Sambut Elektrifikasi, TMMIN Bikin Kurikulum Hijau untuk Cetak Expert di Industri Otomotif
loading...
A
A
A
JAKARTA - Toyota Indonesia Academy (TIA) mencetak sejumlah ‘expert’ yang siap diterjunkan di industri otomotif.
Toyota sangat serius untuk bikin ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Itu dibuktikan dengan tidak hanya berjualan mobil listrik, tapi juga mencetak sejumlah ‘expert’ yang siap diterjunkan di industri otomotif.
Hal tersebut dilakukan oleh Toyota Indonesia Academy (TIA), yang baru saja meluluskan 36 expert yang terdiri dari 30 expert dari production skill berupa perakitan kendaraan roda empat dan 6 expert dari maintenance skill berupa mesin otomasi, Jumat (13/10) silam.
Sejak didirikan pada 2016, TIA sendiri telah berkontribusi hingga 255 SDM ahli yang sudah merealisasikan ilmu pendidikannya baik di TMMIN maupun juga di rantai pasok.
Nandi Julyanto, Presiden Direktur PT TMMIN, menyebut bahwa pihaknya ingin beradaptasi lebih cepat dengan kebutuhan industri terkini khususnya dalam teknologi future process dan future product.
“Di tahun kedua ini seluruh expert diberikan program pemagangan di industri selama 1 tahun agar mereka dapat lebih cakap beradaptasi dengan teknologi-teknologi baru di industri elektrifikasi,” ungkpanya.
Tidak hanya menerapkan sistem green manufacturing di lini produksi, Nandi menyebut bahwa TMMIN juga menginisiasikan konsep green curriculum. Yakni, kurikulum pendidikan yang mengimpelementasikan teknologi hijau atau teknologi ramah lingkungan dalam pembelajarannya.
Kurikulum tersebut juga membahas mengenai isu lingkungan dalam upaya membantu upaya Pemerintah Indonesia mencapai target netralitas karbon di 2060 nanti.
Pada 2025, TIA telah mencanangkan beberapa target. Salah satunya peningkatan mutu melalui pengenalan advance manufacture technology, implementasi green teknologi kurikulum dalam proses pendidikan serta berkontribusi melahirkan tenaga kerja unggulan yang bisa menjadi team leader di
bidang pekerjaannya masing-masing.
Sejak didirikan di 2016 hingga saat ini, TIA telah memberikan kontribusi hingga 255 SDM ahli yang sudah merealisasikan ilmu pendidikannya baik di TMMIN maupun juga di perusahaan rantai pasok. Foto: TMMIN
Menurut Nandi, transformasi industri elektrifikasi otomotif Indonesia tidak hanya lahir melalui kehadiran sejumlah kendaraan berteknologi elektrifikasi yang ramah lingkungan.
“Lulusan TIA dibentuk melalui pengajaran dan praktik yang berorientasi kebutuhan industri nasional dan menjadi expert di bidang digitalisasi seperti big data analytic & IoT, AI & robotic, robotic process automation, serta IoT & mechanical engineering,” ungkapnya.
Wakil Presiden Direktur PT TMMIN Bob Azam menambahkan, strategi TIA adalah mencetak lebih banyak SDM spesialis lainnya. Salah satunya dengan melakukan ekspansi program pendidikan yang memfasilitasi karyawan TMMIN, supplier atau rantai pasok berpartisipasi dalam kegiatan shortcourse training dan credential system sehingga menjadi teknisi industri yang ahli dan juga terakreditasi.
Ahmad Tohani, lulusan TIA Angkatan Pertama, misalnya, kini menjadi Team Leader di line Press Maintenance, Press & Welding Production Division.
“Kurikulum pembelajaran yang diberikan sangat sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan di area kerja, sehingga adaptasi dan akselerasi di lini produksi tidak menemui kendala,”ungkapnya.
Toyota sangat serius untuk bikin ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Itu dibuktikan dengan tidak hanya berjualan mobil listrik, tapi juga mencetak sejumlah ‘expert’ yang siap diterjunkan di industri otomotif.
Hal tersebut dilakukan oleh Toyota Indonesia Academy (TIA), yang baru saja meluluskan 36 expert yang terdiri dari 30 expert dari production skill berupa perakitan kendaraan roda empat dan 6 expert dari maintenance skill berupa mesin otomasi, Jumat (13/10) silam.
Sejak didirikan pada 2016, TIA sendiri telah berkontribusi hingga 255 SDM ahli yang sudah merealisasikan ilmu pendidikannya baik di TMMIN maupun juga di rantai pasok.
Nandi Julyanto, Presiden Direktur PT TMMIN, menyebut bahwa pihaknya ingin beradaptasi lebih cepat dengan kebutuhan industri terkini khususnya dalam teknologi future process dan future product.
“Di tahun kedua ini seluruh expert diberikan program pemagangan di industri selama 1 tahun agar mereka dapat lebih cakap beradaptasi dengan teknologi-teknologi baru di industri elektrifikasi,” ungkpanya.
Tidak hanya menerapkan sistem green manufacturing di lini produksi, Nandi menyebut bahwa TMMIN juga menginisiasikan konsep green curriculum. Yakni, kurikulum pendidikan yang mengimpelementasikan teknologi hijau atau teknologi ramah lingkungan dalam pembelajarannya.
Kurikulum tersebut juga membahas mengenai isu lingkungan dalam upaya membantu upaya Pemerintah Indonesia mencapai target netralitas karbon di 2060 nanti.
Pada 2025, TIA telah mencanangkan beberapa target. Salah satunya peningkatan mutu melalui pengenalan advance manufacture technology, implementasi green teknologi kurikulum dalam proses pendidikan serta berkontribusi melahirkan tenaga kerja unggulan yang bisa menjadi team leader di
bidang pekerjaannya masing-masing.
Sejak didirikan di 2016 hingga saat ini, TIA telah memberikan kontribusi hingga 255 SDM ahli yang sudah merealisasikan ilmu pendidikannya baik di TMMIN maupun juga di perusahaan rantai pasok. Foto: TMMIN
Menurut Nandi, transformasi industri elektrifikasi otomotif Indonesia tidak hanya lahir melalui kehadiran sejumlah kendaraan berteknologi elektrifikasi yang ramah lingkungan.
“Lulusan TIA dibentuk melalui pengajaran dan praktik yang berorientasi kebutuhan industri nasional dan menjadi expert di bidang digitalisasi seperti big data analytic & IoT, AI & robotic, robotic process automation, serta IoT & mechanical engineering,” ungkapnya.
Wakil Presiden Direktur PT TMMIN Bob Azam menambahkan, strategi TIA adalah mencetak lebih banyak SDM spesialis lainnya. Salah satunya dengan melakukan ekspansi program pendidikan yang memfasilitasi karyawan TMMIN, supplier atau rantai pasok berpartisipasi dalam kegiatan shortcourse training dan credential system sehingga menjadi teknisi industri yang ahli dan juga terakreditasi.
Ahmad Tohani, lulusan TIA Angkatan Pertama, misalnya, kini menjadi Team Leader di line Press Maintenance, Press & Welding Production Division.
“Kurikulum pembelajaran yang diberikan sangat sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan di area kerja, sehingga adaptasi dan akselerasi di lini produksi tidak menemui kendala,”ungkapnya.
(dan)