BYD Yakin Industri Mobil Listrik Indonesia Berkembang Pesat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Produsen otomotif asal China, BYD, optimistis industri mobil listrik di Indonesia akan berkembang pesat. Ini dibaratkan dengan produk smartphone yang terus menunjukkan perkembangan dengan beragam model yang hadir.
President Director PT BYD Motor Indonesia Eagle Zhao menegaskan bahwa tren elektrifikasi tidak bisa ditolak oleh sebuah negara. Pasalnya, seluruh dunia sudah mulai mengeluarkan regulasi yang memaksa setiap produsen membuat mobil elektrifikasi.
“Seperti kejadian 16 tahun lalu, di mana orang belum familiar dengan handphone-handphone seperti sekarang. Dari sisi kapasitas, layar, dan ukuran. Sekarang orang lebih cenderung menggunakan smartphone,” kata Zhao saat kunjungan ke Redaksi Inews Media, Selasa (5/12/2023).
Zhou mengungkapkan bahwa perkembangan smartphone di masa lalu banyak yang meragukan dan memiliki harga tinggi. Menurutnya, hal tersebut juga akan terjadi pada tren kendaraan listrik yang seiring berjalannya waktu akan mengalami penurunan harga.
“Karena sekarang hp bukan hanya sebagai alat komunikasi tapi gaya hidup. Begitu juga dengan EV, menurut kami juga itu hal yang sama akan terjadi. Orang-orang akan mengubah kebiasannya,” ucapnya.
Dikatakan Zhou bahwa pengguna mobil listrik di dunia terus meningkat yang menandakan era elektrifikasi dimulai. Hal ini juga diyakini akan terjadi di Indonesia, yang juga didukung oleh pemerintah.
“Beberapa negara di Eropa seperti Norwegia, Jerman, itu sudah sampai 80 persen (penggunaan kendaraan listrik). Bahkan di AS, Brasil, dan Meksiko, juga mengalami hal yang sama. Untuk di Asia Tenggara, China, bahkan Australia juga mengalami peningkatan (kendaraan listrik) yang cukup signifikan,” ujarnya.
“Bahkan tahun lalu di Thailand hanya 2 persen, dan sekarang lebih dari 10 persen. Jadi kami yakin akan terjadi hal yang sama untuk pasar Indonesia, bahkan tidak ada putar balik untuk menolak kehadiran mobil listrik,” sambung Zhou.
Selain itu, Zhou menegaskan BYD memiliki strategi sendiri sebagai perusahaan teknologi untuk memasarkan mobil listrik. Hal ini yang membuat meyakini produk yang akan mereka luncurkan akan diterima dengan baik.
“Bahkan di BYD kami memiliki Vehicle to Load, jadi mengalirkan listrik dari mobil ke luar. Seperti power bank besar, jadi tidak akan memiliki satu kekurangan dari kendaraan listrik. Jadi bisa dimanfaatkan untuk barbeque, dan banyak hal yang bisa dilakukan,” tuturnya.
Lihat Juga: Cawalkot Bogor Dedie A. Rachim Semringah Dipinjami Mobil Listrik untuk Kampanye dari Partai Perindo
President Director PT BYD Motor Indonesia Eagle Zhao menegaskan bahwa tren elektrifikasi tidak bisa ditolak oleh sebuah negara. Pasalnya, seluruh dunia sudah mulai mengeluarkan regulasi yang memaksa setiap produsen membuat mobil elektrifikasi.
“Seperti kejadian 16 tahun lalu, di mana orang belum familiar dengan handphone-handphone seperti sekarang. Dari sisi kapasitas, layar, dan ukuran. Sekarang orang lebih cenderung menggunakan smartphone,” kata Zhao saat kunjungan ke Redaksi Inews Media, Selasa (5/12/2023).
Zhou mengungkapkan bahwa perkembangan smartphone di masa lalu banyak yang meragukan dan memiliki harga tinggi. Menurutnya, hal tersebut juga akan terjadi pada tren kendaraan listrik yang seiring berjalannya waktu akan mengalami penurunan harga.
“Karena sekarang hp bukan hanya sebagai alat komunikasi tapi gaya hidup. Begitu juga dengan EV, menurut kami juga itu hal yang sama akan terjadi. Orang-orang akan mengubah kebiasannya,” ucapnya.
Dikatakan Zhou bahwa pengguna mobil listrik di dunia terus meningkat yang menandakan era elektrifikasi dimulai. Hal ini juga diyakini akan terjadi di Indonesia, yang juga didukung oleh pemerintah.
“Beberapa negara di Eropa seperti Norwegia, Jerman, itu sudah sampai 80 persen (penggunaan kendaraan listrik). Bahkan di AS, Brasil, dan Meksiko, juga mengalami hal yang sama. Untuk di Asia Tenggara, China, bahkan Australia juga mengalami peningkatan (kendaraan listrik) yang cukup signifikan,” ujarnya.
“Bahkan tahun lalu di Thailand hanya 2 persen, dan sekarang lebih dari 10 persen. Jadi kami yakin akan terjadi hal yang sama untuk pasar Indonesia, bahkan tidak ada putar balik untuk menolak kehadiran mobil listrik,” sambung Zhou.
Selain itu, Zhou menegaskan BYD memiliki strategi sendiri sebagai perusahaan teknologi untuk memasarkan mobil listrik. Hal ini yang membuat meyakini produk yang akan mereka luncurkan akan diterima dengan baik.
“Bahkan di BYD kami memiliki Vehicle to Load, jadi mengalirkan listrik dari mobil ke luar. Seperti power bank besar, jadi tidak akan memiliki satu kekurangan dari kendaraan listrik. Jadi bisa dimanfaatkan untuk barbeque, dan banyak hal yang bisa dilakukan,” tuturnya.
Lihat Juga: Cawalkot Bogor Dedie A. Rachim Semringah Dipinjami Mobil Listrik untuk Kampanye dari Partai Perindo
(wbs)