Di Tengah Persaingan Berdarah, Xpeng Rekrut 4.000 Karyawan dan Investasi Jutaan Dolar di AI
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pabrikan kendaraan listrik asal China, Xpeng , mengatakan bahwa pihaknya akan mempekerjakan 4.000 orang tahun ini dan menginvestasikan jutaan dolar di kecerdasan buatan (AI).
Ini dilakukan sebagai upaya untuk bertahan dari industri otomotif saat ini yang berhubungan erat dengan teknologi. Bahkan, saat ini persaingan di pasar otomotif sudah disebut “berdarah-darah”.
Penambahan karyawan tersebut akan mewakili 25% perluasan tenaga kerja dari Xpeng , yang sebagian sahamnya dimiliki oleh Volkswagen. Artinya, angka ini besar sekali. Sebab, total karyawan mereka di akhir 2022 adalah 15.829 orang. Artinya lagi, seperempat karyawan Xpeng berfokus di AI.
Ini menjadikan Xpeng tidak sekadar perusahaan otomotif, tapi juga teknologi.
Kepastian perluasan ini diumumkan melalui surat dari Chief Executive He Xiaopeng kepada karyawan akhir pekan lalu.
Selain itu, Xpeng juga akan menginvestasikan 3,5 miliar yuan (USD486,36 juta) di penelitian dan pengembangan AI untuk mengemudi cerdas.
Ini karena Xpeng akan agresif, berencana merilis sekitar 30 produk baru atau model facelift dalam waktu tiga tahun.
“Menghadapi situasi makroekonomi yang pesimistis, banyak mitra bisnis yang mundur dan takut untuk berinvestasi. Saya kira ini adalah peluang untuk perkembangan kita,” ujarnya seraya menggambarkan tahun 2024 sebagai tahun pertama “babak knockout” bagi merek mobil Tiongkok.
“Pada 2024, kita akan melawan tren dan memasuki siklus positif berkecepatan tinggi pada kuartal keempat atau lebih awal,” beber He Xiaopeng.
Rencana ekspansi Xpeng ini kontras dengan para kompetitornya, yang justru berlomba memangkas biaya.
Ini karena permintaan terus menurun di pasar mobil China, yang disebut terbesar terbesar di dunia itu. Bahkan, ketika banyak pabrikan yang sudah memberikan diskon (termasuk Tesla).
Nio, pabrikan mobil listrik China lainnya, mengatakan pada November 2023 bahwa pihaknya akan memangkas tenaga kerjanya sebesar 10% untuk meningkatkan efisiensi di tengah meningkatnya persaingan.
Menghadapi permintaan yang lebih lemah di dalam negeri, produsen mobil di China memandang ekspor sebagai kekuatan pendorong pertumbuhan.
Namun, meningkatnya pengaruh China sebagai eksportir kendaraan menyebabkan perselisihan di luar negeri.
Kementerian Perdagangan China mengatakan awal bulan ini bahwa mereka akan mendorong industri kendaraan energi baru untuk menanggapi pembatasan perdagangan luar negeri dan bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan luar negeri, di tengah penyelidikan Eropa terhadap subsidi China untuk sektor tersebut.
Volkswagen mengatakan pada bulan Juli bahwa mereka akan menginvestasikan sekitar USD700 juta di Xpeng dan membeli 4,99% saham di perusahaan
tersebut.
“Tahun ini adalah tahun ke-10 Xpeng. Kinerja kita harus lebih dari dua kali lipat,”ujarnya.
Ini dilakukan sebagai upaya untuk bertahan dari industri otomotif saat ini yang berhubungan erat dengan teknologi. Bahkan, saat ini persaingan di pasar otomotif sudah disebut “berdarah-darah”.
Penambahan karyawan tersebut akan mewakili 25% perluasan tenaga kerja dari Xpeng , yang sebagian sahamnya dimiliki oleh Volkswagen. Artinya, angka ini besar sekali. Sebab, total karyawan mereka di akhir 2022 adalah 15.829 orang. Artinya lagi, seperempat karyawan Xpeng berfokus di AI.
Ini menjadikan Xpeng tidak sekadar perusahaan otomotif, tapi juga teknologi.
Kepastian perluasan ini diumumkan melalui surat dari Chief Executive He Xiaopeng kepada karyawan akhir pekan lalu.
Selain itu, Xpeng juga akan menginvestasikan 3,5 miliar yuan (USD486,36 juta) di penelitian dan pengembangan AI untuk mengemudi cerdas.
Ini karena Xpeng akan agresif, berencana merilis sekitar 30 produk baru atau model facelift dalam waktu tiga tahun.
“Menghadapi situasi makroekonomi yang pesimistis, banyak mitra bisnis yang mundur dan takut untuk berinvestasi. Saya kira ini adalah peluang untuk perkembangan kita,” ujarnya seraya menggambarkan tahun 2024 sebagai tahun pertama “babak knockout” bagi merek mobil Tiongkok.
“Pada 2024, kita akan melawan tren dan memasuki siklus positif berkecepatan tinggi pada kuartal keempat atau lebih awal,” beber He Xiaopeng.
Rencana ekspansi Xpeng ini kontras dengan para kompetitornya, yang justru berlomba memangkas biaya.
Ini karena permintaan terus menurun di pasar mobil China, yang disebut terbesar terbesar di dunia itu. Bahkan, ketika banyak pabrikan yang sudah memberikan diskon (termasuk Tesla).
Nio, pabrikan mobil listrik China lainnya, mengatakan pada November 2023 bahwa pihaknya akan memangkas tenaga kerjanya sebesar 10% untuk meningkatkan efisiensi di tengah meningkatnya persaingan.
Menghadapi permintaan yang lebih lemah di dalam negeri, produsen mobil di China memandang ekspor sebagai kekuatan pendorong pertumbuhan.
Namun, meningkatnya pengaruh China sebagai eksportir kendaraan menyebabkan perselisihan di luar negeri.
Kementerian Perdagangan China mengatakan awal bulan ini bahwa mereka akan mendorong industri kendaraan energi baru untuk menanggapi pembatasan perdagangan luar negeri dan bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan luar negeri, di tengah penyelidikan Eropa terhadap subsidi China untuk sektor tersebut.
Volkswagen mengatakan pada bulan Juli bahwa mereka akan menginvestasikan sekitar USD700 juta di Xpeng dan membeli 4,99% saham di perusahaan
tersebut.
“Tahun ini adalah tahun ke-10 Xpeng. Kinerja kita harus lebih dari dua kali lipat,”ujarnya.
(dan)