Mobil Listrik Ford Bisa Dicas di Supercharger Tesla, Pabrikan Lain Ketar-ketir
loading...
A
A
A
JAKARTA - Akhir pekan lalu CEO Ford Jim Farley dan CEO Tesla Elon Musk berdiskusi lewat Twitter Spaces yang bikin pabrikan mobil listrik di Amerika (termasuk dunia) bakal ketar-ketir. Ford-Tesla akan menjalin kerja sama di bidang charger mobil listrik.
Tidak ada yang menyangka bahwa diskusi yang bertajuk “Akselerasi Adopsi Mobil Listrik” itu akan berdampak sangat besar terhadap industri mobil listrik secara keseluruhan. Mulai 2024, mobil listrik Ford akan bisa menggunakan 12.000 Superchargers milik Tesla di Amerika Utara. Termasuk adapter khusus yang disediakan oleh Tesla.
Dan tidak berhenti dari situ, mulai 2025 semua mobil listrik Ford akan dibekali konektor charger NACS (North American Charging Standard) milik Tesla. Charger tersebut sangat berbeda dengan CCS yang sekarang digunakan oleh sebagian besar kendaraan listrik global.
“Saya sangat bersemangat untuk bisa bekerja dengan Elon dan timnya. Termasuk memberi dampak ke industri serta pelanggan Ford,” beber CEO Ford Jim Farley selama acara Twitter Spaces. “Kami pikir ini adalah langkah besar bagi industri kami dan semua pelanggan kendaraan listrik,” tambahnya.
Musk, yang sebelumnya dikenal sering mengkritik pabrikan mobil ICE, kali ini melontarkan banyak pujian. “Saya sangat menghormati Ford sebagai sebuah perusahaan, dan mereka membuat kendaraan yang hebat,” puji Musk. ”Sebuah kehormatan bisa bekerja dengan perusahaan besar seperti Ford,” tambahnya.
Farley juga memberikan pujian terhadap kemudahan penggunaan dan keandalan jaringan supercharger Tesla, yang jadi pembeda utama dengan pabrikan mobil listrik lainnya.
Ford juga menegaskan bahwa Jaringan Pengisian Daya Cepat BlueOval miliknya sendiri yang sudah lebih dari 10.000 unit akan tetap tersedia.
Menurutnya, hal ini akan memberikan lebih banyak pilihan kepada pemilik Ford. Juga, meningkatkan persaingan dengan jaringan Tesla yang tersedia.
Reaksi di dunia otomotif sangat beragam, tetapi semuanya sama-sama terkejut.
“Ford membuat bingung industri dengan langkah brilian ini dan memantapkan posisinya sebagai pemimpin dalam transisi ke kendaraan listrik," kata Tom Moloughney, pakar pengisian daya EV dan editor senior di InsideEVs kepada Yahoo Finance.
“Kesepakatan Ford/Tesla akan menyebabkan beberapa disrupsi awal di industri, tetapi akan terbukti baik bagi konsumen dalam jangka panjang,” tambahnya. Dari sisi saham, Wall Street agaknya mendukung langkah Ford karena dianggap memberikan benefit terhadap pelanggan Ford dalam jangka panjang.
"Sejauh itu membantu Ford menjual lebih banyak kendaraan listrik, itu jadi langkah positif,” tulis analis Goldman Mark Delaney dalam sebuah catatan kepada investor.
Sementara itu, analis lainnya Mike Austin dari Guidehouse mengatakan bahwa NACS adalah salah satu teknologi terbaik dalam pengecasan mobil listrik di Amerika. “Saya rasa ini langkah positif untuk Ford. Dimana mereka akan mengadopsi standar NACS,” katanya.
Kepala Departemen Transportasi AS Pete Buttigieg juga mendukung langkah tersebut. “Kesepakatan ini artinya memperbesar interoperabilitas charger mobil listrik. Sesuai dengan target kami untuk mencapai 500.000 unit charger di Amerika dalam 10 tahun mendatang,” beber Peter.
Ia mengatakan, terlepas dari konektor standar CCS dan NACS, ataupun CHAdeMo, interoperabilitas charger mobil listrik kedepannya sangat penting seiring semakin banyaknya kendaraan listrik di dunia.
Sementara itu, General Motors dalam pernyataannya menyebut bahwa jaringan charger terbuka yang jadi standar global sangat penting bagi industri kendaran listrik.
“Itulah mengapa kami bergabung dengan sekelompok perusahaan dan SAE untuk mengembangkan dan terus menyempurnakan standar konektor terbuka dalam Combined Charging System (CCS), yang kami yakini sebagai solusi universal yang benar-benar tersedia saat ini untuk pengisian cepat,” tulis pernyataan GM.
Tidak ada yang menyangka bahwa diskusi yang bertajuk “Akselerasi Adopsi Mobil Listrik” itu akan berdampak sangat besar terhadap industri mobil listrik secara keseluruhan. Mulai 2024, mobil listrik Ford akan bisa menggunakan 12.000 Superchargers milik Tesla di Amerika Utara. Termasuk adapter khusus yang disediakan oleh Tesla.
Dan tidak berhenti dari situ, mulai 2025 semua mobil listrik Ford akan dibekali konektor charger NACS (North American Charging Standard) milik Tesla. Charger tersebut sangat berbeda dengan CCS yang sekarang digunakan oleh sebagian besar kendaraan listrik global.
“Saya sangat bersemangat untuk bisa bekerja dengan Elon dan timnya. Termasuk memberi dampak ke industri serta pelanggan Ford,” beber CEO Ford Jim Farley selama acara Twitter Spaces. “Kami pikir ini adalah langkah besar bagi industri kami dan semua pelanggan kendaraan listrik,” tambahnya.
Musk, yang sebelumnya dikenal sering mengkritik pabrikan mobil ICE, kali ini melontarkan banyak pujian. “Saya sangat menghormati Ford sebagai sebuah perusahaan, dan mereka membuat kendaraan yang hebat,” puji Musk. ”Sebuah kehormatan bisa bekerja dengan perusahaan besar seperti Ford,” tambahnya.
Farley juga memberikan pujian terhadap kemudahan penggunaan dan keandalan jaringan supercharger Tesla, yang jadi pembeda utama dengan pabrikan mobil listrik lainnya.
Ford juga menegaskan bahwa Jaringan Pengisian Daya Cepat BlueOval miliknya sendiri yang sudah lebih dari 10.000 unit akan tetap tersedia.
Menurutnya, hal ini akan memberikan lebih banyak pilihan kepada pemilik Ford. Juga, meningkatkan persaingan dengan jaringan Tesla yang tersedia.
Reaksi di dunia otomotif sangat beragam, tetapi semuanya sama-sama terkejut.
“Ford membuat bingung industri dengan langkah brilian ini dan memantapkan posisinya sebagai pemimpin dalam transisi ke kendaraan listrik," kata Tom Moloughney, pakar pengisian daya EV dan editor senior di InsideEVs kepada Yahoo Finance.
“Kesepakatan Ford/Tesla akan menyebabkan beberapa disrupsi awal di industri, tetapi akan terbukti baik bagi konsumen dalam jangka panjang,” tambahnya. Dari sisi saham, Wall Street agaknya mendukung langkah Ford karena dianggap memberikan benefit terhadap pelanggan Ford dalam jangka panjang.
"Sejauh itu membantu Ford menjual lebih banyak kendaraan listrik, itu jadi langkah positif,” tulis analis Goldman Mark Delaney dalam sebuah catatan kepada investor.
Sementara itu, analis lainnya Mike Austin dari Guidehouse mengatakan bahwa NACS adalah salah satu teknologi terbaik dalam pengecasan mobil listrik di Amerika. “Saya rasa ini langkah positif untuk Ford. Dimana mereka akan mengadopsi standar NACS,” katanya.
Kepala Departemen Transportasi AS Pete Buttigieg juga mendukung langkah tersebut. “Kesepakatan ini artinya memperbesar interoperabilitas charger mobil listrik. Sesuai dengan target kami untuk mencapai 500.000 unit charger di Amerika dalam 10 tahun mendatang,” beber Peter.
Ia mengatakan, terlepas dari konektor standar CCS dan NACS, ataupun CHAdeMo, interoperabilitas charger mobil listrik kedepannya sangat penting seiring semakin banyaknya kendaraan listrik di dunia.
Sementara itu, General Motors dalam pernyataannya menyebut bahwa jaringan charger terbuka yang jadi standar global sangat penting bagi industri kendaran listrik.
“Itulah mengapa kami bergabung dengan sekelompok perusahaan dan SAE untuk mengembangkan dan terus menyempurnakan standar konektor terbuka dalam Combined Charging System (CCS), yang kami yakini sebagai solusi universal yang benar-benar tersedia saat ini untuk pengisian cepat,” tulis pernyataan GM.
(dan)