Gara-gara Bersaing dengan Tesla, Kekayaan Xpeng Melorot hingga 75%
loading...
A
A
A
BEIJING - CEO dan salah satu pendiri kendaraan listrik asal China, Xpeng, He Xiaopeng, dilaporkan kini memiliki kekayaan bersih sebesar USD1,4 miliar (Rp20,9 triliun), turun 75 persen dibandingkan tahun 2021.
Menurut Forbes, meski kekayaannya menurun, He Xiaopeng masih menjadi orang terkaya ke-2.048 di dunia.
Forbes, bagaimanapun, tidak secara spesifik menyebutkan bagaimana menghitung kekayaan He Xiapeng, tetapi dia memiliki 20,5 persen saham kelas A Xpeng per 31 Desember 2022.
Seperti dilansir dari Forbes, Minggu (4/6/2023), saham Xpeng mengalami pergolakan besar tahun ini setelah perusahaan merilis laba kuartal pertama yang mengecewakan pada Rabu lalu.
Sebagai catatan, pendapatan perusahaan turun 50 persen dibandingkan tahun lalu menjadi USD569 juta.
Kerugian bersih kuartal pertama perusahaan juga meningkat menjadi USD330.863 dari USD240.370 setahun lalu.
Di antara faktor utama kerugian Xpeng adalah karena perang harga antara pabrikan EV asal China dan Tesla.
Hal tersebut membuat Xpeng juga memangkas harga, namun diskon yang diberikan gagal menarik perhatian pembeli asal China.
Saham Xpeng di New York Stock Exchange ditutup 2,4 persen lebih tinggi pada USD8,20 pada Jumat sementara di Hong Kong Stock Exchange, saham Xpeng naik 0,2 persen pada Selasa.
Dalam perkembangan terkait, Xpeng masih memiliki rencana besar ke depan termasuk mewujudkan strateginya untuk mengekspor setengah dari kendaraannya ke luar negeri.
Menurut Forbes, meski kekayaannya menurun, He Xiaopeng masih menjadi orang terkaya ke-2.048 di dunia.
Forbes, bagaimanapun, tidak secara spesifik menyebutkan bagaimana menghitung kekayaan He Xiapeng, tetapi dia memiliki 20,5 persen saham kelas A Xpeng per 31 Desember 2022.
Seperti dilansir dari Forbes, Minggu (4/6/2023), saham Xpeng mengalami pergolakan besar tahun ini setelah perusahaan merilis laba kuartal pertama yang mengecewakan pada Rabu lalu.
Sebagai catatan, pendapatan perusahaan turun 50 persen dibandingkan tahun lalu menjadi USD569 juta.
Kerugian bersih kuartal pertama perusahaan juga meningkat menjadi USD330.863 dari USD240.370 setahun lalu.
Di antara faktor utama kerugian Xpeng adalah karena perang harga antara pabrikan EV asal China dan Tesla.
Hal tersebut membuat Xpeng juga memangkas harga, namun diskon yang diberikan gagal menarik perhatian pembeli asal China.
Saham Xpeng di New York Stock Exchange ditutup 2,4 persen lebih tinggi pada USD8,20 pada Jumat sementara di Hong Kong Stock Exchange, saham Xpeng naik 0,2 persen pada Selasa.
Dalam perkembangan terkait, Xpeng masih memiliki rencana besar ke depan termasuk mewujudkan strateginya untuk mengekspor setengah dari kendaraannya ke luar negeri.
(wbs)