Akio Toyoda Sebut Mobil Listrik Bukan Solusi Kurangi Emisi Karbon
loading...
A
A
A
TOKYO - Meski menjadi pemimpin di industri otomotif, Toyota jelas tidak sependapat dengan produsen kendaraan lain untuk memproduksi kendaraan listrik (EV) sepenuhnya dalam produksinya.
Chairman Toyota, Akio Toyoda sekali lagi menegaskan bahwa EV bukanlah satu-satunya solusi dalam mengurangi emisi karbon dan dengan demikian memecahkan masalah pemanasan global.
Dalam sebuah wawancara dengan Automotive News Europe selama balapan Le Mans 24 Hours baru-baru ini, Toyoda menyatakan bahwa Toyota memiliki beberapa rencana untuk masa depan dan juga menyatakan bahwa ada beberapa alternatif EV untuk dieksplorasi.
Toyoda menyatakan bahwa EV memang merupakan teknologi penting untuk mengatasi masalah pemanasan global namun bukan satu-satunya cara.
Sementara pabrikan lain aktif memproduksi berbagai model EV seperti Volkswagen, Toyota hanya menawarkan bZ4X di pasar.
Namun perlu diingat, Toyota memiliki jajaran model hybrid yang dinilai berada di tengah-tengah antara kendaraan EV dan kendaraan yang menggunakan mesin pembakaran dalam.
Toyoda juga menjelaskan bahwa tidak semua pemilik mobil memiliki akses infrastruktur pengisian ulang. Bahkan ada perusahaan yang hanya menjual model EV tetapi tidak menyediakan stasiun pengisian daya. Inilah masalah yang akan muncul jika rencana penggantian mesin ICE dengan EV dilakukan dengan tergesa-gesa.
Selain EV, Toyota juga masuk ke pasar fuel cell electric vehicle (FCEV), contohnya Toyota Mirai yang menggunakan tenaga hidrogen.
Mereka juga merintis dunia balap menggunakan kendaraan bertenaga hidrogen, membuktikan bahwa FCEV memang mampu menjadi bahan bakar alternatif.
Cara terbaik untuk mengurangi emisi karbon menurut Toyoda adalah dengan menggunakan semua teknologi yang tersedia tanpa terbatas pada kendaraan listrik saja.
Bahan bakar sintetik juga menjadi alternatif meski kini biayanya cukup tinggi.
Meski disebut lamban memasuki dunia EV, Toyota sudah memulai proyek teknologi baterai generasi baru yang menjanjikan jarak tempuh 1.500 kilometer dengan isi ulang ekspres dalam waktu 10 menit (memang tidak bisa 100 persen tapi cukup). untuk meningkatkan jarak tempuh menjadi 900 kilometer.
Teknologi baterai baru ini disebut siap diluncurkan pada 2026.
Baca Juga
Chairman Toyota, Akio Toyoda sekali lagi menegaskan bahwa EV bukanlah satu-satunya solusi dalam mengurangi emisi karbon dan dengan demikian memecahkan masalah pemanasan global.
Dalam sebuah wawancara dengan Automotive News Europe selama balapan Le Mans 24 Hours baru-baru ini, Toyoda menyatakan bahwa Toyota memiliki beberapa rencana untuk masa depan dan juga menyatakan bahwa ada beberapa alternatif EV untuk dieksplorasi.
Toyoda menyatakan bahwa EV memang merupakan teknologi penting untuk mengatasi masalah pemanasan global namun bukan satu-satunya cara.
Sementara pabrikan lain aktif memproduksi berbagai model EV seperti Volkswagen, Toyota hanya menawarkan bZ4X di pasar.
Namun perlu diingat, Toyota memiliki jajaran model hybrid yang dinilai berada di tengah-tengah antara kendaraan EV dan kendaraan yang menggunakan mesin pembakaran dalam.
Toyoda juga menjelaskan bahwa tidak semua pemilik mobil memiliki akses infrastruktur pengisian ulang. Bahkan ada perusahaan yang hanya menjual model EV tetapi tidak menyediakan stasiun pengisian daya. Inilah masalah yang akan muncul jika rencana penggantian mesin ICE dengan EV dilakukan dengan tergesa-gesa.
Selain EV, Toyota juga masuk ke pasar fuel cell electric vehicle (FCEV), contohnya Toyota Mirai yang menggunakan tenaga hidrogen.
Mereka juga merintis dunia balap menggunakan kendaraan bertenaga hidrogen, membuktikan bahwa FCEV memang mampu menjadi bahan bakar alternatif.
Cara terbaik untuk mengurangi emisi karbon menurut Toyoda adalah dengan menggunakan semua teknologi yang tersedia tanpa terbatas pada kendaraan listrik saja.
Bahan bakar sintetik juga menjadi alternatif meski kini biayanya cukup tinggi.
Meski disebut lamban memasuki dunia EV, Toyota sudah memulai proyek teknologi baterai generasi baru yang menjanjikan jarak tempuh 1.500 kilometer dengan isi ulang ekspres dalam waktu 10 menit (memang tidak bisa 100 persen tapi cukup). untuk meningkatkan jarak tempuh menjadi 900 kilometer.
Teknologi baterai baru ini disebut siap diluncurkan pada 2026.
(wbs)