China Tegaskan Thailand Sasaran Empuk Penjualan Kendaraan Listrik
loading...
A
A
A
BANGKOK - Sebuah lembaga berbasis di China yang mengkhususkan diri dalam riset kendaraan listrik menyimpulkan bahwa produsen mobil China jadikan Thailand sasaran empuk.
Pasar mobil Thailand mengandalkan merek dari negara lain dan sebagian besar mobil tersebut diproduksi oleh produsen mobil asing melalui pabrik lokal.
Sebagai catatan, Thailand merupakan pengekspor mobil terbesar ketiga di Asia, setelah Jepang dan Korea Selatan.
Menurut statistik dari Federasi Industri Thailand, dari 1,88 juta model yang diproduksi di Thailand pada tahun 2022, 840.000 unit telah terjual di dalam negeri sementara 1 juta unit lainnya ditujukan untuk ekspor.
Selain itu, Pusat Riset Visi Thailand memperkirakan bahwa ukuran pasar keseluruhan untuk BEV kemungkinan akan mencapai 50.000 model pada tahun 2023, peningkatan tahun-ke-tahun sebesar 270 persen dibandingkan dengan 13.454 model pada tahun 2022.
Selain insentif, rantai pasok di dalam negeri juga berperan besar termasuk faktor biaya terkait logistik, lebih ekonomis ramah dibandingkan negara lain.
Seperti dilansir dari Autopro, Sederhananya, Thailand hanya mengandalkan sumber daya manufakturnya sendiri untuk mempercepat produksi.
Dengan segala keunggulan yang dimiliki Thailand, tak heran jika merek EV asal China mulai merajai jalan raya di Negeri Gajah Putih tersebut, bahkan pemerintah Thailand juga yakin bahwa tujuan carbon neutrality dapat diimplementasikan pada tahun 20
Februari lalu, Thailand merilis daftar EV yang menunjukkan produsen EV China mendominasi pasar negara tersebut, meninggalkan merek dari Jepang. Menurut data, hanya Tesla, merek non-Cina, yang masuk dalam daftar tiga besar.
Berdasarkan rincian model, BYD memimpin melalui model Atto 3 (2.068 unit), Neta V Hozon (1.254 unit), dan Model Y mencatat penjualan sebanyak 534 unit.
Salah satu pabrikan mobil China paling awal yang sukses di pasar Thailand adalah SAIC di mana merek MG secara resmi memasuki pasar Thailand pada tahun 2014. Data menunjukkan 31.005 model MG telah terjual di Thailand, menempatkannya di antara sepuluh merek mobil teratas di Thailand.
Beberapa tahun kemudian, Great Wall Motor memasuki pasar Thailand pada tahun 2021 dengan model ORA yang sangat populer sehingga banyak dealer di Bangkok kesulitan memenuhi permintaan.
Dari Januari hingga September 2022, Great Wall Motor menjual lebih dari 8.000 EV di Thailand, menjadikannya merek kendaraan energi baru dengan volume penjualan tertinggi.
Selain ORA, Great Wall Motor juga memperkenalkan beberapa model di pasar Thailand, antara lain Haval H6 HEV dan JOLION HEV.
Lihat Juga: Kredit Pajak Dihapus, Mobil Listrik Terpukul: Industri EV Hadapi Masa Sulit di Bawah Trump?
Pasar mobil Thailand mengandalkan merek dari negara lain dan sebagian besar mobil tersebut diproduksi oleh produsen mobil asing melalui pabrik lokal.
Sebagai catatan, Thailand merupakan pengekspor mobil terbesar ketiga di Asia, setelah Jepang dan Korea Selatan.
Menurut statistik dari Federasi Industri Thailand, dari 1,88 juta model yang diproduksi di Thailand pada tahun 2022, 840.000 unit telah terjual di dalam negeri sementara 1 juta unit lainnya ditujukan untuk ekspor.
Selain itu, Pusat Riset Visi Thailand memperkirakan bahwa ukuran pasar keseluruhan untuk BEV kemungkinan akan mencapai 50.000 model pada tahun 2023, peningkatan tahun-ke-tahun sebesar 270 persen dibandingkan dengan 13.454 model pada tahun 2022.
Selain insentif, rantai pasok di dalam negeri juga berperan besar termasuk faktor biaya terkait logistik, lebih ekonomis ramah dibandingkan negara lain.
Seperti dilansir dari Autopro, Sederhananya, Thailand hanya mengandalkan sumber daya manufakturnya sendiri untuk mempercepat produksi.
Dengan segala keunggulan yang dimiliki Thailand, tak heran jika merek EV asal China mulai merajai jalan raya di Negeri Gajah Putih tersebut, bahkan pemerintah Thailand juga yakin bahwa tujuan carbon neutrality dapat diimplementasikan pada tahun 20
Februari lalu, Thailand merilis daftar EV yang menunjukkan produsen EV China mendominasi pasar negara tersebut, meninggalkan merek dari Jepang. Menurut data, hanya Tesla, merek non-Cina, yang masuk dalam daftar tiga besar.
Berdasarkan rincian model, BYD memimpin melalui model Atto 3 (2.068 unit), Neta V Hozon (1.254 unit), dan Model Y mencatat penjualan sebanyak 534 unit.
Salah satu pabrikan mobil China paling awal yang sukses di pasar Thailand adalah SAIC di mana merek MG secara resmi memasuki pasar Thailand pada tahun 2014. Data menunjukkan 31.005 model MG telah terjual di Thailand, menempatkannya di antara sepuluh merek mobil teratas di Thailand.
Beberapa tahun kemudian, Great Wall Motor memasuki pasar Thailand pada tahun 2021 dengan model ORA yang sangat populer sehingga banyak dealer di Bangkok kesulitan memenuhi permintaan.
Dari Januari hingga September 2022, Great Wall Motor menjual lebih dari 8.000 EV di Thailand, menjadikannya merek kendaraan energi baru dengan volume penjualan tertinggi.
Selain ORA, Great Wall Motor juga memperkenalkan beberapa model di pasar Thailand, antara lain Haval H6 HEV dan JOLION HEV.
Lihat Juga: Kredit Pajak Dihapus, Mobil Listrik Terpukul: Industri EV Hadapi Masa Sulit di Bawah Trump?
(wbs)