripada sebaliknya. Temuan ini signifikan dalam konteks meningkatnya ketergantungan masyarakat pada GPS," tulis laporan yang terpublikasi di jurnal Nature itu.
Menurut Louisa Dahmani dari McGill University, penggunaan GPS untuk bernavigasi dari satu titik ke titik lain membuat penggunanya tidak memperhatikan lingkungan. Hal itu berbeda dengan sopir yang tidak menggunakan alat bantu navigasi.
Pasalnya dalam menuju arah yang diinginkan, para sopir yang tidak menggunakan GPS, biasanya akan mengandalkan dua cara yakni bergantung memori spasial serta pembelajaran posisi guna melakukan peta kognitif lingkungan.
Cara kedua adalah mengandalkan respons stimulus. Cara ini terkait dengan kemampuan navigasi otomatis karena rute yang sering dilalui.
Lebih lanjut disebutkan kedua cara itu sangat bergantung pada kemampuan otak terutama hipokampus yang merupakan bagian dari sistem limbik otak besar. Wilayah otak itu akan berkaitan dengan memori episodik dan memori relasional yang dimiliki setiap manusia.
“Temuan ini menunjukkan bahwa menggunakan indra orientasi kita dan mengambil bagian secara aktif dalam navigasi memungkinkan kita mempertahankan kemampuan memori spasial kita," jelas Louisa Dahmani.
Hal itu justru tidak ditemukan di sopir-sopir yang terlalu mengandalkan GPS dalam pekerjaan sehari-hari mereka.
Tanpa disadari kemampuan spasial mereka justru mengalami kerugian. Semakin banyak penggunaan GPS, maka semakin besar penurunan memori spasial dari waktu ke waktu.
(wbs)