Lawan China, Renault Segera Rilis Mobil Listrik Murah Rp300-an Juta
loading...
A
A
A
JAKARTA - Banjir mobil listrik murah dari China tak akan berlangsung selamanya. Pabrikan Renault telah menghadirkan mobil konsep Renault Twingo EV Concept yang akan diproduksi massal pada 2026.
Kelebihan mobil listrik ini salah satunya adalah harganya nanti yang diperkirakan ramah di kantong yaitu sekitar 20.000 Euro atau Rp334,8 juta.
Dikutip dari Car Magazine, Kamis (16/11/2023), CEO Renault Group Luca De Meo mengatakan mobil listrik harga terjangkau ini akan diproduksi oleh divisi baru mereka, Ampere. "Kami akan memproduksi mobil itu dalam waktu dua tahun ke depan, menyamai kecepatan yang ditunjukkan China. Ini artinya mobil sudah akan bisa dimiliki di awal 2026," ujar Luca De Meo.
Ampere memang sengaja didirikan oleh Renault untuk fokus mengembangkan mobil listrik. Direncanakan hingga 2031, Ampere akan membuat tujuh mobil listrik bermerek Renault.
Saat ini baru dua mobil listrik yang akan mereka produksi yakni Renault 5 EV dan Renault Twingo EV Concept. "Dengan semangat Renault, Ampere dibuat agar mobil listrik bisa terjangkau buat semua orang," ujar Luca De Meo.
Lebih lanjut kehadiran mobil listrik murah dari Renault tidak mengenyampingkan fakta adanya banjir mobil listrik murah dari China di Eropa. Saat ini negara-negara di Benua Biru sudah kedatangan berbagai merek mobil listrik China seperti BYD, Xpeng, NIO, MG, dan Geely.
Komisi Eropa malah mengatakan pangsa kendaraan listrik China yang dijual di Eropa telah meningkat menjadi 8% dan dapat mencapai 15% pada tahun 2025. Yang bikin khawatir harga mobil listrik buatan China biasanya 20 persen lebih murah dibanding mobil listrik buatan Eropa.
Kondisi itu yang dikeluhkan oleh berbagai pabrikan mobil dari Eropa. Pasalnya mereka belum bisa memiliki teknologi yang dimiliki China sehingga mampu bikin mobil listrik murah.
Komisi Eropa memahami kondisi tersebut dengan berupaya melakukan penyelidikan guna menerapkan tarif hukuman untuk melindungi produsen Uni Eropa terhadap impor mobil listrik yang lebih murah dari China.
“Pasar global kini dibanjiri mobil listrik yang lebih murah. Dan harganya dijaga agar tetap rendah karena subsidi negara yang sangat besar,” kata Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen.
Kelebihan mobil listrik ini salah satunya adalah harganya nanti yang diperkirakan ramah di kantong yaitu sekitar 20.000 Euro atau Rp334,8 juta.
Dikutip dari Car Magazine, Kamis (16/11/2023), CEO Renault Group Luca De Meo mengatakan mobil listrik harga terjangkau ini akan diproduksi oleh divisi baru mereka, Ampere. "Kami akan memproduksi mobil itu dalam waktu dua tahun ke depan, menyamai kecepatan yang ditunjukkan China. Ini artinya mobil sudah akan bisa dimiliki di awal 2026," ujar Luca De Meo.
Ampere memang sengaja didirikan oleh Renault untuk fokus mengembangkan mobil listrik. Direncanakan hingga 2031, Ampere akan membuat tujuh mobil listrik bermerek Renault.
Saat ini baru dua mobil listrik yang akan mereka produksi yakni Renault 5 EV dan Renault Twingo EV Concept. "Dengan semangat Renault, Ampere dibuat agar mobil listrik bisa terjangkau buat semua orang," ujar Luca De Meo.
Lebih lanjut kehadiran mobil listrik murah dari Renault tidak mengenyampingkan fakta adanya banjir mobil listrik murah dari China di Eropa. Saat ini negara-negara di Benua Biru sudah kedatangan berbagai merek mobil listrik China seperti BYD, Xpeng, NIO, MG, dan Geely.
Komisi Eropa malah mengatakan pangsa kendaraan listrik China yang dijual di Eropa telah meningkat menjadi 8% dan dapat mencapai 15% pada tahun 2025. Yang bikin khawatir harga mobil listrik buatan China biasanya 20 persen lebih murah dibanding mobil listrik buatan Eropa.
Kondisi itu yang dikeluhkan oleh berbagai pabrikan mobil dari Eropa. Pasalnya mereka belum bisa memiliki teknologi yang dimiliki China sehingga mampu bikin mobil listrik murah.
Komisi Eropa memahami kondisi tersebut dengan berupaya melakukan penyelidikan guna menerapkan tarif hukuman untuk melindungi produsen Uni Eropa terhadap impor mobil listrik yang lebih murah dari China.
“Pasar global kini dibanjiri mobil listrik yang lebih murah. Dan harganya dijaga agar tetap rendah karena subsidi negara yang sangat besar,” kata Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen.
(msf)